webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
194 Chs

Part 165 - Apakah Ini Akan Berakhir? (2)

Mereka berempat, ternyata masih dalan dimensi mimpi. Menampilkan kisah-kisah yang tak terduga.

"Aku sudah pengin pulang!" keluh Nia.

"Aku pun. Aku ingin kembali," pungkas Ayya.

"Lihatlah, Ay. Itu tentang seseorang yang mirip namamu!" seru Oky dengan mata berbinar. Sebuat tatapan curiga Aksa turut melihatnya.

***

"Ay, lihat. Itu siapa?!!" ucap Ardi menunjuk seseorang yang mencurigakan. Seperti dikenalnya.

"Mana, Mas?"

"Itu... itu Irfan bukan, sih? Dari postur tubuhnya kayak Irfan deh."

"Masa sih, Mas? Apa mungkin dia juga nyari buku?"

"Kamu tahu dia suka baca buku?"

"Enggak aku cuma nebak."

"Mau kita samperin atau ndak?"

"Boleh. Mas kesitu dulu bentar, yah?"

"Iya, Mas."

Ardi melangkah perlahan. Laki-laki yang dicurigai sebagai Irfan itu menghadap berbalik. Ia menutup kepalanya dengan hodie hitam.

Begitu melihat Ardi hendak mendekat padanya, ia malah melarikan diri. Tanpa menghiraukan Ardi yang akan menepuk pundaknya, ia sudah berjalan keluar dari toko buku.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com