webnovel
#ROMANCE

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
194 Chs
#ROMANCE

Part 140 - Akhir Mimpi Ayya?

"Nggapapa, Nak. Ibu juga baik-baik aja. Tadi cuma jatuh dan agak sulit bernapas. Tapi sekarang sudah sehat. Rahsa lihat sendiri, 'kan?"

Rahsa tersenyum. Setelah beberapa saat membantu Ibunya meminum obat.

"Maafin Rahsa ya, Bu. Belum bisa jaga Ibu dengan baik. Rahsa selalu pergi pagi pulang petang. Tak ada di samping Ibu."

"Ibu yang minta maaf, Nak. Karena Ibu, kamu jadi yang harus bekerja.Sekali lagi maafin Ibu ya, Nak."

Rahsa menggelengkan kepala. Memeluk tangan Ibunya. Erat.

"Nak, di bawah laci sana masih ada barang kesukaan Ibu saat usia Ibu sepertimu. Nenek yang mengajari Ibu merajut, membuat kue, boneka kecil, dan benda kerajinan lainnya. Siapa tau kamu suka. Ibu titip sama kamu ya, Nak?"

Rahsa mengangguk.

"Masih ingat cara merajut?"

"Masih, Bu. Tapi perlu waktu lama. Ibu kan tau, Rahsa pulangnya jam segini. Mungkin agak sulit, tapi Rahsa akan coba."

"Jangan dipaksain, Nak. Di sana ada bahan lain. Kamu bisa coba semaumu. Makasih ya, sayang." Ibunya tersenyum.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com