webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
194 Chs

Part 121 - Apakah Aku Harus Kembali Padanya?

"Aku akan memulai darimana?"

"Besok aku mulai kuliah. Apakah aku perlu menghubungi Aksa?" Gundah Ayya sebelum terlelapnya.

***

Ayya kembali dalam mimpinya kesekian kali.

Seperti anak kecil yang mencari panutan di hutan rimba.

Tangisnya tak pernah terdengar kita. Lebih sering terdengar, oleh dedaunan dan gemerisik angin. Mungkin, sebab itu ia memilih bisu. Menajamkan telinga. Membuka mulut hanya untuk bicara dengan mereka: pohon dan bunga-bunga. Anehnya, seseorang mencecar, "Dasar, anak kecil menyedihkan!" Dia seperti tak punya mata untuk melihat diri, "Apa yang paling menyedihkan dari orang dewasa yang tak punya kepedulian pada orang lain?"Dialah yang paling menyedihkan.

Tak jarang, Kumala memikirkan itu. Ia merasa seperti tak dipedulikan sekitarnya. Terutama teman-temannya. Sebab itu, di sekolah ia sangat pendiam. Lebih memilih tak berkomentar apapun. Saat sudah tak kuat, ia akan memberontak, lalu pergi entah kemana.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com