Rama terbaring tak sadarkan diri dipangkuan Alice duduk di sofa panjang. Tangan mungilnya membelai wajah Rama yang dipenuhi luka lebam. Air matanya tak berhenti menetes membasahi pipi mulusnya mengenai wajah Rama yang tengah meringis menahan rasa sakit dibawahnya. Bohong dirinya puas dan senang melihat laki-laki yang sudah ia benci terkapar lemah tak berdaya dihadapannya. Justru hatinya sakit melihatnya.
"Kamu mencintainya, nak?" tanya Salim menatap sang puteri yang menangisi Rama.
Hanya suara isakan mengisi apartemen itu. pertanyaan yang sangat keras Salim tak mendapatkan jawaban, hanya sahutan isakan tangis saja menjawabnya. Semuanya terdiam tak ada percakapan diantara mereka.
"Aku tidak tahu apakah aku mencintainya sekarang, tapi aku tidak suka melihat dia seperti ini. hatiku sakit melihatnya." Batin Alice menunduk melihat Rama.
"Papah udah puas? Lihat jadi begini."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com