webnovel

Bimbang

setiap hari hanya bisa berharap.....

setiap hari selalu saja ingin berpapasan dan bertemu dengan nya walaupun hanya dengan menyapa dengan senyuman saja.

setiap hari hanya seperti itu hampa jika tiada.....,ingin rasanya menghindar agar cinta ini bisa kian terkikis hilang tapi bukannya menghilang malahan semakin sulit untuk dikendalikan, setiap Suri berangkat ke kampus dan satu hari saja tidak melihat sosok Raiz matanya selalu saja liar mencari kesana kemari tanpa bisa diarahkan,hatinya juga terasa sering kosong jika tidak Bertemu Raiz cinta dalam hati memang sakit, seandainya saja bisa rasa ini dibuang maka ingin sekali Suri menghapus jejak Rais di ingatannya.

bisa- bisa nya mencintai seseorang dengan begitu mudahnya walaupun hanya dengan tanpa sering berbicara atau bahkan mengenalnya juga secara ala kadarnya, tapi yang aku tahu aku bukan mencintai karena obsesi waktu itu yang aku tahu dia datang sebagai fitrah karena itu aku harus bisa menjaganya untuk tetap berjalan pada porsi dari sang pencipta skenario hidup,

"mungkin kami hanya dipertemukan tapi tidak akan pernah untuk saling dipersatukan"

pikir Suri dalam sambil menutup matanya dan menarik nafas dalam.

***

hari itu saat sholat berjamaah di musholah kampus jurusan ku sekaligus lagi aku melihatnya ,,, dia Raiz masih sosok yang sama yang membuat hati suri bimbang tidak tentu arah dia masih melekat dengan ciri khasnya jam tangan merk ternama silver di tangan kanannya a ransel hitam di pundaknya dan tangan kiri nya yang sebelah kiri ia masukkan ke saku celananya yang berwarna hitam karena saat itu ia mengenakan seragam dihari kamis.

Rais masih berbincang dengan teman-temannya sambil berjalan menuruni anak tangga yang sempit sedangkan aku yang hanya bisa menyaksikannya dari balik punggungnya dengan terus berharap Raiz berbalik dan menatapku walau hanya untuk sekali saja.

tapi itu tidak akan pernah terjadi kawan.

di samping ku Rena dan Gita berbincang dengan antusias sambil berbisik untuk terus membicarakan ketampanan Raiz sang pangeran tampan.

"gila git sempurna banget temen Lo itu, meleleh nih jadinya, mau donk satu yang kayak dia ...hihi ehhh jangan dia saja kalau boleh, aku mau dia ."jelas Rena sambil bercanda tapi sedang berharap sungguhan

" eh di kelas gue Raiz itu lagi ngedeketin Meira tauk' elo mau saingan sama meira?" celetuk Gita

" yah Meira sama gua sebelas dua belas kali," menggambarkan bahwa mereka tidak jauh berbeda

" iya deh yang cantik tapi elo udah punya mezu kali Ren, inget jangan jadi playgirl deh."

" ih kami kan masih dalam tahap penjajakan, kalau ada yang lebih baik kenapa tidak memilih yang lebih baik."

" eh tapi kayaknya enggak mungkin deh,soalnya Raiz kayaknya serius deh sama Meira dia sayang banget sama Meira sampai kayaknya dia gak rela kalau Meira kenapa-napa, baru tiga hari yang lalu Meira jatuh dari motor karena jatuh di jalan raya dan kaki Meira waktu itu luka sampai harus dijahit beberapa jahitan saja si sebenernya, tapi Raiz khawatir banget,Sampek rela-relain Raiz ambil mobil langsung pergi jemput Meira terus bawa Meira ke rumah sakit Sampek dia harus ninggalin jam kuliah donk."

" cewek mana lah yang enggak meleleh sama perhatian Raiz gitu."kata Rena lesu

" padahal dari gosip yang beredar sebelum dekat dengan Raiz Meira lebih dulu Deket sama temen kelas gue itu si Billi, tapi sekarang mereka renggang eh digantikan deh sama Raiz...beruntung banget tu si Meira."

jelas Gita lagi

" wih... gila juga ya tu cewek... sekali libas langsung dapet dua,, cek cek, padahal gua kira si Raiz itu bakalan suka sama cewek macam Suri gini yang alim, pendiem, pinter lagi juga gak neko-neko terus jilbaber gtu deh, secara si Raiz kan alim banget tuh, tapi taunya malah sama Meira. jadi gak semangat ngeliatnya.

mendengar perbincangan mereka tiba-tiba Suri terdiam dalam hati dia benar-benar seperti tersambar petir jiwanya dingin tapi raganya panas tidak karuan hatinya tiba-tiba melow ingin menangis tapi untuk apa,,,, karena pada dasarnya Raiz tidak pernah menyakitinya

Suri hanya bisa menarik nafas dalam dengan maksud ikhlas bahwa benar-benar hatinya porak poranda sesekal ia menelan ludah yang mulai mengering dalam hati kemudia Suri mengucap kalimat istighfar untuk meminta ampun ke pada rabbnya karena telah lancang mencintai Raiz dengan diam hingga akhirnya ia merasakan sakitnya sekarang

" dasar gadis aneh makanya jangan jatuh cinta sembarangan"gumamnya lirih

"Suri beberapa kali gua ngeliat elo ngobrol sama Raiz, kalian kan beda kelas tapi kayaknya elo tau soal Raiz? tanya Rena

kemudia Suri berpaling dari lamunannya.

"oh itu, tidak kami hanya teman satu Risma pengajian remaja kami sering ketemu disana cuma itu saja," jelas singkat Suri yang mulai tidak mood

" oh, padahal kalau sama elo gua lebih ikhlas dibanding Raiz sama Meira, walaupun dia cantik tapi nilai elo jauh lebih sempurna penilaian gua buat elo." jelas Rena datar

" hati yang memilih Ren, bukan nilai yang menentukan. karena kalau orang sudah jatuh cinta orang yang nilainya saja 6 bisa berubah menjadi 9 ". jelas Suri mencoba tenang walaupun perih,dalam hati Suri membatin lagi

"dia sudah memiliki dunianya sendiri yang berbeda dengan dunia ku, mana mungkin kami akan bersatu". pikir Suri lebih dalam