webnovel

ikhlas demi siapa?

kalian tahu rasanya mencintai tapi tidak mendapatkan balasan itu kembali,,,,,

hanya bisa tersenyum senang sendiri tapi sebenarnya sepi,,

langkah demi langkah harus tetap dilewati,,,,

walau tanpa balas kasih dari kekasih yang mencinta lain kekasih,,,,,,

seperti aku yang akan tetap kosong melewati hari demi hari yang hanya bisa menanti,,

seperti aku yang kosong melewati detik demi detik yang singkat terasa hambar sehingga berjalan nya waktu yang berubah begitu sangat lama karena proses penantian.

pagi itu kami kuliah umum bersama mata kuliah pengisi dosen luar kalau tidak salah.

kebetulan Suri dan Raiz lah sebagai Sipen Dosen mata kuliah patofisiologi sebagai pengisi Dokter spesialis penyakit dalam Anton nama disamarkan.Raiz yang menghampiri Suri bermaksud berdiskusi tentang dokter anton

" mbk gimana dosen kita jadi masuk gak beliau siang ini?,

aku beberapa kali ngehubungi beliau tapi gak diangkat juga," jelas Raiz kepada ku

" ini mas aku barusan juga menghubungi beliau tapi belum ada balasan juga, mungkin menurutku tunggu 15 menit lagi , siapa tau beliau balas massage." jelas Suri

" iya sudah tunggu dulu aja, nanti kalau beliau sudah kasih kepastian , bilang ya ."

" iya mas oke. " jawabku lagi

tapi belum lama Suri mengiyakan tiba-tiba telfonnya berbunyi menandakan ada panggilan masuk, ternyata dari dosen yang ditunggu

" mas....,"

panggil Suri pada Raiz yang kemudian Raiz menoleh dan berjalan ke arah Suri kemudian Suri menunjukkan layar ponsel nya yang masih jadul kala itu ke pada Raiz dan lalu Raiz mengisyaratkan supaya Suri mengangkat telfon dari dosen Anton dengan melalui isyarat tangan nya Raiz, dan diikuti anggukan kepala Suri menandakan ia menuruti Raiz

" hallo, bapak assalamualaikum...." jelas Suri pada suara yang ada di telfon

" Waalaikumussalam , nak bapak hari ini sedang sibuk di rumah sakit dan Ndak bisa ngisi kuliah patofisiologi kalian." jelas nya

" oh iya bapak," jawab nya singkat dengan Sopan

" diganti kuliah di hari lain saja ya nak."

" oh enggeh pak kira-kira bapak senggang nya dihari apa ya pak?"

" dihari Sabtu pagi saja ya jam 10 ."

"maaf bapak sebelumnya saya ulang berarti jam kuliah hari ini kosong diganti hari Sabtu jam 10 pagi ya pak, "

ulangi suri sambil fokus matanya menatap Raiz yang sedari tadi juga fokus memperhatikan di depan Suri

" iya nak.'

" baik pak terimakasih ya pak, assalamualaikum." tutup Suri senang sambil menatap Raiz sumringah dibalas juga senyuman hangat Raiz yang sepertinya juga senang karena siang hari ini jam kuliah ternyata kosong,

"kosong ya." jelas Raiz lagi

" iya mas, pulang nih berarti."

" loh enggak ada kuliah praktek to?" tanya nya

" enggak mas tadi praktek nya sudah dimajuin tadi jam 10." sambil senyum Suri menjawab

" oh ya sudah oke sippp." kata Raiz sambil mengacungkan jari jempol nya menandakan ia setuju kemudian mereka menutup obrolan dan berpisah.

setelah percakapan itu tiba-tiba Suri sedikit berfikir serius

dia ingat beberapa kali saat berbincang dengan nya, Raiz sepertinya berbeda saat memperlakukan perbincangan dengan Suri lebih lembut lebih sopan dan lebih mengagungkan Suri terbukti beberapa kali berbincang tidak pernah sekalipun Raiz memanggil namanya kecuali dengan panggilan Mbak , bahkan sering kali Raiz berbicara kepadanya dengan wajah sesekali menatapnya lalu menunduk atau bahkan memalingkan wajah ke arah samping, jika terbaca gelagat nya ,,,seoleh -olah sedang menghindari tatapan Suri saat berbicara padahal jika Raiz sedang berbicara dengan orang lain termasuk wanita sekalipun tidak pernah Raiz melakukan tindakan itu. suri hanya bingung memikirkan itu, mungkinkah Raiz hanya melakukan itu hanya untuk menjaga pandangan atau melakukan itu karena merasa jijik jika harus menatap wajah Suri yang buruk rupa atau ada hal lain yang sengaja Raiz lakukan karena demi menjaga perasaan pasangan nya yaitu Meira.

tapi kemudia Suri ingat jika Raiz sedang berbicara kepada wanita lain juga Raiz bersikap biasa , ia melakukan kontak mata dengan biasa ,

tetapi kenapa hanya kepada Suri lah perlakuan Berbeda itu terasa sangat nyata.

(Bagi pembaca adakah kalian tahu dengan perlakuan berbeda itu, dan mengapa ?....

bahkan sampai sekarang 13 Des 2019 pun penulis juga tidak pernah tahu jawabannya)

Suri hanya bisa terdiam ,sekali lagi ia merasa rendah diri dan merasa dirinya begitu buruk.

apakah ia begitu menjijikan sampai untuk ditatap saja ia tidak pantas.

sekali lagi ia hanya terdiam ...sakit rasanya memang tapi harus bagaimana lagi itu lah takdir dari penulis indah skenario yaitu Allah jika dia harus ditaqdirkan sebagai gadis biasa yang tidak cantik parasnya, wajarlah jika banyak orang yang enggan untuk menatapnya

"aku ikhlas "

"aku hanya bisa ikhlas"

"aku harus ikhlas"

"tapi ikhlas yang bagaimana aku juga tidak tahu, ilmu ikhlas itu sangat sulit,...

bahkan terkadang aku bertanya ikhlas itu untuk siapa pada akhirnya?...

tiba-tiba lamunannya dibuyarkan oleh panggilan

" Suri ayok pulang"ajak Rena yang sudah selesai berkemas

*******

malam menjelang bintang yang bersembunyi di balik gelap nya awan mendung di malam hari, bulan yang enggan bersinar pun ikut menambah dingin malam yang bertambah sunyi,

suara angin yang berhembus diantara dedaunan menciptakan bunyi khas yang terdengar merdu ...

Suri hanya berdiri mematung sambil menyaksikan kilatan lampu- lampu rumah dan jalanan yang padat karena di lingkungan kota dengan ramai penduduk sehingga menambah indah suasana saat itu , rambut yang tergerai panjang dibawah bahu terbang lembut terbawa angin sehingga sebagian menyapu wajah sendu yang sedang melamun menambah manis nya wanita ini dengan mengenakan piyama boneka panda selutut warna kuning tanpa lengan yang imut sama seperti orangnya hihi.

terlintas rindu pada ibundanya yang tinggal jauh disana ingin rasanya pulang untuk menemani ibunya yang dirumah sendirian , ingin memijat punggung ibunya, ingin memasak untuk ibunya, ingin menyelimuti ibunya ketika hendak tidur .

itulah rutinitas Suri di rumah dulu selain sekolah. ia sangat menyayangi ibunya karena ibunya adalah orang tua satu satunya yang membesarkannya sejak dia masuk SD karena ayahnya telah meninggal karena sakit .

ingat kah kalian tentang lirik lagu ini

" sebening tetesan embun pagi"

"secerah sinarnya mentari"

" bila ku tatap wajah mu ibu, ada kehangatan di dalam hatiku."

"air wudhu selalu membahasahi mu"

"ayat suci selalu di kumandangkan, suara lembut ...."

kalimat itu sangat menyentuh sebagai penggambaran bahwa ibu ...ibu....ibu adalah malaikat yang dikirim ke bumi oleh Allah untuk anak-anaknya .

cobalah kalian merenung kawan ....