webnovel

Adisi

Dalam istilah Kimia reaksi Adisi adalah reaksi pemutusan ikatan rangkap. (Pengubah ikatan rangkap menjadi ikatan kovalen/tunggal) Dimana di cerita ini harus bisa memilih satu dari dua orang. Karena, Tidak ada dua wanita dalam satu hati seperti halnya tidak ada dua Tuhan dalam satu kehidupan. Tak kalah menarik dari percintaan dan juga persahabatan. Tentang kekeluargaan yang begitu harmonis dalam setiap memecahkan masalah. Dari sini kalian juga akan belajar langkah apa saja yang harus kamu ambil ketika mendapatkan sebuah masalah yang kecil maupun masalah yang besar.

Ervantr · Real
Sin suficientes valoraciones
354 Chs

Mulai mengerti

Bumi diciptakan bulat agar sejauh kau pergi tujuanmu tetaplah aku.

Sesampainya di rumah aku pun mengecek handphone berharap ada WA masuk dari Bunga. Ternyata aku salah Bunga tidak ada kabar sama sekali dan aku mencoba untuk menghubunginya.

WhatsApp

Bunga

Halo, apa kabar masih idupkan?

20:19

Eh baik kok ini gue tiduran dikamar, lu dimana?

20:23

Gue barusan juga sampai rumah

20:26

Habis darimana aja lu baru balik

20:27

Tadi biasa kumpul

20:29

Yaelah udah makan sama minum obat?

20:35

Deg, kenapa bisa se-nyaman ini ngobrol gak jelas dan juga dia perhatian banget.

Hehe udah kok barusan, tidur sono Superman jalanan jam segini udh tidur woi

20:55

Bunga pun tak membalas pesan dariku mungkin dia sudah terlelap dalam tidurnya, tak lama kemudian aku juga tertidur ya mungkin efek obat yang membuat ngantuk berat.

***

Kringgg.. kringgg

Alarmku pun berbunyi menunjukkan pukul 04:00 ya aku menyetel alarm itu untuk bisa bangun melaksanakan kewajiban yaitu sholat subuh. Dan aku langsung bergegas mengambil air wudhu, sehabis sholat pun aku kembali tertidur karena rasa kantuk yang belum hilang karena obat.

"Den, udah jam 6 masuk sekolah kan hari ini?" Ucap Bu im yang membangunkanku.

"Haaa.. apaa udah jam 6???" Jawabku yang kaget setelah melihat jam dinding.

"Iyaa den udah jam 6"

"Kenapa nggak dibangunin lebih awal bi, kalo telat gini gak bisa ketemu Bunga dijalan"

"Maaf den, tadi bibi lihat sudah bangun jam 4 tadi nggak tau kalo tidur lagi"

Aku pun langsung menuju ke kamar mandi dengan mandi sekitar 5 menit berharap masih bisa ketemu si superman itu di jalanan.

"Den ini sarapan nya udah siap" Ucap Bi im

"Bisa dibungkus aja gak bi soalnya buru-buru nih"

"Bisa itu mah den siap atuh" Jawab Bi im

Ternyata aku terlambat dan tidak bertemu dengan Bunga sama sekalipun di jalanan dekat rumahnya. Aku pun melihat jam ternyata sudah menunjukkan jam sekolah.

"Kemana aja lo baru dateng?" Tanya dona.

"Bukan urusan lo, itu kenapa ada yang duduk disana?" Jawabku yang menunjuk ke arah Selsa.

"Gue nungguin lo Nad"

"Emang lo siapa gue? Sok nungguin!"

"Darimana aja kok baru dateng? Gue khawatirin lo takut kenapa-kenapa"

"Bukan urusan lo" Jawabku dan bertanya pada Rian, "Lo liat gue gapapa kan yan?"

"Iyaa gapapa kok" Jawab Rian.

"Berarti cewe itu butaa kali ya"

"Gue gak buta Onad!" Bentak Selsa.

"Yang kemarin-kemarin lu bonceng siapa? Temen?" Tanya Selsa padaku.

"Gue udah bilang bukan urusan lo ngerti gak sih?!"

"Gue kan cuma pengen tau:("

Brakk. Aku membanting buku yang berada di dekat Rian ke arah meja.

"Inget lo bukan siapa-siapa gue, jadi gausah tau tentang gue, lo tau arah keluar?" Jawabku sambil menunjuk pintu keluar.

Dan seketika mereka sibuk dengan urusan masing-masing.

"Lo gak boleh gitu sama cewek Nad" Ucap Dona.

"Lah emangnya gue salah apaan njir"

"Lo bentakin Selsa kayak gitu bikin dia sakit hati woi!"

"Ya bagus dong dia jadi gak deketin gue lagi, gue cuma mau baik sama orang yang gue suka" Jawabku santai.

"Siapa? Cewek yang kemarin itu?" Tanya Dona.

"Yang kemarin siapa maksud lo?"

"Alah lo gausah berlagak gak tau deh Nad, gue udah liat lo!"

"Oh maksudmu Bun itu?"

"Namanya Bun?"

"Bunga. Yang boleh panggil Bun cuma gue doangan"

"Bun panggilan sayangnya kali ya"  Timpal Rian dengan santainya.

"Lo udah jadian sama dia?" Tanya Mail.

"Lah gue belum jadian njir" Jawabku sambil memainkan Smartphone, "Gini ya panggilan sayang itu nggak harus jadian juga bisa, lagian yang udah jadian percuma nggak dari hati panggilan sayangnya haha"

"Idih sok bijak sekali lo!" Sahut Dona.

"Gue setuju sama lo Nad!" Jawab Mail dan Rian.

"Yaudeh gue mau cabut ke kantin laper" Jawabku sambil memegang perut.

"Oke sip" Jawab Dona.

Aku telah melupakan langit, dan telah memilihmu sebagai laut.

"Nad, ayo sholat" Ajak Dona.

Aku adalah orang yang lupa waktu jika sudah dengan kesibukanku bermain Smartphone.

"Bentar selesain ini baru juga draft pick"

"Woi katanya lu mau tobat? Buruan cepet sholat udah adzan" Bentak Dona lalu ia duduk kembali di sebelahku, "Dunia sudah memasuki akhir zaman gaes, orang-orang diajak sholat sudah mulai susah"

"Dah tuh mulai dah ceramahnya, lu sih Nad!" Jawab Rian.

"Gue kenapa orang gue juga mau sholat habis nyelesain ini game"

Tiba-tiba ada orang yang lewat di seberang jalan.

"Kenapa mata lo merhatiin dia mulu? Lo suka?" Timpal Rian.

"Gue punya mata"

"Gue perhatiin lo suka deh liatin si Hanabi itu"

"Liatin belum berarti suka woi!" Jawabku dengan tegas.

"Dia adek kelas Nad kalo lu suka tinggal bilang aja repot" Ucap Mail.

"Gue gak sukaa! Gue udah punya gak bakalan lagi tergoda!"

"Siapa yang lo punya? Sindi? Selsa?" Tanya Mail kembali.

"Idih amit-amit dah, lo gak perlu tau yang terpenting bukan Sindi ataupun dia tuh! Aku kembali menatap layar Smartphone, "Gara-gara lo gue jadi banyak matinya gak fokus lah!"

"Itu tandanya lu suruh sholat Nad, yaudah kuyy" Jawab Dona dengan sedikit ketawa.

"Lo sih bikin gue ngomong mulu!" Aku memasukkan Smartphone ku kesaku celana, "Yaudah kuy"

"Kemana?" Ucap Rian.

"Katanya mau sholat gimana si jadi kaga?" Dan aku mendengar suara dan mengecek Smartphone, "Eh bentar gue liat ini dulu penting"

WhatsApp

Bunga

Onad jangan lupa sholat ya, maaf baru ngabarin tadi pelajaran hehehe

12:17

Dan aku pun langsung sumringah membaca pesan tersebut lalu melanjutkan jalan untuk ke Masjid melaksanakan Sholat.

Terkadang hujan turun tanpa mendung, dia hanya rindu dengan bumi.

Setelah selesai sholat pun aku membalas pesan dari Bunga.

WhatsApp

Bunga

Iya sudah kok barusan, gue mau pulang pala pusing

12:43

Sedari tadi kepalaku terasa sangat pusing sekali. Ya mendengarkan ocehan teman-temanku malah membuat tambah pening.

Andre, Mail, Dona, Rian ya teman-temanku menang sering datang kerumahku dan ia berniat untuk menjengukku selepas pulang sekolah.

"Lo kenapa lagi sih Nad?" Tanya Dona.

"Tumben banget sih lu bisa sakit kayak gini woi" Sambung Rian.

"Alah gue gak sakit cuma males di sekolahan" Jawabku yang berbohong.

"Yee kalo gitu mending gue ikut tadi" Ucap Rian kemudian.

"Lo udah makan? Noh kalo belum ada roti" Jawabku yang kemudian aku mendengar suara Handphone ku berbunyi.

WhatsApp

08123456789

Apa kabar?

15:30

Dan aku pun tak membalasnya, kemudian Smartphone ku kembali berbunyi.

Udah lama kita gak baku hantam

#Mooniyan

15:35

Dan aku pun merasa seperti direndahkan harga diriku dan langsung pergi dari rumah.

"Lo mau kemana Nad" Tanya Dona.

"Ada yang ngajak gue ribut"

"Siapa woi beraninya dia menantang cih" Jawab Rian.

"Gue gatau nih dapet whatsapp dari moniyan"

"Alah gak usah di ladenin Nad, paling cuma nyari sensasi aja sama lo" Jawab Dona.

"Lah nyari sensasi gimana lagi woi"

"Lo mesti lagi sakit juga kan? Alah gue tau lo gak usah bohong sama gue, mending lo tiduran aja sono sama chattingan sama Bun lo itu" Ucap Dona.

Dan setelah berpikir memang ada benarnya, ngapain kesana untuk baku hantam akan membuat keadaanku semakin parah dan Bunga bisa tidak suka dengan perilaku ku ini hm.

"Gimana kalo lo berangkat gue ikut lo" Tanya Rian.

"Gue juga ikut" Ucap Mail.

"Aplaagi aku ikut dong" Sambung Andre.

"Gue bingung katanya Bunga mau kemarih"

Jawabku.

"Yaudah kalo dia mau kemari gue pulang aja dah" Jawab Rian.

"Gue juga ikut pulang" Ucap Mail.

"Don lu tetep dimarih ya, temenin gue" Jawabku.

"Nah gitu dong, iya gue tetep di rumah lu"