Disebuah kerajaan yang indah terdapat seorang wanita yang bernama Hoshigaki Nezuko yang sangat ahli dalam bidang sihir sehingga semua jenis sihir bisa digunakan, dan dia ingin mengikuti jalur kedua kakaknya yang berubah menjadi iblis Membunuh banyak orang untuk menjadi raja iblis dan dari iblis itu dia bisa mempelajari banyak jenis sihir yang unik sekaligus berbahaya Pada akhirnya dia memilih untuk menjadi ratu dari para Succubus, dan dengan sihirnya yang unik bisa menjadikan wanita menjadi Succubus hanya dengan air liurnya saja. Mampukah dia untuk mempelajari sihir yang belum dia tau?
Dengan rambut pendek hitam aku sedang memakai baju biru dan celana pink dengan memakai jubah berwarna hitam sebagai penambah mana dan topi segitiga berwarna merah tua sebagai penambah damage.
Saat ini aku sedang berada di rumah dan melakukan persiapan untuk menjelajahi salah satu dungeon yang berada di luar kerajaan bersama kedua kakakku dan aku sedang mencari senjataku yang berupa Wand didalam kamarku dengan ekspresi yang panik akhirnya aku menemukan senjataku yang ada di bawah kasur.
Wand senjataku itu berbentuk tongkat dengan panjang 1 meter dan diatas tongkat itu terdapat bola sihir yang berwana merah untuk meningkatkan kapasitas manaku dan meningkatkan damage kepada siapapun yang menerima seranganku.
Setelah menemukan senjataku aku langsung berjalan kearah mereka berdua dengan membawa senjataku dan menggendong ransel yang cukup besar, didalam ransel itu terdapat makanan dan Potion yang banyak untuk persiapan saat menemui Monster ditengah jalan.
Aku menatap kakakku yang bernama Haruka dengan tubuhnya yang kekar itu dia cocok menjadi seorang tank dan dia sedang memakai armornya.
Lalu berpindah ke kakakku yang bernama Yukine dengan fisiknya yang sangat berbeda dengan Haruka tapi dia memiliki kepintaran diatas rata-rata orang yang ada disini dan dia sedang mencoba busurnya yang telah siap.
"Bagaimana tentang potionnya?" Tanya kakakku Yukine kepada kita berdua.
"Sudah aman semua tenang aja" jawab kakakku Haruka.
"Gimana denganmu Nezu?" Tanya Yukine padaku.
"Tunggu sebentar dulu ah aku masih bingung untuk memilih Potion ini" jawabku dengan suara yang sangat panik.
"Pilih aja itu vial healing sama flask mana aja, cukup kan?"
"Iya udah iya"
Setelah itu kami langsung keluar dari rumah saat itu sedang siang hari dan matahari tepat diatas kepala.
Jarak antara dungeon dan kerajaan itu sangat jauh sekitar 100km dan di 10 km ada kota, itu menurut yang aku dengar.
Disaat perjalanan menuju keluar kota kami bertemu penjaga dengan armor besi dan membawa tombak, mungkin dia sedang berpatroli, dan dia bertanya pada kami.
"Kalian semua mau kemana?"
Lalu Haruka menjawab "kami mau ke dungeon untuk menambah level dan tentu saja uang Haha" lalu Haruka tertawa.
Diikuti penjaga itu yang tertawa juga Dan bilang "Haha kamu banget ya Haruka dasar serakah"
"Apa salahnya serakah coba?"
"Ya tidak ada juga"
"Baiklah kalo gitu kami permisi untuk ke dungeon dulu" Yukine berkata seperti itu agar tidak terlalu lama disini.
"Silahkan"
Setelah berjalan tak jauh dari tempat itu aku mulai menggoda Yukine.
"Kak Yukine coba liat pakaianku, bagus kan kak?"
"Apaan si?"
"Bagus kok Nezuko" Haruka yang menjawab pertanyaanku pada Yukine dengan mengacungkan jempol kanannya.
Tak lama kemudian kami bertemu slime yang tidak terlalu kuat dan berwarna merah.
Slime merah kebal dengan api dan lemah terhadap air jadi aku harus menggunakan sihir air untuk mengalahkan slime itu. Info ini aku dapat dari buku sihir yang sangat tebal dan ada info tentang semua monster yang ada di dunia ini.
"Kalian berdua jangan gunakan senjata menggunakan senjata dengan api karena itu bisa membuatnya terkena heal" kataku dengan keras dan memberitahu mereka berdua.
"Oke kalo gitu" kata mereka berdua bersamaan.
Untuk senjata tidak ada yang memiliki elemen air jadi untuk senjata harus memakai ice dan lumayan efektif saat menghadapi Monster tipe api.
Disaat membunuh slime seperti ini harus menghancurkan sampai ke intinya atau langsung tusuk intinya, dengan begitu slime akan mati.
"Nezu Serang langsung pake sihir es terdingin yang ada dan Haruka setelah Nezu menyerang langsung hancurkan inti slime itu agar langsung mati" instruksi dari Yukine
"Baiklah" kataku dengan cepat
"Oke"
Aku langsung mengulurkan tangan kananku yang memegang Wand dan seketika aku langsung menutup mataku agar fokus saat membayangkan bentuk es yang berbentuk kotak dan sangat padat.
Dan perlahan es itu terbentuk dengan sangat baik. Saat aku membuka mataku es itu sudah terbentuk dan Haruka sedang diserang oleh slime itu dan aku langsung melepaskan sihir es itu dan langsung melubangi slime merah nya dengan sangat dalam sehingga inti dari slime terlihat, lalu Haruka dengan sangat mudah menghancurkan inti slime nya dengan satu tusukan saja.
"Hore kak Haruka hebat banget deh" kataku dengan semangat.
"Kak Yukine juga pintar banget kok" imbuhku
"Sudah lah ayo lanjutin jalan lagi" kata kak Yukine dengan dingin.
Setelah membunuh slime aku minum satu Potion manaku sambil melanjutkan perjalanan, ditengah perjalanan hari sudah mulai sore.
"Yah udah sore aja"
"Yasudah kita harus bermalam disini" kata Yukine padaku.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Kata Haruka dengan senyuman dan sedang bingung.
Kami ingin bermalam pinggir hutan.
"Haruka cepet cari kayu atau ranting untuk membuat api unggun di hutan sana."
"Tapi tunggu aku mau lepas armor ini, berat banget rasanya"
Haruka melepas armor dan dia langsung pergi kedalam hutan dengan membawa pedangnya.
Aku mengepalkan tangan kiriku dan merapalkan sebuah mantra.
"Mini light"
Lalu aku membuka tangan kiriku dan sebuah cahaya kecil keluar dari tanganku.
Aku menggunakan sihir cahaya untuk menandai keberadaan kami.
"Kapan si kak Haruka kembali, ini menguras manaku."
Tidak lama kemudian disaat hari sudah gelap kakakku Haruka melihat cahaya dari hutan dan langsung menuju kearah cahaya itu sambil membawa ranting yang sangat banyak.
"Hey nezu bisakah kamu enchant busurku agar bisa memberikan damage tambahan?" Yukine tanya padaku dengan wajah memohon.
"Buat apa kakak? Toh juga kamu jarang pake kan?"
"Dari dulu kamu selalu riset dan riset jadi lihatlah"
Setelah itu kakakku Haruka datang dari hutan.
"Wah kak Haruka hebat dapet ranting banyak" aku memuji Haruka dengan mata berbinar.
"Jadi gimana dengan senjataku Nezu?" Tanya Yukine padaku.
"Mending gak usah deh, males tau"
"Baiklah kalo gitu" sambil mengambil nafas berat.
Lalu Yukine bertanya pada Haruka dan menghilangkan kecewanya padaku.
"Mana kayunya taruh ditengah sini" kata Yukine lalu dia menatapku.
"Apa?!" Kataku dengan nada sedikit membentak.
"Hey gunakan sihir apimu sekarang untuk menyalakan ini"
"Yaudah kalo gitu"
Sebelum menggunakan sihir api aku langsung meminum satu Potion manaku lagi manaku hanya terisi setengah tapi walaupun begitu dengan mana yang banyak aku bisa menggunakan sihir api.
Aku bisa menyerang musuh dengan tanganku tapi lebih efektif menggunakan Wand. Jadi aku gunakan jari telunjuk kananku agar tidak ada ledakan.
"Mini flame"
Setelah itu aku langsung menunjuk tumpukan kayu yang ada di depanku dan langsung terbakar.
Setelah membuat api unggun kami pun makan malam.
"Kakak kakak, aku bisa bunuh Hobgoblin dengan tangan loh"
"Aku gak percaya" kata Yukine dengan sangat dingin.
"Mau taruhan? Kalo aku bisa bunuh Hobgoblin itu kakak bayar aku 1 koin platinum, gimana?"
"Oke tapi kalo gak kamu juga harus bayar aku 1 koin platinum, deal?"
"Dea..."
"Hey, jangan taruhan lah, itu gak baik loh!!!" Kata Haruka dengan nada membentak.
Setelah makan aku langsung masuk kedalam tenda dan tidur.
Keesokan paginya aku dibangunkan oleh kakakku Yukine dengan lembut.
"Hey Nezu udah pagi saatnya bangun katanya mau kedungeon" sambil menggoyangkan tubuhku.
"Huummhhhh~"
"Susah bangun kah?" Kata Haruka
"Coba kamu bangunin aja"
"Ok"
"Hey bangun sialan udah pagi mau ke dungeon tidak" Haruka berteriak di telingaku aku yang kaget pun secara reflek langsung memukul wajahnya.
Setelah bangun aku langsung membuat sihir air.
"Water wall"
Terbentuk tembok air yang tipis tapi bisa buat cuci muka dan minum dipagi hari.
"Detect aura"
Sihir itu digunakan untuk mendeteksi energi sihir.
"Aaaaaa!!!!!!! Ceroboh banget aku cuma bawa mana 200 sialan" teriakan ku yang keras membuat mereka berdua kaget.
"Udah nanti beli di kota lah sekarang minum secukupnya aja sambil makan ini" Haruka bilang padaku dan memberikan sekantung apel.
"Kalo kenyang harusnya bisa regen mana kan?" Tanya Yukine padaku sambil merapikan tenda semalem.
"Emang bisa, tapi lama banget loh"
Karena aku yang ceroboh aku hanya membawa 205 flask yang biasanya membawa 450 atau lebih sudah aku minum 2 jadi tinggal 203 mana flask yang tersisa.
Setelah itu aku langsung memakan apel yang dikasih Haruka dan melanjutkan perjalanan.
"Hey kak haru, kemarin Nemu pohon apel kah di hutan saat mencari kayu"
"Iya emang, disana ada banyak pohon apel jadi aku ambil aja 2 pohon apelnya, ini tasku sampai penuh apel"
"Eehhh bodoh banget sumpah ntar kalo dapet item dari musuh gimana haaaa!!!!!!" Yukine bilang gitu dengan nada marah.
"Kan ada Nezuko" jawab Haruka dengan sangat santai seperti tidak terjadi apapun.
Aku dari tadi memakai sihir yang bisa mendeteksi mana musuh dan setelah itu aku merasakan tiga monster.
"Stop, aku merasakan ada seperti energi monster berkulit hijau kemungkinan Goblin atau Orc dan Ada 3 makhluk berkulit hijau berada di balik bukit ini tapi aku tidak bisa merasakan energi manusia Disana"
"Yosh Nezu kamu Gunakan fire ball dengan api terpanas setelah itu kalo ada monster yang masih hidup Haruka nanti kamu taunting monsternya"
Aku dan Haruka menganggukkan kepala, aku langsung mengangkat tangan kananku hingga diatas kepalaku dan aku menggunakan api biru setelah jadi api birunya dengan besar lalu aku langsung melemparnya kearah monster itu.
Setelah itu 2 Goblin mati dan terlihat menjatuhkan 4 keping koin perak setiap Goblin, dan masih tersisa 1 Orc yang sudah sangat sedikit darahnya karena aku lempar api biru.
Orc itu langsung mengincar aku dan langsung di taunting oleh Haruka dengan skillnya sebagai tank. Dia tidak bisa menyerang selama 5 detik setelah taunting dan langsung dipanah oleh Yukine dan terkena kepala Orc itu, Orc itu langsung mati dan menjatuhkan 20 keping koin perak.