Tiba - tiba lelaki itu datang melamarnya, lelaki yang baru saja dia kenal seminggu. Apalagi setelah Sania tau bahwa dia tidak mengerti agama. Bagaimana takdir cinta mereka?
Seorang gadis berlari saat hujan deras dengan kencangnya menyusuri jalan sambil menangis menuju rumahnya. Ia sangat terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar, bahwa orang yang paling ia cintai Omnya yang merawat sedari saat sekolah dasar telah meninggal. Hatinya sangat hancur mendengar itu semua.
Sesampainya dirumah ia segera terduduk di samping jenazah Omnya dengan wajah yang sangat pucat ia menangis sejadi jadinya
"Om Farhan kenapa, om ninggalin aku" ucap Sania menangis sambil memeluk Jenazah omnya.
"Sania, cukup kamu menangisinya, kasian om kamu disana" ucap Tante Rina menenangkan Sania.
Tante Rina membawa Sania untuk masuk kedalam kamar sambil memeluknya.
"Ini semua gara gara kamu tau nggak! coba aja kamu tidak tinggal disini suami saya tidak akan meninggal!" bentak Tante Rina kepada Sania.
"Tapi tante aku...." ucapnya sambil terisak
"Sekarang lebih baik kamu pergi dari sini, keluar kamu" bentaknya mendorong Sania keluar dari rumah.
Sania menangis sejadi jadinya setelah diusir oleh tantenya. Sedari masih sekolah dasar Sania telah tinggal dengan Om dan tantenya, setelah orang tuanya meninggal tidak ada keluarga selain omnya.
Tetapi Tantenya sangat membencinya, Sania juga tidak tau alasannya. Ia berdoa supaya Tantenya akan baik kepadanya suatu hari nanti.
****************
Reno bersama kakeknya sedang duduk dimeja makan mereka tampak sangat bahagia menyantap makanan didepannya.
"Hayy baby" ucap Wanita itu tiba tiba saja muncul dan masuk kedalam lalu duduk tanpa sopan.
"Ngapain kamu kesini Tara?" tanya Reno yang kesal
"Emang kenapa kalau aku datang kesini, aku kan pacar kamu"
Reno mendengus kesal dengan sikap Tara terlebih didepan kakeknya.
"Aku gak punya pacar seperti kamu!" ucap Reno sambil menunjuk Tara
"Slow baby, semua ini kemauan mama kamu. Mama kamu menyuruh aku kesini. Siapa suruh kamu gak bales whatsApp aku dan gak angkat telpon"
Reno sangat kesal dengan Tara. Bagaimana tidak dia mengaku ngaku menjadi pacarnya. Padahal selama ini mamanya saja yang menjodoh jodohkannya.
"Wah enak nih makanannya, ada kerang kesukaan aku" ucap Tara mengambil makanan dengan santainya
"Tara" panggil Reno dan mengkode kearah kakeknya yang sedari tadi memandang Tara dengan tidak suka
"What?" tanyanya
"Kamu tidak sopan" ucap kakek mengeluarkan suara
"Slow Kek, aku disini gak ganggu kakek kok. Aku cuma pengen liat pacar aku" ucapnya
"Lebih baik kamu pulang Tara"
"Aku gak mau sebelum kamu mau jalan sama aku" ancamnya
"Please Tar?"
"Promise dulu"
"Fine, aku janji"
"Nah gitu dong beb. Ya udah kalau gitu aku pergi ya. Dah kakek" ucap Tara memberi ciuman jarak jauh untuk mereka
****************
Tante Rina, Sania, dan Lala sepupunya sedang duduk di meja makan.
"Sania sekarang om kamu udah gak ada jadi sekarang yang menghidupi kami itu kamu" ucap Tante Rina
Miris sungguh miris kehidupan Sania. Dengan gaji yang sangat sedikit ia harus menghidupi tante dan sepupunya apa dia akan sanggup.
"Jika kamu ingin di rumah ini kamu harus melakukan pekerjaan rumah tangga, dan satu lagi jika kamu istirahat kerja pastikan kamu pulang untuk memasak makanan untuk kami. Setelah itu kamu mau kemana pun terserah"
"Ha dengar yang nyokap gue bilang" ucap Lala ketus
"Tapi tante, bagaimana bisa Sania menghidupi kalian gaji Sania tidak seberapa"
"I dont care Sania" ucap tante lalu pergi dari hadapan Sania.
****************
Keesokan harinya Pak Bujang tetangga tante Rina datang kerumah untuk bertemu dengan Sania.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsala eh pak Bujang, ada apa pak?" tanya tante Rina
"Sanianya ada Bu?"
"Sania? sania pergi kerja dari pagi tadi"
"Baru aja Pak Farhan meninggal dia sudah masuk kerja"
"Ya begitu lah Pak, padahal sudah saya bujuk jangan masuk dulu. Tapi Sania keras kepala"
"Kalau gitu saya ketempat kerjanya saja"
"Eh pak, gak usah. Lebih baik ngomong sama saya, saya juga tantenya" bujuk Tante Rina
"Oh baik lah. Jadi begini bu, Suami ibu ada menitipkan amanah kepada saya untuk Sania"
"Amanah?" tanya tante Rina bingung
"Iya Bu, sewaktu pak Farhan masih hidup dia ada menjual sebagian kebunnya kepada saya dan hasil penjualannya akan diberikan kepada Sania"
Tante Rina kaget mendengar penjelasan dari pak Bujang. Bagaimana tidak istrinya saja tidak tau bahwa diam diam ternyata suaminya menjual kebunnya. Lebih mirisnya lagi hasilnya diberikan kepada Sania bukan kepada dirinya atau anaknya.
"Lebih baik amanahnya dititipkan kesaya aja pak, nanti saya bilang ke Sania" ucap tante Rina
"Baik lah, ini uangnya saya kasih ke ibu, tolong disampaikan ke Sania ya bu"
"Ia pak, nanti Sania pulang saya beri tahu dia"
"Kalau gitu saya permisi bu Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Lala yang sedari tadi berdiri didepan kamarnya langsung mendekati ibunya.
"Bu, itu uang buat Sania?" tanya Lala kepo
"Iya ini untuk Sania. Bene bener ya bapak mu itu memberikan uang ini kepada orang yang bukan darah dagingnya" kesal tante Rina
"Iya bu. Bapak tega. Terus uangnya ibu bakal kasih ke Sania?"
"Nggak akan pernah" ucapnya
"Kalau gitu aku minta dikit dong bu? tanya lala
"Kamu ya, enak bener tinggal minta kerja sana jangan keluyuran mulu"
"Aku mau kerja di Jakarta ibu gak bolehin, sekarang malah disuruh kerja" ngambek Lala
"Jangan di Jakarta juga Lala, disini kan banyak"
"Tetap aja gak mau bu kalau disini"
"Ah ada ada aja sih kamu. Ya udah ibu mau masuk" ucap tante Rina meninggalkan Lala yang masih cemberut dengan wajahnya
"Dasar ibu pelit" gumamnya
****************
Sania baru saja tiba dari tempat kerjanya saat tengah malam. Saat ia masuk kedalam Sania melihat tantenya masih duduk di kursinya dengan tampang kesalnya.
"Tante, belum tidur. Ini udah tengah malam" ucap Sania
"Sudah tau ini tengah malam, masih aja pulang jam segini"
"Sania banyak pekerjaan di kantor bu, makanya Sania pulang malam"
"Ahh, saya gak peduli ya. Saya ingin tanya ke kamu ada hubungan apa kamu dengan almarhum suami saya. Satu kampung sudah tau gimana suami saya memperlakukan kamu beda"
"Beda gimana tante, kayaknya biasa biasa aja tante"
"Kamu kalau dibilangin jawab terus. Lebih baik kamu pergi dari sini saya gak mau liat kamu di depan wajah saya" usir tante Rina mendorong Sania keluar dari rumahnya.
"Rasakan itu Sania. Biar tau rasa, lo gak pantas disini" ucap Lala yang sedari tadi melihat Sania dimarahi oleh ibunya
"Tante.... tante jangan usir Sania. Sania akan tinggal dimana jika bukan disini" teriaknya di balik pintu yang sudah terkunci. Tetapi tante Rina tidak memperdulikannya. Akhirnya ia pergi sambil menangis terisak - isak.