6

Sania kebingungan karena ia tidak tau mau bagaimana pulang ke rumah. Dia tidak tau sama sekali jalan di Jakarta. Seharusnya Sania pulang dengan Reno, tetapi tampaknya Reno sedang bermesraan dengan Tara.

"Aduh, gimana cara pulangnya?" gumam Sania

Dira yang baru saja keluar dari dalam latihannya melihat Sania seorang diri sedang berdiri kebingungan. Tanpa berpikir lagi Dira menghampiri Sania

"Sania" panggil Dira

Sania menoleh keasal suara

"Lo ngapain disini sendirian? mana Reno?"

"Reno kayaknya lagi sibuk deh jadinya dia gak bisa antar aku pulang"

"Oh gitu. Jadi lo mau pulang?" tanya Dira

"Iya. Tapi aku gak tau jalan ke arah rumah nenek soalnya aku baru di Jakarta"

"Ya udah, gimana kalau gue yang anter lo kerumah" tawar Dira

"Hmmm gak usah deh. Aku bisa sendiri. Beritahu aku aja arah Jalannya udah cukup kok"

"Udah gak papa, gue anter lo lebih aman"

"Tap..."

"Udah yuk keburu malem"

Mau tidak mau karena hari sudah mulai malam Sania akhirnya mengikuti Dira. Ia mengantarkan dirinya ke rumah nenek.

****************

Reno yang kesal dengan Tara yang selalu mengejarnya akhirnya meninggalkan dirinya.

"Lebih baik kamu pulang deh" dingin Reno

"Kok pulang sih baby. Aku kesini kan mau ajak kamu makan bareng"

"Udah gak mood" Reno pergi tanpa peduli dengan Tara yang masih memaksanya.

"Baby mau kemana" teriaknya

Reno pergi dari stadion itu tetapi saat ia ingin ke parkiran mobil, Reno tidak sengaja melihat Sania dan Dira pergi masuk kedalam mobil.

"Eh bukannya itu pembantu kamu sama Dira? mereka pacaran ya? hebat bener tuh pembantu" ucap Tara

Entah kenapa Reno merasakan sakit di hatinya. Dia seperti tidak rela jika Sania berada di cowok lain. Lalu dia melepaskan gandengan Tara dan pergi meninggalkan Tara tanpa berbicara kata pun.

****************

sania sedang mencuci gelas setelah ia selesai minum. Tetapi tiba - tiba Reno datang menghampirinya ke dapur.

"Sania, kenapa lo gak bilang kalau mau ke sana?" tanya Reno geram

"Kan udah aku bilang semua nenek yang antar aku kesana. Jadi kamu langsung tanya nenek aja"

"Terus kenapa tadi pulang diantar sama Dira?"

"Terus aku harus pulangnya gimana. Kalau kamu sama Tara perginya"

"Dira gak baik"

"Terus? aku gak ada apa - apa sama dia"

"Walaupun begitu tetap saja gue gak suka lo sana cowok lain"

Sania memincingkan matanya "Oh, aku tau sekarang kamu cemburu ya?"

"Ngaco ngapain gue harus cemburu sama lo? dan kenapa juga kalau gue cemburu? kamu itu calon istri aku" ucapnya lalu pergi meninggalkan Sania dengan pikirannya.

Sania yang sedang berada dikamar melihat cincin yang diberi oleh Reno kemarin. Dia masih ragu apakah keputusannya untuk menikah dengan Reno adalah tepat. Dia sadar dia bukanlah seseorang yang Reno inginkan semua jika bukan keinginan nenek dan kakek Reno dia tidak ingin menerimanya.

Dilain sisi Reno berada dirumahnya, membuka kulkas dan melihat botol - botol alkohol yang biasa ia konsumsi bersama teman - temannya hendak ia ingin buang karena dia betul - betul ingin berubah. Reno mengeluarkan semua botol dari dalam kulkas dan membuang airnya ke wastafel lalu botolnya ia masukkan ke dalam kantong bewarna hitam

****************

Sania tampak bingung, nenek Mirna berhenti di depan rumah yang baru ia saja liat.

"Ini rumah siapa nek?" tanya Sania

"Reno gak pernah bawa kamu kesini?"

Sania hanya menggeleng

"Udah yuk masuk" ucap nenek Mirna diikuti Sania dari belakang.

Baru saja Mirna ingin mengetuk pintu, Reno tiba - tiba saja membuka pintu tersebut membuat Mirna dan Sania kaget begitu juga dengan Reno

"Nenek kenapa gak bilang mau kesini?"

"Kenapa nenek harus bilang sama kamu?"

"Nek aku tunggu diluar aja ya. Gak enak aku" ucap Sania

"Udah masuk aja kedalam" ucap Reno menyuruh Sania masuk ke rumahnya, begitu juga nenek Mirna yang sudah duluan masuk kedalam. Reno tersadar bahwa botol - botol minumannya masih tergeletak di dapurnya. Buru - buru Reno pergi kedapur.

Tapi semua terlambat bahwa nenek sudah mengetahuinya terlebih dahulu.

Reno apa - apaan ini? berubah Reno, kalau kakek kamu tau, dia tidak akan memaafkanmu lagi" ucap nenek geram sambil memegang botol tersebut

"Nek, botol itu mau Reno buang. Reno gak ada minum satu pun" jelas Reno

"Jangan bohong kamu Reno. Semalam kamu minum sama teman - teman kamu itu. Kamu gak malu sama Sania"

"Sudah lah nek lebih baik kita pulang saja. Yuk nek" ucap Sania kecewa dengan Reno dan mengajak nenek Mirna pergi dari sini.

"Sania wait!" teriak Reno mencengkam lengan Sania

"Jangan pegang - pegang"

"Percaya sama gue Sania, gue gak minum satu botolpun"

"Udah lah Ren, aku kecewa sama kamu. Mana katanya mau berubah tapi apa semua ini" ucap Sania kecewa

"Bagaimana gue mau berubah jika kalian tidak ada satupun yang percaya" teriaknya

"Udah lah jangan bertengkar. Reno lebih baik kamu siap - siap kita makan siang diluar" ucap nenek Mirna mencairkan suasana

****************

Reno dan nenek Mirna berada di food court mereka makan siang bersama, sedangkan Sania sedang berada di toilet.

"Reno, kamu beneran cinta dengan Sania?" tanyanya

Reno hanya terdiam tanpa katapun karena dia sendiri tidak tau perasaan saat ini.

"Kamu keliatan beda tadi di rumah saat Sania marah sama kamu"

lagi - lagi Reno hanya terdiam.

Tidak lama Sania datang dari toilet dan duduk diantara mereka.

"Toilet penuh tadi nek, jadi lama"

"Iya San, gak papa kok"

"Nenek sekarang mau kemana lagi yuk aku temenin?" tanyanya

"Nenek capek jadi mau pulang aja"

"Kalau gitu yuk nek kita pulang"

"Kamu sama Reno aja. Temenin Reno jalan - jalan"

"Tapi nek"

"Udah gak papa kalau gitu nenek pulang ya"

"Iya nek" ucap Sania mencium tangan nenek Mirna begitu pula dengan Reno

"Hati - hati nek"

Nenek Mirna mengangguk sambil tersenyum lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Yuk Ren kita pulang" ucap Sania

"Pulang? lo gak denger tadi nenek bilang apa? kalau kita pulang sekarang pasti nenek akan bertanya kenapa pulang mau liat nenek sedih?" tanyanya

Benar juga apa yang dibilang Reno jika ia pulang sekarang pasti nenek akan bertanya.

"Yuk kita jalan sekarang" ucap Reno berdiri dari kursinya lalu Sania mrngikutinya.

Dilain sisi ada seseorang yang memotret mereka sedari tadi setelah mendapatkan foto yang ia inginkan dia langsung pergi begitu saja.

****************

Farah sedang melihat - lihat foto yang baru ia dapatkan. Dia merasa kesal karena Sania sekarang kehidupannya sudah lebih baik dari dirinya

"Ah Sialan!! kenapa dia hidup mewah sekarang" marah Farah

"Terus langkah selanjutnya lo mau ngapain?" tanya pria yang tadi memotret Sania dan Reno

"Gue pengen lo terus ikutin dia, cari informasi apapun tentang mereka"

"Bisa diatur. Asal lo bayar gue dulu. Baru gue jalani perintah lo" ucapnya lalu pergi meninggalkan Sania

"Gue bakalan bayar lo. Tenang aja" ucap Farah emosi.

"Awas kamu Sania, aku akan buat kamu menderita. Liat aja nanti" ucapnya dalam hati