webnovel

18

Daniah pun tidak menyangka anak satu - satunya berubah dan ia tidak menyukai perubahan anaknya itu.

"Kamu yakin berubah? karena perempuan kampung ini?" tanya Daniah

"Ma! Reno berubah bukan karena dia tapi memang keinginan sendiri"

"Hahahaha mama gak percaya sama omongan kamu Reno!"

"Harusnya mama dan papa sebagai orang tua senang melihat anaknya berubah menjadi lebih baik"

"Ck. Mama sungguh kecewa sama kamu Reno terlebih kamu menikah dengan perempuan kampung ini yang gak jelas asal usulnya"

"Ma stop! jangan hina itri Reno seperti itu" ucap Reno yang pergi dari kedua orang tuanya menarik tangan Sania kembali ke kamarnya.

Reno sangat emosi bagaimana tidak mamanya sendiri mengatai istrinya, padahal seharusnya ia berterima kasih atas apa yang dilakukan Sania terhadapnya.

Reno mengambil baju yang ada di lemari dan memasukkannya ke koper. Sania mencoba melarangnya tapi nihil.

"Mas, jangan emosi gitu, lebih baik kita sholat" ucap Sania

"Kita pergi dari sini San, aku gak mau kamu dihina seperti itu"

"Mas, mama pasti marah sesaat aja"

"Sania! stop membela mama. Aku gak mau kamu terlalu baik sama orang. Kita pergi sekarang!l ucap Reno keluar dari kamar bersama Sania dan koper yang dibawanya

"Kamu mau kemana Reno?" ucap Daniah

"Reno sama Sania keluar dari sini!" ucap Reno menarik tangan Sania

"Tunggu mas, aku bicara dulu sama mama" Sania menghampiri mertuanya

"Ma, mama tenang aja nanti Sania bujuk Reno balik kesini lagi. Dia hanya emosi sesaat kok" ucap Sania

"Ah gak perlu Sania! semua salah kamu yang membuat anak saya jadi pembangkang seperti ini. Sama halnya kamu hanya menginginkan uang Reno!"

"Ma!" teriak Reno

"Kita pergi dari sini Sania" ucap Reno pergi dari rumahnya itu.

****************

Pagi ini Sania bersiap - siap untuk pergi ke kampusnya. Tidak lama kemudian ponsel berbunyi Sania langsung mengangkatnya.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Nenek apa kabar?"

"Baik kok. Gimana disana baik - baik disana"

"Alhamdulillah nek baik - baik aja. Nek, Sania hari ini mulai registrasi ke kampus"

"Kamu udah mulai kuliah?"

"Iya nek. Udah mulai"

"Gimana kamu tinggal disana sama Daniah?"

"Hmm, kita berdua udah nggak tinggal dirumah mama nek"

"Kenapa? Daniah jahat sama kamu?"

"Nggak kok nek, lebih dekat aja sama kampus Sania nek"

"Oh gitu"

"Iyah nek, kalau gitu udah dulu ya nek, Sania mau ke kampus dulu"

"Oke Sania, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

****************

Sesampainya dikampus Sania masuk ke fakultasnya tiba - tiba Reno menelpon

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam. Udah sampai kamu mas ketempat latihan?"

"Sudah kok. Kamu udah di kampus?"

"Udah mas, nih mau masuk kedalam"

"Kalau gitu semangat ya sayang. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Setelah mengakhiri percakapan ditelpon Sania segera masuk kedalam tetapi saat Sania berjalan dia bertabrakan dengan seorang pria.

Bruk

Membuat dokumen yang Sania pegang terjatuh.

"Maaf, gue gak liat" ucap pria itu

"Oh, iya gak papa aku yang gak liat" ucap Sania mengambil dokumen yang terjatuh

Pria itu terdiam sambil menatap Sania tidak berkedip. Memang Sania sangat lah cantik siaa yang tidak menyukai Sania sekalipun dia sudah mempunyai suami.

"Hallo" ucap Sania melambaikan tangannya tepat diwajah pria itu.

Pria itu tersadar "Oh. Maaf gak fokus. Btw kenalin gue Adam" ucapnya memperkenalkan diri ke Sania

Sania tidak membalas jabatan tangan Adam "Sania"

"Oh Sania, lo mau kemana?"

"Aku mau keruangan registrasi. Itu dimana ya?"

"Disana" ucap Adam menunjukan arah ruangan itu

"Oh. Kalau gitu makasih" ucap Sania pergi meninggalkan Adam yang masih melihat Sania pergi. Setelah menghilang dari hadapannya baru lah ia pergi juga.

Sania masuk kedalam ruangan itu dan segera mengisi data - data kemahasiswaan.

Adam berjalan memasuki ruangan itu juga dan seketika melihat Sania berada disitu juga, akhirnya Adam duduk tepat disamping Sania.

"Sania" panggil Adam

"Hey Adam"

"Kamu ambil jurusan Desainer juga?" tanya Adam

Sania hanya menganggukkan kepalanya sambil mrlanjutkan menulisnya.

"Sama dong, btw ini keinginan lo apa keinginan orang tua lo?"

"Keinginan sendiri"

"Hmm kalau gue keinginan orang tua"

Sania hanya tersenyum.

"Hmm Sania, gue boleh minta nomor hp lo?" tanya Adam

"Untuk apa?"

"Untuk disimpen aja, siapa tau ada yang ingin ditanya kan, jadi bisa hubungi lo"

Akhirnya Sania memberikan nomornya ke Adam.

****************

Malam harinya Sania membuat makam malam untuk Reno. Ponsel Sania berbunyi bertanda ada pesan masuk. Sania segera mengambilnya. Dan membaca pesan itu ternyata dari Adam

"Hay Sania? kamu lagi ngapain nih?"

Sania menyerngitkan dahinya "Gak penting banget sih nih" gumam Sania

Tiba - tiba Reno memeluk Sania dari belakang dan mencium pucuk kepalanya, Sania kaget dengan tindakan Reno seperti itu.

"Sayang, kamu kenapa bengong?"

"Nggak kok mas" ucap Sania membalikkan badannya dan melingkarkan kedua tangannya ke leher Reno dan Reno memegang pinggang Sania

"Mas aku masak kesukaan kamu"

"Wah apa itu?"

"Steak Chicken"

"Enak keliatannya"

"Pasti dong"

"Sayang"

"Iya mas"

"Apa perlu aku panggil pembantu?" tanya Reno.

Reno sebenarnya kasian melihat istrinya yang setelah pulang kuliah dia harus memasak untuk dirinya dan berkemas - kemas rumah sendiri.

"Nggak perlu mas, kita tinggal berdua aja ngapain harus nyewa pembantu" ucap Sania

"Hmm ya udah kalau itu mau kamu"

"Mas, kamu udah hubungi mama?" tanya Sania

"Belum" cuek Reno

"Kamu harus telpon mama, kasian mama gak dengar kabar dari kamu. Kamu gak kasian sama mama"

"Hmm iya sayang, nanti ya aku hubungi mama" ucap Reno

Sebenarnya Reno tidak ingin menghubungi mamanya, karena ia masih kesal dengan kelakuan mamanya itu.

"Ya udah kalau gitu kita makan ya"

Akhirnya mereka makan bersama.

****************

Sania pergi kekampus dengan diantar Reno. Ia ingin mengantar istrinya hari pertama dia belajar.

"Mas maaf ya, aku gak bisa temenin kamu bertanding" ucap Sania bersalah

"Its Oke sayang. Aku paham kok. Kamu kan kuliah"

"Tapi aku janji akan temenin mas latihan"

"Iya sayang"

"Kalau gitu, aku keluar ya" ucap Sania keluar dari mobil sebelum itu Sania menyalami tangan Reno

"Semangat belajar" ucap Reno memberi semangat

"Iya mas. Hati hati"

Lalu mobil Reno meninggalkan kampus Sania. Sania segera masuk kedalam ruangan, tetapi sebelum itu dia ingin ke kantor dosen terlebih dahulu.

"Sania" panggil Adam

Sania membalikkan badannya saat mendengar suara Adam

"Adam"

"San, mau kemana, bukannya ruangan kita disana" ucap Adam

"Aku mau ke kantor dulu"

"Oh. Btw kamu kemarin malam kenapa chat aku gak dibalas"

"Hmm gak penting juga kan ngapain harus dibalas" ucap Sania

"Kok gitu sih kamu. Aku kan pengen tau kabar dari kamu"

"Untuk apa sih Dam, kayak gak ada kerjaan lain aja, udah ah aku mau masuk" ucap Sania meninggalkan Adam yang masih berdiri di depan pintu.