Byun Baekhyun, seorang mahasiswa tingkat 5 yang tinggal di sebuah apartemen kawasan elit dekat Gangnam. Setiap hari aktivitasnya selain sibuk kuliah, ia juga bekerja paruh waktu di sebuah kafe kecil dekat universitas tempatnya belajar pada hari Senin hingga Kamis dan pada hari-hari lainnya, ia biasa berada di apartemennya menemani seorang anak laki-laki bernama Jackson. Park Jackson adalah anak dari tetangganya, Park Chanyeol, seorang duda yang ditinggal pergi istrinya kabur bersama pria lain yang juga adalah mantan kekasihnya saat sekolah menengah atas. Jackson ditinggal pergi ibunya saat ia masih berumur 3 minggu dan sejak saat itu Park Chanyeol harus merangkap peranannya menjadi ibu serta ayah untuknya. Kehadiran Baekhyun menjadi berkah untuk Chanyeol karena ia dengan senang hati menemani putra semata wayangnya itu saat dirinya harus bekerja. Berawal dari rasa iba, akankah itu menjadi benih cinta?
"Daddy, dasi Jackie dimana?" Terdengar suara langkah kaki kecil yang sedang berlari menuruni anak tangga.
"Jackie jangan berlari, nanti jatuh. Daddy nanti ke atas ya." Sahutan terdengar dari lantai bawah tepatnya di dapur saat Park Chanyeol, daddy dari anak laki-laki itu sedang menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.
Sehari-hari mereka hanya tinggal berdua, melakukan apapun hanya mengandalkan tenaga dari Park Chanyeol seorang tetapi ia bersyukur karena anak tunggalnya itu sangat pandai dan juga pengertian pada ayahnya sehingga tidak pernah sekalipun anaknya membuat ia kesusahan. Chanyeol sengaja untuk tidak mempekerjakan seorang pengasuh ataupun pembantu rumah tangga karena ia ingin tetap mandiri mengurus buah hatinya walaupun kadang ia harus rela menitipkan Jackson pada orang tuanya kala ia harus dinas keluar kota. Istrinya —ah tidak, mantan istrinya sudah lama pergi meninggalkan mereka berdua kala Jackson masih berusia 3 minggu. Demi tuhan, sebegitu tega ibu kandungnya meninggalkan suami juga anaknya yang masih merah hanya karena ia takut akan tanggung jawabnya sebagai ibu juga karena faktor Chanyeol tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya yang tinggi itu.
"Jackie, cepat pakai seragammu. Setelah itu kita sarapan dan daddy antar ke sekolah."
Tetapi itu dulu, sekarang Park Chanyeol yang selalu direndahkan dimata mantan istrinya itu tidak lagi harus kekurangan karena ia mendapatkan jabatan juga gaji yang besar di tempatnya bekerja sekarang. Bertahun-tahun Chanyeol mengikhlaskan Linda yang pergi itu dan ia menopang seluruh hidupnya hanya untuk membesarkan dan membahagiakan Jackson.
"Daddy, pulang nanti apa boleh kita menjemput kakak Bee? Kemarin malam Jackie menelpon kakak Bee katanya ia akan pulang hari ini." Tanya Jackson saat kaki kecilnya menapaki satu persatu anak tangga bersama ayahnya menuju lantai bawah.
"Apa kau menanyakan pada kakak Bee kalau kau ingin menjemputnya?" Tanya Chanyeol seraya menarik salah kursi dan mengangkat Jackson untuk mendudukinya.
"Iya, tapi kata kakak Bee tidak perlu. Katanya nanti daddy kecapean. Daddy tidak capek kan?" Tanya Jackson lagi. Chanyeol yang melihat gelagat anak semata wayangnya yang begitu bersemangat saat menceritakan kakak Bee itu hanya tersenyum simpul. Anaknya memang sangat susah untuk akrab dengan orang lain tetapi tidak butuh waktu lama, ia bisa akrab bahkan lengket dengan kakak Bee, tetangga apartemennya itu dan ia senang karena kehadiran kakak Bee itu bisa membuat suasana hati Jackson selalu bahagia.
"Baiklah, kita akan jemput kakak Bee saat daddy istirahat kerja ya. Ayo makan, setelah itu bersiap."
"Oke, daddy!" Pekikan nyaring disuarakan oleh makhluk mungil itu dan Chanyeol tak kuasa untuk tertawa bahagia sambil mengusak pucuk kepalanya.
'Apapun untukmu Jackie, akan kuberikan apapun untukmu.'
🔥🍑🍑🔥
"Chanyeol-ssi, apa hari ini akan ada peninjauan lapangan untuk divisi kita?" Tanya salah satu rekan kerjanya yang sekarang sedang bersantai di meja tak jauh dari meja kerjanya sendiri.
"Tidak ada. Hari ini bagian Marketing yang akan meninjau ulang lahan itu, setelah mereka melakukannya dan ada kata kesepakatan, mungkin kita yang akan turun langsung untuk melihat lahannya dan mulai memprediksikan berapa banyak pengeluaran dan material apa yang dibutuhkan." Jawab Chanyeol sambil membereskan meja kerjanya. Sekarang hampir mendekati jam istirahat makan siang dan ia sudah berjanji pada putri cantiknya itu untuk menjemputnya lalu menjemput kakak Bee-nya tersebut. "Ah, aku rasa kita perlu menunggu divisi interior dan pengembangan lebih dulu."
"Kau mau kemana?" Tanya teman disamping Chanyeol yang sejak tadi memperhatikan Chanyeol yang terlihat tergesa-gesa.
"Aku harus menjemput Jackson. Hari ini dia ingin ditemani olehku sebentar." Terakhir Chanyeol memasukkan ponsel miliknya ke saku celana bahannya.
"Kalau gitu, aku pergi dulu. Sebelum jam 2 siang, aku akan kembali lagi." Tanya membuang waktu Chanyeol pergi meninggalkan ruang kerjanya dan bergegas menuju lift untuk turun ke basement mengambil mobil miliknya.
Tidak sampai lima menit ia sudah berada di depan sekolah dasar tempat putranya menimba ilmu, memang ia sengaja memilih sekolah ini yang tidak jauh dari tempat kerjanya itu agar ia tidak perlu bersusah payah mengantar jemput putranya. Setiap istirahat jam makan siang ia akan menjemputnya dan akan mengantarkannya ke apartemen untuk dititipkan pada kakak Bee-nya, tetapi jika tetangganya itu sedang bekerja ataupun ada urusan seperti ini maka ia akan mengantarkan Jackson ke rumah orangtuanya. Tidak mungkin memang jika tetangganya itu terus menerus dimintai tolong, ia juga punya kehidupan sendiri. Tetapi setiap kali Chanyeol ingin memberikannya 'upah lelah', pria itu terus menerus menolaknya dan berkata jika ia juga senang ditemani oleh Jackson. Maka dari itu Chanyeol tidak pernah lagi menawarkan bayaran apapun dan sebagai gantinya ia hanya akan mengantar dan menjemput pria itu saat ia berangkat kuliah ataupun pulang dari kerja paruh waktunya.
"Daddy, cepat kita jemput kakak Bee sekarang. Nanti kakak Bee bisa kepanasan disana dan jadi hitam. Kakak Bee gak boleh kusam pokoknya!" Desak Jackson saat ia menghampiri ayahnya yang sedang menunggunya disamping mobil. Mau tidak mau, Chanyeol harus membukakan pintu mobil dan mengangkat Jackson untuk masuk kedalam mobil.
"Bawel sekali putra daddy ini. Baiklah, sekarang kita pakai sabuk pengamannya dan jangan biarkan kakak Bee-mu itu berkeringat setetespun." Ucap Chanyeol yang hampir tertawa lepas akibat keposesifannya terhadap pria itu.
"Daddy, jika Jackie meminta sesuatu, apa daddy akan mengabulkannya?" Tanya Jackson saat mereka sudah mengendarai mobil menjauhi sekolahnya.
"Memang apa yang Jackie inginkan, hm?" Tanya Chanyeol masih sambil fokus melihat jalanan yang tumben sekali sepi, hanya satu atau dua mobil yang melintas.
"Kata Uwu tadi Jackie masih bisa punya seorang mama. Jadi Jackie ingin punya mama, apa daddy bisa bikin kakak Bee jadi mama Jackie?" Tanya Jackson dengan penuh harap menoleh kepada Chanyeol.
Sedangkan Chanyeol yang mendengarkan permintaan putranya itu sontak menginjak rem dengan tiba-tiba, untung saja tidak ada mobil atau pembatas jalan hingga mereka masih aman. Chanyeol menatap horor kepada putra satu-satunya itu.
Bagaimana mungkin putranya menginginkan pria yang tinggal di sebelah apartemennya itu untuk menjadi mama barunya?!