Bukan festival payung, sebuah kafe tak jauh dari sana menjadi tempat singgah terakhir untuk Nata dan tiga orang yang mengikutinya. Dia duduk sejajar dengan Faishal, melipat tangannya di atas perut. Menatap Dila yang berada di depannya. Duduk berhadapan dengan Nata. Gadis itu secara terang-terangan menghindari pandangan mata miliknya. Tak mau menatap Nata walaupun itu hanya satu detik saja. Tentu saja, Nata marah dan kecewa.
"Tidak mau bilang apapun?" tanya Nata memulai. Terus fokus menatap teman lamanya. "Aku sedang baik hati, jadi mendengar berbagai macam penjelasan."
Dila berdehem. Sekarang menjatuhkan pandangan matanya. Menatap jari jemarinya yang saling bertaut satu sama lain. "Kita nggak pacaran," ujarnya dengan lirih. Itu adalah kalimat yang ketiga kalinya. Dila terus saja menyanggah apapun yang keluar dari mulut Nata.
"Aku bilang aku mendengar penjelasan dalam bentuk apapun."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com