webnovel

Kue Donat

Kai sudah berdiri selama lima belas menit, menunggu harapannya menjadi kenyataan. Harapannya adalah anneth muncul berteriak memanggilnya serta berlari ke arah kai yang sedari tadi menunggunya.

Dengan raut wajah yang penuh kekecewaan kai tertunduk dan berbalik arah untuk kembali berjalan pulang.

"Kai! " teriak seseorang dihadapannya.

Dia begitu mengenal dengan jelas suara itu, dengan cepat dia menganngkat wajahnya yang tertunduk. Didapatinya sosok anneth berdiri dihadapannya, tersenyum lebar ke arahnya. Dia terlihat cantik dengan kaos berwarna merah muda dengan celana jeans dan ikat rambut berwarna senada dengan kaos yang di pakainya.

Disampingnya berdiri seseorang wanita dewasa dengan chemise dress berwarna biru muda, membuat tubuh jenjangnya terlihat. Wajah cantik dengan mata mirip dengan anneth tersenyum ke arah kai.

"Ibu ini kai yang aku ceritakan " anneth memperkenalkan kai pada ibunya.

"Dia pintar di sekolah, dan membantuku belajar mengerjakan tugas sekolah " cerocos anneth.

"Ajak temanmu masuk " ucapnya, "ibu akan siapkan makanan untuk kalian "

Dia lalu berjalan lebih dulu meninggalkan anneth dan kai yang masih berdiri di depan pagar rumahnya.

"Ayo masuk " anneth menarik tangan kai.

"Tidak " kai menolak dia berdiam diri di tempat semula, dan memilih untuk berdiri di depan pagar rumah anneth.

"Kenapa? " anneth memasang wajah sedihnya.

"Pakaianku kotor dan aku belum mandi pasti nanti aku menyebarkan bau! " kai memberikan alasannya menolak ajakan anneth untuk masuk ke rumahnya.

"Tidak apa-apa " anneth geram, "lagipula kamu tidak bau! " dia mengenduskan hidungnya kedekat kai.

"Kita main di halaman saja kalau kamu tidak mau masuk " anneth memaksanya masuk ke dalam halaman rumah, tidak mempedulikan penolakan kai padanya.

Kai berjalan terseret-seret karena paksaan anneth, gadis itu bertubuh mungil tetapi sepertinya kali ini dia memiliki kekuatan lebih besar sehingga diapun tidak bisa menolak lagi.

"Duduk saja disini " anneth membawanya duduk di kursi rotan yang berada di halaman rumahnya.

"Aku dibawah saja,,, " tubuh kai seolah melicin, dia turun ke bawah kursi dan terduduk di lantai.

"Bajuku kotor nanti di kursinya,,,, " dia terlalu memiliki ketidakpercayaan pada dirinya sendiri, dan merasa tidak pantas karena baju kotor yang dipakainya.

"Di kursi saja kai! " anneth dengan sekuat tenaga menarik tangan kai untuk duduk di kursi tapi memang dia terlalu kuat dan anneth tidak dapat merubahnya.

"Kenapa duduk di lantai " sosok ibunda anneth muncul dengan membawa sesuatu.

"Duduk di kursi " dia menyimpan beberapa donat dengan hiasan coklat meises dan dua gelas air jeruk dengan es batu di dalamnya yang menggiurkan.

"Baju saya kotor bibi " ucap kai malu.

Senyuman terlihat ketika mendengar jawaban kai, "panggil ibu saja, anneth sering cerita tentang kai "

"Kalau kai memanggil ibu hati bibi akan gembira " sambungnya.

Kai begitu tidak percaya dengan apa yang di dengarnya, ternyata bukan anneth saja yang memiliki hati yang begitu baik ibunya pun sangat baik padanya.

"Baik bu " ucap kai ragu-ragu.

"Nah begitu baru benar " ucapnya, "kalian bermain saja disini, ibu harus cepat-cepat memasak sebelum ayah anneth pulang "

Anneth dan kai menganggukan kepalanya secara bersamaan, dan lalu saling memandang dan menyembunyikan tawa mereka dengan satu telapak tangan.

"Kai baru pulang? " tanya anneth, dia memberikan satu donat yang berada di piring untuk kai. Dan kai menjawabnya dengan anggukan kepala.

"Itu donat buatan ibu " ucapnya, "donat buatan ibuku sama enaknya dengan dengan donut yang sering ayah bawa ketika pergi keluar kota "

"Ibuku bisa membuat apapun! " anneth bicara dengan begitu bangganya pada kepintaran memasak sang ibu.

Kai yang sudah memegang donat pemberian anneth itu lalu memakannya dan mengunyahnya dengan pelan. Setelah beberapa detik kai lalu berekspresi layaknya orang bahagia yang menemukan makanan paling enak di dunia buatan ibu.

"Enak sekali " puji kai, "ibumu memang pandai memasak! "

Kai lalu dengan cepat menghabiskan donat miliknya.

"Pelan-pelan, nanti bisa tersedak! " anneth begitu senang memperhatikan cara kai memakan donat buatan ibunya.

"Ini minumanmu " anneth mendekatkan gelas berisi air perasan jeruk lebih dekat pada kai.

Setelah kai selesai memakan donat, dia meneguk air jeruk satu tegukan.

"Kamu mau donatnya lagi? " tanya anneth.

Kai terdiam sejenak, "jika kamu memberikan aku donat itu, apa boleh aku membawanya saja untuk nenek dirumah? "

"Ambil saja semuanya " anneth dengan senang hati memberikannya, "nanti aku bawakan plastik supaya tidak kotor ketika dibawa kerumah "

"Satu saja " kai membulatkan matanya, "nanti kalau ayahmu pulang bisa untuknya "

"Ayahku tidak suka makanan manis " ucap anneth, dia lalu memainkan kakinya yang menggantung karena kursinya sedikit tinggi.

"Oh, iya aku mau bercerita denganmu! " cetus kai.

"Tentang apa? "

"Aku pertama kali melihat kartun hachi kesukaanmu tadi " ucapnya, "paman sekuriti kantor pos memintaku menyemir sepatunya, dan aku bisa menonton televisi dari kantor itu! "

"Aku menonton kartunnya dan itu sangat seru, ternyata lebah madu itu memang sangat kesulitan mencari ibunya " lalu kai memelankan suaranya, "sama seperti aku "

Anneth memperlihatkan wajah yang penuh kebahagiaan.

"Benarkan aku tidak bohong " ucap anneth, "itu hanya sebagian saja, masih ada cerita tentang detektif anak-anak yang sangat pintar sekali. Setiap hari minggu pagi aku selalu menontonnya "

Kai menjadi begitu penasaran dengan apa yang diceritakan oleh anneth kali ini, dia sedang membayangkan bahwa dunia kartun lebih pintar dari cerita dongeng yang dia dengarkan. Tapi untuk sekarang ini dia masih menyukai cerita si cepot yang selalu membuat dia dan neneknya tertawa.

Dia sudah cukup lama bermain di rumah anneth, bertukar cerita tentang kartun kesukaan dan menceritakan tentang acara yang biasa dilakukan di desa yang mereka tinggali pada malam hari. Seperti biasa anneth begitu antusias mendengar semua cerita kai tentang acara yang sering di gelar di desanya.

"Kamu bawa ini untuk dirumah "

"Tapi, bu ini banyak sekali " kai merasa semakin malu melihat ibunda anneth menyodorkan sebuah plastik besar berisi makanan.

"Makanlah kue nya bersama nenekmu " ucapnya, "dan disitu ibu sudah simpan beras dan mie instan, supaya kamu fokus belajar dan bermain dengan anneth "

"Terima kasih, bu " kai lalu menerima bungkusan itu dengan perasaan yang tidak dapat dia gambarkan, sedih bercampur bahagia bersatu di dalamnya.

"Nanti kalau sudah habis cepat bilang pada ibu " ucapnya, "hati-hati di jalan ketika pulang "

"Baik, bu " kai memandangi wajahnya yang penuh kasih sayang.

"Saya pamit pulang " dia lalu melangkahkan kakinya menjauhi halaman rumah anneth yang masih berdiri bersama sang ibu memandangi langkahnya.

Dalam pikirannya merasakan bahwa dia akan diperlakukan dengan baik seperti itu jika dia memiliki seorang ibu sama seperti anneth, walaupun dia tidak beruntung tidak memiliki orang tua tetapi dia tetap bersyukur karena banyak orang diluar sana yang menyayanginya..