webnovel

BERKUNJUNG KE MANSION

"Siapa yang akan kabur?" ujar Lilia gugup. Dia berusaha melepaskan diri dari cekalan tangan lelaki itu, namun dia malah tetap menahannya.

"Aku tidak suka memberi toleran pada seseorang yang jelas-jelas berbohong. Kau benar-benar ingin kulapor--"

Kalimat lelaki itu terpotong begitu saja, ketika tiba-tiba Lilia membalikkan badannya membungkam bibir milik lelaki itu dengan tangannya.

Untung saja tidak ada yang mendengar percakapan mereka barusan. Lilia sama sekali tidak habis pikir dengan lelaki ini.

"Jaga bicaramu!"

"Swalah swendiri mauww kwabwurr," gerutu lelaki itu dalam bungkaman tangan Lilia dengan diikuti air liurnya yang bertebaran menempel di telapak tangan gadis itu dan sontak membuat Lilia histeris.

"Hii... menjijikkan!"

Lilia mengusapkan bekas air liur itu ke baju seragam lelaki itu. Sementara lelaki itu dengan santainya mengelap sisa air liur di bibirnya menggunakan telapak tangannya.

"Ayo!"

Lelaki itu dengan mudah menarik Lilia menuju ke dalam mobilnya yang kebetulan terparkir tak jauh dari tempat mereka tadi berada. Sementara Lilia kini hanya pasrah, semakin keras kepala juga tidak berguna. Karena lelaki menyebalkan ini memegang rahasianya.

Bisa-bisanya ia bermasalah dengannya. Lilia mulai merasa hidupnya tidak tenang.

"Kau tidak penasaran mau kubawa kemana?" tanya lelaki itu pada Lilia memecah keheningan yang tercipta di antara mereka setelah berada di dalam mobil.

Lilia mengedikkan bahunya tidak peduli, jangan ditanya kenapa ia bisa seperti ini sekarang. Ia kesal karena rencananya mau kabur gagal. Kenapa lelaki yang awalnya terlihat seksi di mata Lilia ini begitu sangat menjengkelkan? Tidak, kenapa harus dia yang memergokinya sedang melakukan hobinya? Kenapa bukan setan penunggu atap gedung saja? Seseram-seramnya setan, setidaknya mereka hanya akan menghantui, bukan malah memanfaatkan situasi.

"Kau benar-benar tidak penasaran?" ulang lelaki itu menanyainya lagi.

"Apapun itu, aku tidak peduli. Cepat selesaikan semuanya dan lepaskan aku!" tegas Lilia.

Lelaki itu melirik Lilia lewat kaca spionnya, dan lelaki itu tersenyum miring.

"Jangan terburu-buru, bukankah sesuatu yang dilakukan secara terburu-buru itu tidak menyenangkan, horny-girl?"

Horny-girl?

Seketika pipi Lilia memerah setelah mendengar panggilan yang dilayangkan lelaki itu padanya, ditambah lagi dengan arah pembicaraan lelaki itu yang terdengar begitu ambigu. Namun Lilia berusaha untuk bereaksi biasa saja, ia tidak mau terpancing dan melakukan tindakan yang bodoh. Ya, seperti halnya hobinya di atap gedung karena tidak tahan setelah melihat video blue film yang dikirim teman segrup nya, ia bahkan bisa melakukan tindakan yang mungkin lebih nekad lainnya.

Terkadang ia saja merasa takjub pada dirinya sendiri, kenapa bisa bertindak demikian? Ya, pokoknya hal itu terjadi begitu saja dan jujur Lilia menikmatinya, walaupun ia kadang harus menerima konsekuensinya. Tapi kejadian semacam ini baru ia alami sekarang, selama ini ia tidak pernah berpikir akan dipergoki dalam keadaan tidak semengenakkan itu. Walaupun lelaki itu lumayan tampan dan seksi, tapi dia menyebalkan. Itu kabar buruknya.

"Hei!"

Mau tidak mau Lilia harus tersadar dari lamunan singkatnya ketika si lelaki tengil ini mengagetkannya dengan cara yang lumayan kasar.

"Aku tidak tuli, kenapa harus teriak-teriak?" protesnya.

"Makanya jangan melamun!" jawabnya terlihat kesal. Baru Lilia sadari, ternyata lelaki itu tipikal orang yang emosional.

"Iya, sabar dong!"

"Siapa yang mulai duluan?"

Dan Lilia pun memilih diam, moodnya semakin berantakan. Berada di dekat lelaki seperti lelaki ini yang emosional dan menyebalkan sangat tidak menyenangkan. Ia melamat dalam-dalam tentang watak lelaki itu di dalam dirinya, ia tidak menyukai lelaki ini. Pokoknya kalau nanti ia punya pacar, ia tidak mau memiliki pacar model begini. Dan Lilia yakin, pasti ia akan makan hati setiap hari. Nanti kalau kemontokannya hilang karena tidak nafsu makan bagaimana? Dan kekhawatiran-kekhawatiran yang berada di dalam kepala Lilia mengiringinya sepanjang perjalanan yang akhirnya berlabuh pada halaman sebuah mansion yang menyerupai istana.

Meskipun ia juga tinggal di mansion, tapi mansion yang ada di depannya saat ini lima kali lipat lebih luas dan indah dari mansionnya. Kenapa lelaki itu membawanya kemari?

"Ini mansionmu?" tanya Lilia pada lelaki itu, melupakan rasa kesalnya padanya tadi.

Lilia hanya mengangguk singkat, sepertinya dia juga terlihat marah. Tapi Lilia tidak peduli.

Tak berapa lama muncul beberapa wanita berpakaian seksi dengan gaun minim seperti kekurangan bahan. Mereka terlihat seperti kucing yang menunggu tuannya pulang, berebut mencari perhatian ke arah lelaki itu dengan mengerubunginya sampai-sampai membuatnya yang awalnya berdiri di samping lelaki itu jadi tersisihkan. Apa-apaan mereka ini? Batinnya kesal.

"Akhirnya kau kembali."

"Aku merindukanmu, Jeff." Ya, lelaki itu adalah Jeff Demian.

"Kau kemana saja? Mengapa baru kembali? Aku kesepian saat kau tidak ada disini."

Dan banyak kalimat lagi yang mereka lontarkan dan tentunya yang tidak dimengerti Lilia, dan mengapa para wanita itu bisa berlaku demikan. Namun jika dilihat dari penampilan mereka, Lilia mulai menyimpulkan jika para wanita ini mungkin saja wanita bayaran. Astaga, masih SMA saja sudah mengoleksi wanita bayaran sebanyak ini. Dasar penjahat kelamin!

"Hei, bisakah kalian minggir!" teriak sesosok pria paruh baya yang tiba-tiba muncul dari dalam mansion. Dan ajaibnya, para wanita bayaran itu langsung mengikuti intruksinya seakan memberi jalan pada pria itu.

Lilia terdiam sesaat setelah kedatangan pria itu, ia benar-benar dibuat takjub akan ketampanan yang dimilikinya meskipun usianya sudah tidak muda lagi. Image sugar daddy begitu sangat terasa, Lilia meneguk ludahnya susah payah. Ia jadi teringat pada adegan salah satu video blue film yang pernah ia tonton tentang sosok daddy yang melakukan adegan dengan teman anaknya yang sedang bermain ke rumahnya. Ya Tuhan, dia benar-benar sexy sekali. Batinnya.

Mungkin lelaki itu benar, sebutan horny-girl sangat cocok  diberikan untuknya. Kenapa Tuhan harus menciptakan pria-pria tampan dan seksi bak dewa yunani? Lilia tidak kuat!

"Dasar horny-girl!"

Secara mengejutkan tiba-tiba lelaki itu sudah berada di sampingnya menutup kedua matanya menggunakan tangannya.

"Hei, apa-apaan kau!"

"Tentu saja mencegahmu untuk tidak melakukan hal seperti di atap lagi."

Tidak bisa dibayangkan bagaimana keadaan wajahnya saat ini, Lilia benar-benar merasa malu setengah mati karena ucapan frontal lelaki itu yang dilayangkan padanya barusan di depan semua orang. Lelaki ini sudah memperburuk citranya.

"Apakah niatmu membawaku kemari hanya untuk mempermalukanku di depan mereka?"

"Apakah terlihat seperti itu?"

Ish-menyebalkan! Batinnya kesal.

Demi Tuhan, Lilia ingin sekali mencekik leher lelaki itu saat ini juga karena dia sudah membuat moodnya kembali berantakan, ditambah lagi karena ia sudah mempermalukan dirinya di depan sugar daddy seksi. Pertikaian mereka diakhiri dengan tatapan saling membunuh satu sama lain, namun hal itu harus diakhiri ketika daddy berdehem keras. Dan yang lebih membuat Lilia tergugu, ucapannya membuatnya tak mampu bersikuku.

"Jadi gadis ini yang kau maksud sebagai kekasihmu, Jeff?"

What the--