Perkataan itu terus terngiang di dalam benaknya. Rasa penasarannya membuatnya tidak berhenti berpikir akan hal itu. Anastasia terus memikirkan hal itu hingga tidak sadar bahwa dia telah sampai di depan pintu.
"Anas, kamu kenapa?" Bianca mengerutkan alisnya. "Kamu dari tadi diam terus selama di perjalanan, memangnya ada apa?"
"Bi, aku masih penasaran saja dengan Markus."
Bianca menggelengkan kepala. "Anas, aku merasa sebaiknya kamu beristirahat dan menenangkan pikiranmu." Dia perlahan membuka pintu. "Kita ini sedang liburan, kamu jangan terlalu banyak memikirkan hal," ucapnya dengan suara rendah.
"Iya Bi, aku mungkin hanya terlalu banyak berpikir." Anastasia menggaruk kepalanya. "Kepalaku juga terasa panas memikirkan semua itu," bisik Anastasia.
"Iya, lagi pula besok kita harus bangun cepat," ucap Bianca membalas bisikan Anastasia.
Anastasia dan Bianca masuk ke dalam kamar dengan menjijitkan jari kakinya. Dia tidak ingin membangunkan anak-anak lainnya yang tampaknya sudah tidur dengan lelap. Anastasia melihat pintu kamar milik madam Nigera dan Theresa sudah tertutup.
Madam Theresa dan Nigera pasti sudah beristirahat.
Sebuah ranjang tidur yang berdekatan dengan pintu kamar Madam Nigera menjadi pilihan Anastasia dan Bianca. Mereka akhirnya sampai di depan ranjang tanpa membuat keributan sama sekali. Anastasia perlahan naik lalu membaringkan badannya di atas tempat tidur.
Beberapa menit berlalu, tetapi mata Anastasia enggan untuk menutup sedikit pun. Dia masih takut akan mengalami mimpi buruk itu. Dia perlahan memanggil Bianca yang berada tepat di bawah.
"Bi, kamu masih bangun?" Tanya Anastasia penasaran.
Namun, Bianca sama sekali tidak menjawab ucapannya. Anastasia kembali memanggil Bianca, tetapi hasilnya nihil. Dia semakin penasaran perlahan menengokkan kepalanya ke bawah dan melihat ternyata Bianca memang sudah tertidur.
"Ok, aku merasa sebaiknya tidak menganggunya."
Anastasia kembali ke tempat tidurnya. Matanya terus menatap langit-langit kamar. Pikirannya enggan untuk tidur, tetapi badannya sangat kelelahan. Dia terus mengusap matanya beberapa kali. Beberapa detik kemudian matanya perlahan menutup dan semuanya kembali gelap.
***
Suara kicauan burung terdengar dari luar ruangan. Anastasia perlahan membuka matanya. Akan tetapi, ada hal yang aneh. Hari ini dia sama sekali tidak bermimpi buruk
"Aneh, kenapa bisa?"
Dia melihat sekeliling ruangan dan tampaknya anak-anak yang lain masih tertidur dengan lelap. Dia juga menengok ke bawah dan Bianca masih tertidur pulas.
"Apa aku sebaiknya kembali tidur kembali?"
Anastasia perlahan mengarahkan pandangannya ke pintu kamar madam Nigera dan Theresa yang ternyata telah terbuka. Dia perlahan turun dari kasur dan berjalan mendekat ke arah pintu tersebut.
Di dalam kamar itu memang tidak terdengar suara apa pun, Anastasia perlahan memanjangkan lehernya dan melihat ke dalam ruangan. Di sana terlihat Madam Theresa masih tampak tertidur dengan pulas, tetapi dia sama sekali tidak melihat sosok madam Nigera.
"Madam Nigera mungkin saja berada di luar, mungkin dia memiliki informasi mengenai Nightcatcher."
Anastasia perlahan ke luar dari kamar dan mencari keberadaan madam Nigera. Dia menyusuri koridor tetapi tidak terlihat batang hidung seseorang. Saat dia menengok ke luar jendela, terlihat seorang wanita berambut hitam duduk di sebuah kursi yang menghadap ke arah laut.
"Itu pasti Madam Nigera." Anastasia menjentikkan jarinya. "Aku harus bertemu dengannya dan berbicara."
Anastasia mendekati sosok wanita yang terlihat sedang bersama seekor anjing berbulu hitam besar yang duduk di sampingnya.
"Madam Nigera?" tanya Anastasia penasaran diikuti dengan langkah kaki yang mendekat ke arah wanita itu. "Apa yang Anda lakukan?"
Wanita itu perlahan memutar kepalanya dan memperlihatkan wajahnya. "Oh, Anastasia kamu sudah bangun?" Madam Nigera kaget Anastasia memanggil namanya. "Duduklah di sini," ucapnya sambil menepuk kursi yang berada di sebelahnya.
Anastasia mengatakan bahwa kemarin malam dia sama sekali tidak mengalami mimpi buruk. Madam Nigera berpikir bahwa reaksi obat yang diberikan Thomas kepada Anastasia tampaknya mulai bekerja. Akan tetapi, Anastasia tidak berpikir demikian. Dia merasa ada yang aneh.
"Madam, apakah ada informasi tambahan terkait Nightcatcher?"
"Aku tidak mendapatkan informasi yang baru seputar Nightcatcher ketika mengunjungi Thomas." Madam Nigera menghela napas dan pandangannya lurus mengarah ke lautan luas yang berada tepat di depannya. "Akan tetapi sepertinya ada hal yang harus kamu ketahui juga, Anas."
Anastasia menaikkan alisnya. "Apa maksud ucapan, Madam?"
Madam Nigera menjelaskan bahwa Nightcatcher sudah mulai menyebar di kota dan keberadaan mereka semakin banyak. Menurut informasi yang didapatkan dari Thomas, ada pihak tertentu yang ternyata membawa mahluk itu dari dunia Mirland ke dunia manusia.
"Astaga, jadi maksudmu ada orang yang sengaja melakukan hal ini semua?"
"Aku juga belum bisa memastikan akan hal itu," ucap madam Nigera sambil menggerakkan kakinya. "Hal ini masih harus diteliti lebih lanjut."
"Madam hal lain yang ingin kutanyakan." Wajah Anastasia menegang. "Ini mengenai Markus."
"Markus? Ada apa dengan anak itu?" Madam Nigera langsung membalikkan kepalanya ke arah Anastasia.
Anastasia kembali menjelaskan semua yang dialaminya ketika pertama kali bertemu dengan Markus. Dia sendiri melihat warna mata Markus berubah dan berpikir mungkin Markus seorang watcher.
"Aku kurang yakin dengan perkataanmu, Anas. Itu mungkin saja efek cahaya matahari." Nigera berusaha memberikan opini mengenai hal itu.
"Aku juga belum bisa mengatakan hal itu. Akan tetapi …."
Madam Nigera langsung menepuk pundak Anastasia. Dia tampaknya ingin Anastasia tidak terlalu memusingkan akan hal itu. Dia kemudian mengganti topik pembicaraan dan menanyakan mengenai keadaan Anastasia.
"Anas, apakah kamu masih bermimpi buruk?" Nigera mengerutkan alisnya.
"Anehnya tidak. Kemarin malam, aku sama sekali tidak bermimpi buruk," ucap Anastasia dengan setengah senyumannya. "Aku bingung antara harus senang atau sedih sekarang," sambungnya sambil menggelengkan kepalanya.
"Aneh, apakah ini reaksi dari obat Thomas?"
"Aku juga sama sekali tidak mengetahuinya. Akan tetapi jika memang reaksi dari obat, aku sangat bersyukur karena untuk sementara tidak mengalami mimpi yang aneh-aneh."
Madam Nigera mengangguk mendengar ucapan Anastasia. Dia lalu berdiri dari kursinya, merapikan pakaiannya dan berjalan masuk ke dalam penginapan sambil memegang tali pengekang Wolfy.
"Anas, kita sebaiknya melanjutkan pembicaraan ini. Aku takut madam Theresa akan mencarimu."
"Iya, Madam."
Anastasia mempercepat langkah kakinya menuju kamar. Dia harus tiba sebelum anak-anak yang lain bangun. Tangannya perlahan memutar gagang pintu dan tampaknya semua anak-anak masih tertidur lelap.
"Ok, semuanya masih aman. Aku sebaiknya kembali ke tempatku."
Anastasia berjingkrak dengan pelan sambil memperhatikan sekeliling. Dia tidak ingin membuat kesalahan dan selalu memperhatikan tiap langkahnya.
"Ah, untunglah semua aman."
Anastasia menghela napas karena berhasil melewati semua itu tanpa membuat kekacauan. Dia perlahan naik ke tempat tidurnya dan berpura-pura tidur. Beberapa menit setelah itu, terdengar alarm dari dalam kamar madam Theresa. Suaranya begitu keras hingga bisa terdengar ke kamar sebelah.
Argh! Alarm ini memang membuatku muak!
***