webnovel

Wanita Simpanan

Maira adalah seorang wanita yang menjadi simpanan pacarnya sendiri, ia terpaksa menjalin hubungan gelap dengan pacarnya karena hubungan mereka tidak di restui oleh kedua orang tua sang pria. Sang pria dengan berat hati harus menikah dengan wanita lain yang sama sekali tak ia cintai. Akankah seperti apa perjalan keduanya, Maira yang akan terus mengejar Arga pacarnya tanpa lelah, atau memilih untuk pergi dan mencari yang lain? Arga akan terus memperjuangkan cintanya pada Maira atau malah memilih mencintai istrinya saja? Sebuah hubungan percintaan yang tak di restui ini pun menjadi penyebab kematian Maira, akankah Maira menerima semuanya setelah tau siapa yang telah membunuh kedua orang tuanya.

Susi_Idawati · Teenager
Zu wenig Bewertungen
4 Chs

Ke Mall Bersama Adik

Di rumah Arga saat ini mereka sedang sarapan, Iyah mereka. Arga dan juga Santi, Santi membuat nasi goreng untuk sarapan mereka pagi ini.

Kerjaan Arga sedari tadi hanya diam sambil makan nasi goreng itu, ia tak mau bicara apapun pada Santi untuk kali ini. Suasana di sana menjadi sangat sepi dan canggung.

"Arga, " panggil Santi memecahkan keheningan.

"HM, " balas Arga singkat tanpa mau menatap wajah Santi, pria itu malah terus memfokuskan dirinya pada sarapannya pagi ini.

"Hari ini kamu libur? " tanya Santi.

"Iyah, " balas Arga yang kembali singkat.

"Bisa antar kan aku ke supermarket? " tanya Santi.

"Di luar kan ada supir kamu suruh dia aja yang nganterin kamu, kasian supir itu gak guna kalau gak di pakai, " balas Arga malas.

"Oh baiklah, aku akan pergi sama supir, " ucap Santi sambil bernafas kasar.

"Kamu akan kemana? makanan kamu belum habis loh? " tanya Santi yang melihat Arga malah pergi dari meja makan, padahal makannya belum habis.

"Gak nafsu makan, " balas Arga sambil terus berjalan menuju lantai atas.

"Arga tadi ibumu bilang katanya ia mau datang ke sini, " ucap Santi.

"HM, " balas Arga yang terus berjalan menuju lantai dua, di sana ia selalu menghabiskan waktunya jika libur kerja.

Santi hanya dapat menatap kepergian Arga dengan tatapan sedih dan kesal, terkadang ia selalu bingung berada di posisi yang membuatnya tak dapat melakukan pilihan apapun. Ia bingung dengan keadaan yang terus memaksanya bersama Arga, tapi pria itu juga selalu memaksa untuk pergi menjauh darinya.

Ia mengaku salah karena dulu telah menghalalkan segala cara untuk mendapatkan Arga, kalau ia tau akan seperti ini pada akhirnya mungkin ia juga tidak mau bersama Arga. Andai waktu dapat ia putar kembali, mungkin ia ingin kembali ke waktu ia melakukan hal itu untuk mendapatkan Arga.

Kalau pun saat ini bicara apa yang sebenarnya terjadi pada hari itu, ini akan sangat terlambat atau bahkan mungkin akan memperburuk keadaan dan situasinya.

Untuk saat ini ia hanya berharap sesuatu terjadi saja pada rumah tangganya, ia berharap Arga akan jatuh cinta padanya.

Di atas Arga sedang menonton sebuah acara televisi yang dulu sempat ia tonton berdua dengan Maira di rumah ini, tepat di tempat ini juga. Maira dulu pun sering datang ke rumah ini, wanita itu sering menghabiskan waktunya bersama-sama di sini.

Sebelum akhirnya Santi datang dan menghancurkan semua kebahagian mereka berdua pada saat itu.

Di tempat lain Maira sudah berada di tempat kerjanya, ia sedang melayani beberapa pengunjung yang datang ke restoran milik seorang pengusaha muda yang tampan dan juga masih muda loh.

"Hey, bagaimana hari mu saat ini? " tanya kania, teman kerja Maira.

"Sangat menyenangkan, " balas Maira sambil tersenyum, saat ini Maira sedang memberikan beberapa pesanan pengunjung pada chef di restoran ini.

"Pantas saja kau sedari tadi tersenyum mulu, " Sedari tadi Maira memang tak pernah melepaskan senyumnya du wajah.

"Kan kalau jadi pelayan kita harus tersenyum, " balas Maira.

"Hey, senyummu hari ini tuh sangat berbeda dari biasanya, " ucap Kania sambil menggoda Maira.

"Sudah ah, ada pengunjung baru lagi tuh, " balas Maira yang pergi untuk melayani pengunjung yang baru datang ke kafe itu.

"Dasar, Maira-Maira, " ucap Kania sambil kembali melanjutkan kerjanya.

Maira saat ini terus melayani pengunjung yang datang dengan tak lepasnya tersenyum, wajah manisnya itu tambah manis saat ia tersenyum tanpa adanya paksaan. Senyuman yang benar-benar tulus dari hatinya, bahkan sampai sip nya habis pun Maira masih saja tersenyum.

Hari sudah mulai sore dan kerjaan Maira sudah selesai, karena gadis itu hanya bekerja sampai Sore saja.

"Sampai jumpa kalian, " Maira melambaikan tangannya pada pekerja lainnya.

"Sampai jumpa juga, " balas mereka yang juga membalas lambaian tangan Maira.

"Semangat yahh, " ucap Maira sambil mengangkat tangan kanannya untuk memberikan semangat pada mereka.

Setelah keluar dari tempat kerjanya ia langsung berjalan menghampiri sebuah kursi jalan, ia duduk di kursi panjang itu sambil mengeluarkan ponselnya, wanita itu menelpon adiknya.

"Halo kak ada apa? " tanya Naura yang sudah mengangkat telpon dari Maira.

"Kau pergi ke jalan yang akan ku kirimkan nanti, aku menunggumu di sini untuk pergi ke mall, " balas Maira.

"Baik kak aku akan pergi ke tempat itu, " ucap Naura kegirangan.

"Ya sudah kakak tunggu yah, " balas Maira sambil mematikan ponselnya dan memasukannya kembali ke dalam tas yang ia bawa.

Setelah waktu menunggu yang lumayan lama akhirnya Naura datang dan berlari menghampiri Maira.

"Yuk kak, " ajak Naura yang sudah tidak sabar ingin pergi ke mall.

Mereka berdua pun langsung berjalan menuju mall, setelah sampai Maira mengajak Naura untuk melihat berapa uang yang berada di rekeningnya saat ini. Takutnya uang yang di berikan Arga itu tak cukup untuk membeli sepatu yang berada di mall.

Saat Maira mengecek berapa saldo ATM-nya ia benar-benar tak percaya dengan apa yang ia lihatnya saat ini, " Ini beneran uang ku? " tanya Maira tak percaya.

"Memangnya kenapa kak? kurang yah uangnya? " tanya Naura.

"Bukan itu, tapi ini uangnya banyak sekali, " balas Maira masih tak percaya, selama ini ia memang tak pernah melihat rekeningnya.

Ini pun yang ia gunakan adalah ATM milik Arga yang waktu itu Arga berikan padanya.

"Ya sudahlah jangan di pikirkan, pokoknya kamu sekarang boleh belanja apapun, " ucap Maira sambil merangkul Naura dan berjalan menuju toko sepatu.

Di Sana Naura dan Maira mencari sebuah sepatu yang cocok untuk mereka dengan di temani seorang pakaian tokonya, setelah beberapa kali melihat-lihat sepatu itu akhirnya Naura dapat menemukan sepatu yang ia inginkan sejak dulu.

"Kak gak papa kan kalau aku beli sepatu ini? " tanya Naura yang takut uangnya kurang.

"Boleh kok sayang, " balas Maira sambil tersenyum.

Setelah selesai memilih mereka langsung berjalan ke toko pakaian, mereka juga membeli beberapa pakaian, setelah itu mereka beristirahat di kopi shop yang berada di mall itu.

Mereka membeli dua cangkir kopi dan juga makanan ringan, " Nih uang untukmu, " Maira memberikan uang pecahan seratus ribu pada Naura.

"Untuk apa uang sebanyak ini? " tanya Naura heran.

"Untuk pegangan kamu, kamu pasti mau jajan kan sama kayak yang lainnya. Kamu juga boleh traktir teman kamu di sekolah, kali-kali kita berbagi sama mereka, " balas Maira sambil tersenyum.

"Tapi kak, " ucap Naura yang merasa terlalu gimana gitu.

"Sudah lah dan ini uang untuk beli seragam sekolah, " Maira kembali memberikan uang pada Naura kali ini uang itu untuk membeli seragam sekolah adiknya.