Jauh melampaui ingatan dan keberadaannya yang di luar dari dunia mimpi, Shinka telah menyadari dan sadar sepenuhnya bahwa itu semua hanyalah cerita palsu yang seolah mengharuskannya menjadi makhluk fiksi dan menuruti apa yang telah dituliskan Tricella sebagai sang pencipta.
Bukan ... Semuanya salah ... Palsu ... Kejam ... Pembunuhan ... Dunia ilusi yang penuh dengan alur cerita sempurna yang berakhir dengan penderitaan ....
Setiap kata yang Shinka ucapkan, layar memori dari cerita masa lalu mulai mengalami kerusakan (Error data) yang perlahan terdistorsi oleh kesadarannya.
.... Bahkan kebenarannya hanya 0% dari apa yang telah kamu lakukan untuk menciptakan kembali memori cerita masa lalu dengan alur cerita yang sangat mencengangkan ....
Dengan kesadaran penuh akan sumber kekuatan mata penghapusan yang berada di luar hukum dunia. Shinka berhasil keluar dari dunia mimpi dan masuk ke dalam dimensi kegelapan tak berujung yang membuatnya terpenjara.
Bodoh, kamu pikir aku tidak akan menyadarinya? Kamu salah besar, bahkan ini masih belum seberapa dari kekuatanku yang sebenarnya.
Faktanya, tidak ada satu orang pun yang berani menentang hukum sang pencipta. Namun, mata penghapusan milik Shinka sangatlah mutlak, bahkan tidak ada satupun sesuatu yang tidak bisa di hapus oleh dirinya, mata penghapusan sangatlah tidak beraturan dan tidak dapat dijelaskan secara detail bagaimana dan seberapa kuatnya dari kekuatan mata tersebut.
Kekuatan mata keagungan Yang Maha Tinggi akan menghalau dan menghancurkan semua peristiwa yang bertentangan dengan kesesuaian cerita mutlak dari semua realitas palsu yang menahannya di dunia mimpi.
Kau ... Berani-beraninya mau memperlakukanku sebagai budak cerita, kamu harus menerima konsekuensinya karena telah mempermainkanku!
Jawab Shinka dengan suara yang menggema di dalam ruang kegelapan.
Shinka mulai melangkahkan kakinya di dalam dimensi ruang kegelapan setelah keluar dari memori masa lalu, sebuah ruangan gelap dengan genangan air datar yang terasa sangat sunyi dan kosong dengan suara gemericik air dari langkah kakinya yang terdengar begitu tenang.
Clackk Clackk ....
Shinka terus berjalan dengan berani melewati kegelapan ruang yang tak ada habisnya, sambil berbicara di dalam kenangan masa lalu dengan penuh pengakuan dan menyatakan bahwa Tricella adalah sang pencipta yang luar biasa.
.... Aku akui ... Ascendant Creator: Penguasa Mimpi Realitas. Tricella Xavania, kamu hampir membuatku ingin melanjutkan cerita itu dengan banyak kesempurnaan di dalamnya. Tapi ....
Jelas Shinka dengan nada tinggi di akhir.
Kemudian ....
Setetes api ungu penghapusan mulai menyinari dimensi kegelapan yang tak ada habisnya, api paling agung dan tertinggi, akan segera menghilangkan dominasi ketaatan dari cerita fiksi yang diciptakannya untuk mengurung Shinka.
Perlahan, api ungu penghapusan mulai mengobrak-abrik dimensi gelap dan membesar untuk menghancurkannya.
Akhir dari segala kekosongan ... Akhir dari yang tidak ada akhirnya ... Tidak semudah itu kau bisa mengurungku di dunia membosankan seperti ini. Karena mulai sekarang ....
Kedua langkah kakinya terhenti, diiringi suara genangan air yang tenang, dan terlihatlah sesosok laki-laki berdiri tegak dengan salah satu sisi tubuhnya sudah terlepas dari kegelapan sisi lain yang menyatu dengannya.
Shinka kemudian mengangkat kepalanya perlahan, membuka salah satu matanya dengan nyala api ungu tua penghapusan yang menyala-nyala ganas terlihat dari mata kanannya yang menatap terbuka dengan bibir yang menyeringai.
Badut ... Aku akan melampaui apa pun yang telah kamu lakukan padaku ... Sekarang, lenyaplah! Voids Domination!
Seketika itu, memori masa lalu hancur berkeping-keping menjadi pecahan data yang tak terbayangkan, semuanya telah berubah menjadi kesempurnaan dari kehampaan mutlak yang mendominasi dan melampaui semua manipulasi kesempurnaan yang dilakukan Tricella sebagai sang pencipta mimpi realitas.
Shinka menyeringai dengan wajah yang sedikit menunduk, dia berhasil keluar dari cerita dunia mimpi dan kembali menuju ruang dimensi realitas mimpi milik Tricella.
Yang di susul dengan ribuan sayap bulu merak yang berjatuhan tak beratur dari langit dan turun dihadapan Shinka karena telah dihancurkan olehnya.
Tricella yang melihatnya hanya tersenyum dan terkejut sesaat karena Shinka berhasil melakukannya dengan mudah sehingga membuatnya sangat terkesan dengan kemampuan Shinka.
"Ahhh, hebat sekali! Benar-benar luar biasa. Sepertinya kamu memang benar-benar layak menjadi Raja Iblis sejati. Bahkan, dunia mimpi yang tercipta dari kesempurnaan ceritaku, dihancurkan dengan begitu mudahnya oleh dominasi absolut dari kesempurnaan milikmu, Ahahha ... Luar biasa!! Aku ingin mempunyainya kemampuan itu."
Voids Domination: Kesempurnaan dominasi secara mutlak tanpa harus memikirkan seberapa tinggi dan kuat tekanan serangan lawan yang menyebabkan penggunanya terpojok atau mati bahkan di dalam manipulasi cerita sekalipun. Dominasi kehampaan atau kekosongan bukanlah sihir, melainkan kekuatan penghapusan agung dari yang paling tinggi dan terkuat terdapat di dalam sumber matanya.
Voids Domination mampu menghilangkan segala aspek ancaman dari berbagai konsep tak terkendali yang akan dialaminya, ia akan seketika melampaui eksistensi di atasnya tanpa batas dan akan mendominasi segala kesempurnaan dengan menghilangkan seluruh konsep hukum dunia yang ada.
"Ohh, sekarang aku mengerti. Ternya begitu, cara kerja kekuatan mimpi realitas milikmu." Jelas Shinka karena telah merasakan kekuatan mengerikan yang dimilikinya, bahkan lebih mengerikan dari yang dia bayangkan sebelumnya.
"Araaa, baguslah kalau kau mengetahuinya."
Tambah Shinka seraya menyipitkan pandangan matanya. "Tidak masuk akal, kau memasuki pikiranku untuk mencari sejarah dari ingatan masa lalu agar kau bisa mengurungku di sana, dan menjadikanku hewan peliharaan dunia dalam cerita yang kau buat dengan begitu mudahnya."
Tricella kembali terkekeh dengan senyuman manis di bibirnya. ".... Eahaha ... Tepat sekali. Gampang sekali, aku bisa mengubah dan merekam ulang semuanya hanya dengan melihat dan berbicara denganmu. Mengubah sebuah cerita alasan kau dilahirkan dan diciptakan seperti itu, lalu memasukkanmu ke dalam penjara kesempurnaan dari dunia mimpi sehingga kamu bisa menjadi budak kesayangan dari cerita yang aku buat ...."
Gumam Shinka. "Mengerikan juga kekuatanmu, ya."
"Mungkin, jika kamu tidak menyadarinya, semuanya akan terasa sangat menyenangkan jika kau tidak berhasil keluar. Karena, itu akan menjadi halaman cerita yang tidak ada habisnya." Tricella menjawabnya dengan tatapan manis – Itu semua hanyalah permainan belaka karena ingin menguji kemampuan miliknya.
Sebesar apapun kekuatan yang dimiliki Shinka, semua akan sia-sia jika ia bertemu langsung dengannya.
Shinka mendengus di dalam dirinya. "Menarik! Kau mungkin akan menjadi lawan terkuatku suatu saat nanti!"
Menyebabkan Shinka sangat tertarik dengan kekuatan Tricella yang begitu besar, sambil berjalan perlahan untuk mendekati wajahnya yang sangat cantik bagaikan malaikat yang akan membunuhnya kapan saja.
Tricella yang melihat seekor tikus sedang berjalan di atas telapak tangannya, segera meraih tubuh Shinka dengan dua jari seperti hewan peliharaan dan memindahkannya ke bulu merak raksasa yang tiba-tiba muncul sebagai pijakan dari tempatnya berdiri.
Bahkan, Tricella juga merasakan hal yang sama dan ingin melawannya suatu saat nanti, meski itu adalah hal yang sangat mustahil dilakukan Shinka. Jaraknya sangat jauh, perbedaannya cukup besar, tidak ada satu pun makhluk yang berhasil bertemu langsung dengan 10 Ascendant Creator kecuali di antara mereka sendiri yang dapat melakukannya.
Shinka memandangnya dari jarak jauh karena dipisahkan oleh bulu merak yang membuatnya tegak seperti korek api.
"Aku tidak menyangka. Kau hanya perlu melihat dan menghadapi lawan bicaramu sebelum kau bisa memanipulasi keseluruhan cerita untuk menjadikannya budak cerita kesayanganmu. Benar-benar kekuatan yang melampaui makhluk apapun, luar biasa !!"
Sebuah omong kosong belaka yang membuat pikirannya digelitik oleh tawa karena melihat makhluk rendahan itu– Shinka, berbicara seolah tak percaya bahwa dirinya adalah seorang pencipta yang bisa melakukan apa pun yang diinginkannya.
".... Eahahhahaha ... Kamu benar-benar hebat, Raja Iblis Shinka. Aku tidak menyangka kamu sekuat ini ... Seharusnya itu sangat mustahil bagimu untuk bisa keluar. Tapi, sepertinya tidak ada yang mustahil bagimu ... Hebat, aku mengagumimu. Raja Iblis Shinka."
"Begitukah ... Kamu benar, tidak ada yang mustahil bagiku selagi aku masih bisa melakukannya. Kau bahkan membuatku harus melakukan itu untuk keluar dari ceritamu. Kau lawan yang benar-benar merepotkan. Tapi, ini sangat menarik!" Shinka terus menatapnya dengan senyuman tertarik karena ingin melawannya lebih jauh lagi– Meskipun.
Mungkin aku pikirkan lain kali saja, ini bukan saatnya. Masih ada yang harus aku lakukan demi kehidupan nyamanku di dunia ini.
Pikir Shinka yang membuat rasa ketertarikannya terhenti.
"Meski begitu—" Shinka segera mengarahkan tangan kanannya ke depan dengan Astron Trinity yang tiba-tiba muncul di tangannya.
Tricella menutupi separuh wajahnya dengan kipas tangan bulu merak– Menyela perkataan Shinka. "Meski begitu, aku bahkan tidak menggunakan kekuatanku sama sekali untuk bisa melakukan hal itu."
"Apa katamu?! Tidak menggunakannya sama sekali?" Kata-kata sarkasme pedas itu membuat Shinka tertegun dengan tatapan tajam tak percaya karena Tricella menggunakannya tanpa kekuatan apa pun.
Mimpi Tanpa Akhir (Endless Dream): Manipulasi kesempurnaan mutlak dari mimpi tanpa akhir yang dapat menyebabkan orang yang berbicara dengannya dapat menjadi cerita makhluk fiksi buatannya dengan mudah. Membawa orang tersebut ke dalam penjara dunia mimpi secara instan tanpa harus melakukan serangan.
Mimpi Tanpa Akhir milik Tricella akan selalu terjadi dan aktif bila ada yang berbicara dengannya melalui luar dan dalam pikiran orang tersebut, nyatanya ia hanya butuh beberapa kata saja untuk bisa membawanya ke dalam penjara mimpi tanpa akhir.
Tricella dengan cepat bisa mengubah semua cerita yang membuat lawannya tetap di sana dengan kebahagiaan mimpi tanpa akhir yang di akhiri dengan sebuah penderitaan mencekam yang tak terbayangkan.
Makhluk tersebut dapat dengan bebas dikendalikan oleh Tricella sendiri tanpa harus melawannya.
Sebenarnya itu semua hanyalah permainan untuk menguji kekuatan Shinka, Shinka sendiri terpaksa menggunakan Voids Domination karena menyadari bahwa itu semua sangatlah berbeda dan palsu ketika melihat kenyataan dirinya yang seperti itu.
Tidak ada lain yang bisa membuat dirinya tenang dengan sebuah kepalsuan belaka, karena jika dirinya tidak menggunakan mata itu semuanya akan berakhir.
Shinka sendiri mengetahui betul kisah nyata masa lalu kelam yang selalu ia alami. Jika Shinka tidak menggunakan Voids Domination, maka itu semua hanya akan menjadi kisah mimpi yang tak ada habisnya di dalam hidupnya.
Maka cerita ini akan berakhir dengan cepat dan tidak akan pernah ada sebuah kelanjutan yang bisa di pahami oleh makhluk biasa.
Akan sangat berbeda keadaannya jika Tricella benar-benar melawannya dengan Endless Dream Reality yang menyebabkan orang tersebut mengalami kegilaan dengan penderitaan mencekam yang tak terbayangkan dari kenyataan mimpi yang tiada akhir, tidak bisa di ubah, dihancurkan, dan yang paling tinggi dari yang paling akhir.
"Kau tak perlu terkejut seperti itu ... Kekuatan kita sangat jauh berbeda, kau bahkan masih belum sebanding dengan tubuh Dewa ciptaanku. Mungkin, kau harus bertemu dengannya jika kau begitu penasaran denganku."
Penawaran yang sangat menarik! Mungkin dewa itu bisa bermain-main denganku walau hanya sebentar. Meskipun begitu, aku harus tetap menanyakan penjelasannya.
"Tubuh Dewa? Apakah itu wujud manusiamu? Apakah itu seperti Boneka Stillia?"
"Benar. Tapi, dia satu kesatuan. Berbeda dengan Stillia yang memiliki tubuh boneka yang tak terhitung jumlahnya. Dia benar-benar berbeda, mungkin kamu akan tertarik saat melihat kemampuannya."
Menyeringai, merasa bahwa itu adalah sesuatu yang sangat ingin Shinka alami dan bisa bertemu dengannya. "Begitukah ... Menarik sekali." Shinka menyipitkan matanya. "Jadi, apa yang ada di hadapanku sekarang?"
"Menurutmu? Kukira kamu sudah sadar, tapi ternyata tidak sama sekali."
"Apa? Omong kosong macam apa itu?"
"Perhatikan baik-baik."
Hmmmmm ... Memang benar, sebelumnya aku tidak bisa merasakan kehadirannya sama sekali.
Bahkan ini semua terlihat mirip seperti kumpulan kunang-kunang biasa saat aku melihatnya lebih dalam, apakah ini hanya bayangan yang dibentuk oleh kunang-kunang tersebut?
Menarik!
Kalau begitu ... Aku harus mencobanya!
Pikir Shinka percaya bahwa tubuh Tricella hanyalah gambaran ilusi yang tercipta dari mimpinya.
Seketika Shinka langsung menembakkan Void Bullet ke arah Tricella yang terbang sangat cepat. Kemudian tubuh Tricella menjadi jutaan kunang-kunang emas yang terbang menjauh saat Void Bullet melesat ke arahnya.
Jutaan kunang-kunang tersebut tidak kembali dan malah menghilang, meninggalkan suara Tricella yang masih bisa berbicara dengannya.
"Kekuatan yang luar biasa!"
"Hmmmm, ilusi dari mimpi ya?"
"Ahh, kamu benar. Sudah kubilang kan? Pada dasarnya kamu tidak akan pernah bisa melihatku. Itu semua hanyalah ilusi mimpi kunang-kunang dari dirimu sendiri yang mencoba melihat dan merasakan kehadiranku."
"Aku mengerti. Sungguh mimpi yang menyusahkan."
Tiba-tiba seluruh tubuh Shinka bersinar dengan barisan pecahan data yang terus bergerak, tubuh Shinka mengalami kerusakan data yang akan segera menghancurkan tubuhnya.
"Apa? Apa yang terjadi?" Shinka melihat tubuhnya sendiri dengan wajah heran.
"Sepertinya pertemuan kita berakhir di sini. Tubuhmu akan segera hancur menjadi potongan-potongan data yang akan segera dipindahkan ke tempat lain."
Shinka melihat ke arah telapak tangannya, merasakan sebuah penderitaan yang amat menyakitkan yang akan membuat tubuhnya hancur menjadi pecahan data yang tak terbayangkan.
Sebuah kehancuran luar biasa yang dihiasi dengan penderitaan tanpa akhir.
Tubuh sementara dengan sebuah tujuan untuk menghancurkan dunia hukum dan melenyapkan Dewi sejati Asyluminaz yang telah di ciptakan oleh Ascendant Creator ke 8.
Semua cerita yang telah ditulis hanyalah kesenangan belaka dari 10 Ascendant Creator untuk mempermainkan dirinya yang bereinkarnasi menjadi seorang Raja Iblis Sejati.
"Begitu ya. Aku mengingatnya ... Wanita itu ... Sekarang aku bisa merasakannya ... Sakitnya ... Kejinya ... Penderitaan ... Serta semua emosi kegilaan dari sebuah penderitaan terasa begitu meluap-luap sehingga terus menghantui pikiranku tentang apa yang kulakukan saat itu."
Ahh, benar sekali. Aku menghancurkan dunia itu ... Semuanya lenyap menjadi kekosongan tanpa akhir ....
Betapa mengerikannya kekejaman hukum dunia dari kehancuran yang telah di perbuat ....
Mungkin ... Lain kali, aku harus bisa menahannya.
Kerusakan data yang membuatnya merasakan penderitaan tiada akhir sudah berada pada tahap akhir, kerusakan tersebut telah mengoyak daging, pikiran, jiwa dan seluruh sumber keberadaannya dengan cepat.
Seketika darah menyentak keluar dari mulut Shinka dengan cepat. ".... Ugh-ahh ... Sepertinya tubuh ini tidak akan bertahan lama lagi ...."
" Ya. Tubuhmu akan hancur setelah mengalahkan Dewi sejati Asyluminaz. Aku tidak menyangka," Tricella menegaskan suaranya. "Kalau kau bisa membunuh Dewi sejati yang dia ciptakan dengan begitu mudahnya."
"Rupanya kau telah tahu semuanya, ya?"
"Ya."
Darah mulai mengalir deras dari seluruh bagian tubuh Shinka, hidung, mata, telinga, kepala hingga jari kaki yang membasahi tubuhnya.
"Bisakah kamu memberiku gambaran tentang siapa orang yang pertama kali melakukan hal ini padaku?" Shinka bertanya dengan satu mata kanannya yang masih terbuka sambil menahan rasa sakit yang tak terbayangkan di saat-saat terakhir tubuhnya akan segera di hancurkan.
"Boneka ketidaktahuan, Dunia Azentrix yang berlapis-lapis tak terbatas, dan senjata payung merah. Dialah yang mengambil alih jiwamu sebelum kamu memasuki tubuhmu di dunia lain. Menjebakmu didalam mimpi palsu penjara ketaatan dari dunia hukum milik Dewa Tarzatus."
"Boneka bajingan!" Shinka menundukkan kepalanya dan akan mengingatnya dengan sebuah kebencian.
"Meskipun dia bodoh, tapi kamu tidak boleh meremehkannya, dia adalah boneka penghancur cerita yang telah dibuat olehnya. Kamu pasti akan mati secara tercela jika kamu tidak serius melawannya."
"Aku sudah tahu, kamu tidak perlu bicara lagi." Shinka sudah mengetahuinya. Pengetahuan dangkal seperti itu membuat dirinya sangat muak dengan sebuah rasa kebencian yang mendalam karena bisa mengetahuinya dengan mudah.
Seketika Tricella menyadari bahwa Shinka telah menggunakan Penghapusan Kekosongan Mata Surgawi tanpa batas.
"Luar biasa! Kau hanya perlu menggunakan mata itu berkali-kali untuk mengetahuinya, ya? Sepertinya matamu itu serbaguna, bahkan saat aku melihat dan merasakannya, sepertinya kau tidak mengeluarkan kekuatan sama sekali untuk bisa menggunakan mata itu."
"Ya. Kamu benar, aku bisa menggunakan mata ini kapan saja tanpa harus menggunakan kekuatanku untuk membukanya ...."
Kedua tangan Shinka mulai melepuh dan terpotong dengan sendirinya.
"Tapi ... Ada mata lain yang membuatku harus menggunakan setengah kekuatanku untuk membukanya ... Sebenarnya itu seperti kematian instan tanpa batas yang selalu membunuhku ketika aku membukanya."
"Ohhh, sepertinya itu akan sangat menyenangkan. Aku jadi tidak sabar untuk melihat matamu indahmu yang lain."
"Cihhh ... Dasar makhluk kebodohan duniawi!"
Kemudian, Shinka perlahan mengangkat kepalanya dengan ekspresi wajah galak dan tatapan mata melotot untuk bisa merespon tindakannya.
"Aku pasti akan menemukannya! Siapapun yang berani mempermainkanku, akan kubunuh!"
Dengan cepat tubuh Shinka meledak dan hancur menjadi partikel bercahaya yang tak terhitung jumlahnya yang tersebar ke mana-mana.
Itu semua bersamaan dengan gelembung cerita tak berujung yang melayang di atas jari telunjuk Tricella yang tiba-tiba jatuh tepat di bawah telapak tangannya.
Tricella merasa sedikit kesal karena sebuah permainan yang telah berakhir. Dengan perasaan senang, Tricella langsung mengepalkan telapak tangannya yang membuat gelembung-gelembung cerita yang tak ada habisnya lenyap seperti kerikil tak berarti.
"Babak pembuka cerita sudah selesai ya. Sepertinya akan sangat menyenangkan melihatnya bisa bertahan di dunia itu. Maaf, kalian pasti sudah menunggunya."
Terkekeh pelan dengan wajah yang berseri-seri seraya menutupi wajahnya dengan kipas bulu merak miliknya.
".... Ehehhehhaha ... Benar-benar menyenangkan!"
Tricella berjalan anggun sambil mengipasi wajahnya dengan kipas tangan bulu merak dan menggerakkan tangan kipasnya seperti penari berbakat.
Kemudian sebuah portal biru muncul di depan Tricella dengan seikat bulu merak yang mekar menghiasi pembukaannya dengan sangat indah.
Tricella kembali menutupi kecantikan wajahnya dan menatap manis ke arah kamera. "Selamat datang ... Reinkarnasi Raja Iblis Kehampaan Terkuat tingkat 1. Shinka Rainmaru, perjalananmu yang sebenarnya akan segera dimulai."
.
.
************