"Bagaimana kalau kita pergi ke Tower Taipei 101 untuk merayakan ulang tahunmu?" Ucap Yoshito memecah keheningan.
Saat ini mereka (Minato bersaudara + Kristin dan Sam) sedang menikmati makan malam di rumah Chris untuk acara ulang tahunnya.
"Itu hanya alasanmu untuk memeras ku!!" Respon Chris dengan dingin, mengetahui bahwa tujuan adik pertamanya adalah belanja di pusat barang-barang branded di negaranya itu.
"Model itu butuh barang branded Onii-chan!!" Rayu Yoshito
"Aku hanya menyuruhmu diam dibelakang meja, dan aku menggajimu. Bukan menjual tubuhmu seperti itu!!"
"Aku ingin ke Dajia River." Ucap Yuire dengan mulut dipenuhi makanan, untuk menengahi perdebatan kakaknya itu.
"Kau yakin hanya ingin kesana? Disana tidak ada yang bisa kau beli?" Tanya Chris kepada Yuire.
Yoshito yang mendengar hal tersebut mendengus "Yamada Minato. Sebenarnya aku ini adikmu atau bukan?? Kenapa kau hanya bersikap manis pada Yu?" Yoshito memasang wajah cemberut. Sam dan Kristin hanya tersenyum melihat perbincangan keluarga ini.
"Sepertinya kau hanya anak pungut. Karena setiap melihatmu aku selalu ingin marah." Ucap Chris dingin
"Seharusnya aku memilih tidak dipungut saja kalau tahu kakakku akan kejam sepertimu!!." Gerutu Yoshito.
...
"Mereka sangat serasi sekali." Ucap Yuire kepada Sam ketika melihat Yoshi dan Kristin yang sedang berfoto ria diantara bunga-bunga di Dajia River.
"Kita juga serasi sayang,," Ucap Sam menggenggam tangan kekasihnya. "Iya kan Onii-chan??" Tanya Sam seraya menoleh ke arah Chris yang duduk di sampingnya, di salah satu kursi pengunjung di Dajia.
Melihat wajah kakaknya yang berubah murung ketika selesai menerima telepon. Yuire mendekati kakaknya, berlutut di bawah kakaknya yang duduk di atas kursi taman.
"Onii-chan?? Telepon dari siapa??" Tanya Yuire lembut.
"Dokter Marie." Pandangan Chris beradu dengan tatapan mata Yuire yang sudah paham dengan apa yang sedang terjadi.
"Ada apa??" Sam yang berada diantara mereka penasaran ingin tahu apa yang sedang terjadi. Mereka terdiam sejenak, tidak ada yang menjawab pertanyaan Sam.
"Sayang??" Tanya Sam berharap kekasihnya memberi jawaban.
Yuire memandang sejenak kepada Chris lalu kembali memandang kekasihnya. "Tiga donor yang ada di daftar rumah sakit, golongan darahnya tidak ada yang cocok denganku." Yuire tersenyum kepada Sam.
"Ini berita buruk, jangan tersenyum!! Aku sungguh benci saat kau selalu bersikap baik-baik saja di depanku! " Ucap Chris menatap nanar adik kecilnya itu, Sam hanya tertunduk tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menolong kekasihnya itu.
"Hidupku jauh lebih dari baik-baik saja. Apa yang harus aku minta lagi? Aku memiliki dirimu, Yoshi, Sam dan bahkan Kristin sekarang. Aku bahagia. Itu cukup." Chris tidak merespon apapun kata-kata adiknya.
"Aku mau kau menikmati kebahagiaanmu ini lebih lama lagi." Ucap Chris singkat.
"Jangan khawatir onii-chan. Aku masih punya banyak waktu. (Yu tersenyum, mengusap kedua pipi kakaknya dan berdiri) Aku akan kesana menemui Yoshi dan Kristin."
Yuire beranjak dan pergi menuju kakaknya Yoshito yang sedang berfoto. Hanya tersisa dua lelaki yang duduk disana dengan pandangan kosong memikirkan imajinasi masing-masing.
"Apa benar waktunya masih banyak??" Tanya Sam tanpa menoleh kepada orang yang ada disampingnya itu.
Chris menarik nafas panjang " Tidak sebanyak yang dia pikir, kondisinya semakin menurun. Dia tidak pernah mengatakannya, tapi aku tahu. Dia sering terbangun di tengah tidurnya, menjauh dariku untuk menutupi rasa sakitnya." Chris mengingat kembali sikap adiknya setiap tidur di kamarnya, bangun dari tempat tidurnya perlahan dan meringkuk di atas sofa.
Chris mulai terisak dan mengepalkan tangannya. "Melihat tubuh ringkihnya yang bercucuran keringat dan mengatur nafasnya yang tersengal membuatku hancur Sam. Dan dia selalu langsung tersenyum dalam sakitnya jika aku melihatnya sedang kesakitan" Sam memandangi lelaki itu, matanya mulai buram tertutupi air mata yang hampir menetes.
"Beberapa kali aku bertanya pada Tuhan, kenapa tidak aku saja. Tubuhku lebih kuat.. (Kata-kata Chris tercekat oleh isakannya). Seandainya dia tidak menolak, mungkin aku sudah memberikan milikku untuknya."
"Chris, jangan pernah berpikir kau atau Yoshito akan memberikannya untuk Yu. Dia tetap akan merasa mati jika salah satu dari kalian pergi." Sam memberanikan diri mengusap bahu orang yang dia takuti itu.
"Rasa sayangku pada Yu sama besarnya dengan kalian. Aku tidak akan tinggal diam. Aku juga akan berusaha mencari jalan keluar."
"Terima kasih Sam, sekarang aku akan menemui Marie. Bawalah adikku pulang denganmu. Katakan padanya aku ada urusan."
Chris berdiri dari tempat duduknya dan menepuk bahu Sam menatap tajam matanya "Dia milikku paling berharga, jagalah dia melebihi dirimu sendiri." Lalu Chris pergi berlalu meninggalkan Sam sendirian.
"Aku tidak tahu kenapa kau terus tertawa Yu, padahal waktumu di ambang batas. Apa kau ingin menutupi rasa sakitmu. Atau karena diriku kau terus tertawa?? Aku mencintaimu Yuire Minato. Aku ingin terus menjadi penyebab dirimu tertawa"