webnovel

Maafkan Aku

Melihat gerbang rumah Chris yang ada dihadapannya membuat keberanian Sam sedikit menciut. Bagaimana tidak, kekacauan dua hari yang lalu di restoran adalah dia penyebabnya.

Bayangan tentang nasibnya ketika sudah di dalam nanti begitu menyeramkan. Apa Chris akan memukulnya? Atau bahkan menembaknya?? Sudah terbersit dipikirannya selama perjalanannya tadi.

"Apa aku masih bisa selamat? Demi Yuire aku harus masuk!!" Sam memantapkan nyalinya, menarik nafas panjang dan menancap gas mobilnya menuju halaman rumah Chris.

Baru masuk pintu rumah, Chris sudah terlihat duduk di meja makan dengan wajah garang.

"Yuire sedang tidur di kamar, temui dia dulu dan kembali kesini. Aku ingin bicara.!" Ucap Chris dengan dingin. Tapi nada tanpa amarah itu justru lebih menakutkan bagi Sam. Sebelum calon kakak iparnya itu berubah pikiran, Sam bergegas menuju kamar Yuire tanpa menjawab apapun.

......

Sam duduk di samping kekasihnya yang tertidur dengan wajah pucat. Di pandangannya wajah itu dalam-dalam, wajah yang tidak dia lihat selama lima hari ini.

"Aku merindukanmu sayang. Kulitmu lembut sekali seperti biasanya" Bisiknya pelan mengusap pipi Yu.

"Maafkan aku, karena kamu menjadi seperti ini."Sam menarik nafas panjang, menyesali apa yang terjadi pada kekasihnya itu.

Tak lama Yu membuka mata dan tersenyum kecil. Sam membalas senyuman orang yang paling dicintainya itu.

"Kau sudah pulang??" Tanya Yu. Sam hanya mengangguk.

"Onii-chan memarahimu??" Yu menggenggam tangan Sam dan mengecupnya.

"Belum." Sam menggeleng dan sedikit tertawa tapi wajahnya menjadi serius kembali. " Kenapa kau tidak bilang padaku kalau Hua Lu menemuimu?"

"Dia ingin berteman denganku, dan kami hanya bercerita." Jawab Yu polos

"Dia mengatakan banyak hal, katanya kau sering bercerita apapun kepadanya, termasuk tentang hubungan kita." Lanjut Yuire

Sam menarik nafas panjang, bingung dengan jalan pikiran kekasihnya itu "Aku tahu kenapa kakak-kakakmu tidak bisa melepaskanmu dari pandangan mereka."

"Kenapa??"

"Karena kau mudah dibodohi!!!"

"Benarkah??" Yu berniat bangun dari kasurnya..

"Eits,, berbaringlah. Aku akan menemui kakakmu. Tidurlah lagi!!" Perintah Sam menahan tubuh Yu agar berbaring lagi.

"Sam??" Yuire mengkhawatirkan nasib Sam, mengkhawatirkan jika kakaknya akan meluapkan emosinya kepada Sam.

"Tenang saja, aku akan menyelesaikan kekacauan kemarin. Itu sudah tugasku. Dan tugasmu??" Sam tersenyum.

"Tugasku?? Aku mendapat tugas juga??"

"Ya sayangku.. Tugasmu hanya satu,, mencintaiku." Sam mengecup bibir Yuire, mengelus pipinya lalu keluar kamar menuju Chris yang sudah menunggunya.

........

Sam berjalan perlahan mengumpulkan keberanian menuju meja makan tempat Chris berada.

"Duduk!!" Perintah Chris saat melihat kekasih adiknya itu hanya berdiri tak jauh darinya. Sam duduk dihadapan Chris, tertunduk tak berani memandang mata Chris.

"Selesaikan semuanya. Wanita itu bisa melakukan yang lebih parah dari ini. Aku tidak mengenalnya, tapi aku tahu." Sam masih tertunduk, memahami bahwa koneksi Chris tidak diragukan lagi. Hanya untuk mencari tahu siapa penyebab kejadian kemarin tentu akan mudah baginya.

"Kalau kondisi adikku baik-baik saja, aku akan membiarkannya berjuang untuk hubungan kalian. Tapi kau lihat? Berjuang agar nafasnya tetap ada setiap hari saja dia sangat kesulitan." Chris menelan ludah, menarik nafas panjang dan memejamkan mata.

Dia membayangkan bagaimana adiknya berjuang selama ini.

Sam memberanikan memandang wajah Chris, tidak ada wajah yang garang saat itu. Hanya ada wajah rapuh seorang kakak yang sangat ketakutan kehilangan adiknya.

"Aku sudah lelah mengancammu, tapi jika wanita itu masih terlibat denganmu, jangan salahkan aku jika aku memintamu meninggalkan adikku."

Deg, jantung Sam terasa berhenti sejenak. "Meninggalkan Yuire,? kebahagiaan kami baru saja dimulai". Batin Sam

"Jika lebih baik kau meninggalkannya, maka tak apa hati adikku hancur, asal dia tetap hidup." Tatap tajam Chris menusuk mata Sam

"Aku akan menyelesaikannya. Aku tidak ingin berpisah dengan adikmu."

Sam beranjak pergi meninggalkan Chris dan keluar dari rumah Chris dengan hati yang emosi pada Hua Lu dan rasa takut kalau Chris akan memisahkannya dengan Yuire.

Dia milikku

Jangan suruh aku menepi

Aku tak ada waktu untuk mencintai siapapun lagi

(ghandistri)