Malam ini Anggara terpaksa menginap dirumah Tante amel dikarenakan bensin keretanya telah Habis, lagipula hari juga sudah terlalu malam untuk pulang dan selain itu menginap disini jauh lebih nyaman dibandingkan harus berurusan dengan keluarga kandungnya sendiri.
Didalam kamar tamu itu yang kebetulan saja ada disebelahnya kamar Bella, Anggara mencoba memejamkan kedua matanya sembari mengirimkan pesan kepada wali kelas untuk tidak datang besok karena Lagipula ia takkan sempat juga untuk berangkat kesekolah tepat waktu, malahan nantinya ia bakal terlambat datang dan harus dihukum juga didepan sekolah makanya sekarang ia memutuskan terpaksa pura-pura sakit saja.
Setelah selesai menyelesaikan urusannya, ia pun berniat untuk tidur sampai akhirnya notifikasi pesan dari Bella membuatnya tersenyum tanpa sadar seakan-akan ia bahagia dapat pesan dari Bella.
BELLA
Lagi apa? Aku lagi mikirin kamu loh, Angga.
Namun saat ingin membalas pesan itu, tiba-tiba ia mendengarkan suara tangisan dari arah kamar sebelah, sepertinya itu adalah suara dari Sarah yang membuat Anggara meletakkan kembali handphonenya keatas meja dan belari penuh khawatir kesana untuk menghampiri Sarah.
Sebenarnya alasan ia mengambil kamar tamu yang ada disebelah kamar sarah juga karena ia bermaksud ingin memastikan gadis itu baik-baik saja, dan tepat seusai dugaannya kalau saat ini ia sedang dibutuhkan oleh tunangannya tersebut.
Didalam kamar itu, ia bisa melihat Sarah sedang kedinginan dalam keadaan tertidur nyenyak. Dan tentunya sebagai tunangan yang baik, Angga langsung mendekati Sarah seusai menutup rapat kembali pintu kamar dan meraih remote AC yang ada diatas meja untuk dimatikan olehnya agar gadis itu tidak kedinginan lagi.
Dia membelai rambut Sarah dan berniat ingin memperbaiki selimutnya Sarah yang agak terjatuh kelantai karena Sarah yang tidurnya tidak tenang.
Dan sialnya saat akan memperbaiki selimut itu, tidak sengaja mata Anggara tertuju pada tubuh indah sarah, entah gimana sialnya sarah yang mengenakan baju tidur model dress polos itu sedikit naik keatas sampai memperlihatkan bagian Paha Sarah .
Anggara yang memang seorang Remaja Pubertas pastilah tergoda saat itu juga, makanya ia buru-buru menyelimuti kembali seluruh tubuh Sarah dengan selimut dan berniat segera pergi dari sana.
Tetapi saat akan meninggalkan kamar itu, mendadak saja Sarah kembali menggigil keinginan yang tidak tega langsung menghangatkan gadis itu dengan terus menggenggam jemari Sarah sambil memastikan tubuhnya sudah ditutupi selimut saat itu.
Wajar saja Sarah kedinginan, malam.itu hujan benar-benar turun deras dan kebetulan juga AC kamar Sarah lupa dimatikan oleh Tante amel yang membuatnya kedinginan gini sedangkan gadis itu merasa mengantuk berat untuk bisa terbangun dari tidurnya karena efek dari obat yang dikonsumsinya.
Singkat cerita cukup lama Anggara menemani Sarah disana sampai ia juga sempat tertidur dalam posisi duduk, hingga akhirnya entah gimana ia tersentak bangun dari tidur dan begitu matanya terbuka tiba-tiba saja ia kembali melihat Sarah tanpa selimut dengan dress yang sudah tersingkap keatas.
Anggara pun langsung buru-buru bangkit dari ranjang saat itu juga, cukup lama ia mencoba menenangkan dirinya.
Jujur saja rasanya berbeda saat dulu, padahal waktu kejadian itu ia tidak pernah memiliki nafsu seperti ini pada Sarah.
"Tenangkan dirimu, Angga." gumam Anggara yang buru-buru menyelimuti Sarah kembali dan duduk disebelah Sarah seperti biasanya.
Namun entah bagaimana sebuah pikiran aneh terbesit dipikirannya secara tiba-tiba, apalagi saat ini Sarah sedang tertidur pulas karena pengaruh obat .
Dan benar saja tanpa bisa berpikir tenang, mendadak saja Anggara yang saat ini memasuki usia 18 tahun mulai merasa penasaran pada suatu hal yang membuat ia langsung memasuki kedua tangannya kedalam selimut yang sudah menutupi tubuh Sarah.
Lalu jemari tangannya mulai berjalan liar kesana-kemari , seolah-olah sedang mencari sesuatu, sampai akhirnya kedua tangannya berhenti tepat dibagian lutim gadis itu.
Cukup lama Anggara ragu dan berniat menarik kembali tangannya dari sana , tetapi niat itu ia urungkan saat ia menyadari kalau saat ini tangannya sudah berkelana liar kebagian selangkangan gadis itu.
Kini ia mulai merasa penasaran , jika mengingat kembali bagaimana bentuk tubuh manusia melalui gambar yang ada di laboratorium Biologi, kini ia bisa secara jelas merasannya .
Anehnya saat menyentuh selangkangan Sarah, alirannya mulai berpacu cepat berbeda saat dulu ia menyaksikan tragedi pemerkosaan yang dilakukan Abangnya pada Sarah.
Apa mungkin saat itu ia masih terlalu muda untuk bisa memahami itu, atau malahan sekarang ia sedang berada dipuncak perasaan ingin tahu apalagi statusnya yang merupakan seorang tunangan Sarah sedikit memberikan keberanian baginya untuk lebih leluasa.
Intinya saat ini Anggara sudah kehilangan kontrol atas kewarasannya, bahkan salah satu tangannya mulai memasukkan tangannya kedalam bagian celana dalam gadis itu sampai ia bisa merasakan sesuatu yang belum seharusnya diketahui olehnya.
Walaupun ia sudah pernah melihat semua ini beberapa tahun lalu, tetapi kali ini rasanya berbeda dimana ia bisa merasakan kepuasan secara pribadi dan kini ia mengerti mengapa dulu anggi bernafsu pada gadis secantik Sarah.
Anggara menggelitik-gelitik bagian kewanitaan gadis itu, tanpa sadar tubuh sarah yang masih terlelap merespon dengan beberapa kali menggeliat-liat dan semakin memberikan kepuasan bagi Anggara padahal saat itu ia tidak bisa melihatnya secara langsung karena seluruh tubuh tunangannya itu ditutupi oleh selimut tebal yang menghalangi pandangannya.
Mungkin saat ini ia memilih cara yang lebih halus dibandingkan abangnya waktu itu, ia memang lebih pintar dengan cara menciptakan cara yang lembut untuk menuntaskan rasa penasarannya tersebut.
Kini tak menunggu waktu lama, bagian gua milik sarah mulai basah sampai mengenai telapak tangan Anggara.
Ia bisa merasakan cairan putih mengalir keluar saat itu yang membuatnya agak lepas kendali sampai menurunkan balutan indah yang menutupi gua milik Sarah.
Dari balik selimut yang menutupi pandangannya, ia bisa merasakan nafsunya semakin memuncak.Dengan perlahan-lahan agar Sarah tidak bangun, kedua tangannya mulai leluasa menjelajahi bagian gua tersebut dan menikmati setiap gerakan gemulai yang diberikan sarah saat area sensitif tersebut digelitik lembut olehnya.
Kini Area itu mulai basah lebih banyak, cairan pelumas yang menetes dikedua tangan Anggara membuat benda milik Anggara juga ikut berdiri .
Dengan amatiran, Anggara terus bermain -main diarea tersebut untuk beberapa saat.
Kini ia mulai tidak tahan lagi, nafsunya sudah memuncak sampai akhirnya tatapan mata Sarah kala itu langsung menghentikan pikiran kotornya sebelum bergerak lebih jauh lagi.
Anggara mulai tersadar saat itu juga, ia langsung memasangkan kembali celana dalam sarah pada tempatnya dan menyingkirkan tangannya dari sana.
Lalu ia berdiri saat itu juga melihat kearah Sarah yang masih tertidur pulas sebelum akhirnya ia melirik kearah tangannya yang dipenuhi oleh cairan pelumas kepunyaan Sarah.
Dengan cepat-cepat ia keluar dari kamar itu dan berlari kedalam toilet , ia mencoba membersihkan seluruh tangannya.
"Bodoh!" gumamnya mengumpat diri sendiri, ia menatap cermin yang ada ditoilet untuk menenangkan diri sekalian menunggu benda miliknya untuk kembali tertidur.
Setelah memastikan bagian miliknya telah tertidur kembali, barulah ia kembali ke kamarnya dan mencoba melupakan semua yang terjadi.
Untungnya semua yang terjadi kemarin tidak ada satupun yang mengetahuinya, sehingga Anggara sedikit merasa lega dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Namun sepertinya semua yang dipikirkannya itu tidak sepenuhnya benar, sebab pagi ini ia bisa melihat Sarah yang terus melamun sepanjang sarapan dengan alasan ingin mandi.
Dan begitu tante amel sedang mencuci piring, Anggara langsung menyelinap dari dapur menuju kamar Sarah.
Disana ia bisa melihat Sarah tampak kaget melihatnya, lalu buru-buru Anggara mendekat gadis itu tanpa basa-basi.
"Kamu kenapa? kok diam aja pagi ini? ada yang disembunyikan?" tanya Anggara yang sebenarnya malah seperti orang yang sedang memastikan sesuatu, ia takut kalau sarah menyadari perbuatannya kemarin malam.
Sarah cukup ragu menjawab, tetapi Anggara tidak menyerah dan berusaha meyakinkan dirinya sampai membuat gadis itu mengalah.
"Aku merasa tadi malam ada yang menjalari bagian milikku, tapi kayaknya itu cuman mimpi doang cuman masih kepikiran aja sampai sekarang." Sarah terlihat berusaha berpikiran positif sementara Anggara mulai merasa bersalah walaupun ia sedikit lega.
Ia juga merasa lega karena dirinya tidak sampai kebablasan kepada gadis itu, walaupun tidak sepenuhnya Anggara merasa bersalah karena baginya saat ini ia telah memiliki sarah yang sebentar lagi mereka akan menikah saat Anggara lulus SMA .
"Kamu jangan banyak pikiran ya, nanti bisa sakit lagi." Sarah cuman mengangguk saja , lalu ia membiarkan tangan Anggara membelai rambutnya.
"Kalau gitu aku pergi dulu ya." Anggara langsung ingin cepat keluar, ia tak mau membuat sebuah kesalahan lagi kepada Sarah.