webnovel

Tuan CEO, Lukis Cintaku Di Hatimu

[COMPLETED] Berawal dari lukisan hingga menjadi cinta? Jennifer Dean, seorang mahasiswa teladan jurusan seni ini suatu hari bertemu Daniel Alexander di gallery seni. Berawal dari kecocokan minat mereka, Jenni, si gadis polos namun cerdas ini menjalin hubungan dengan Daniel yang ternyata adalah seorang CEO muda dari K'D Corporation Company?? Dapatkah seorang gadis biasa ini beradaptasi dengan lingkungan serba mewah Daniel, si CEO workaholic? Dapatkah ia mempertahankan Daniel ketika Kylie, saingan cintanya terus mengejar ngejar Daniel? Tak hanya itu, Ayah Daniel juga membuat kesepakatan dengan Jenni tanpa sepengetahuan Daniel? Perjanjian macam apakah itu? Akankah itu mengancam hubungan mereka? Est-Ce La Fin. Apakah ini akhirnya? Akhir hubungan kita ataukah justru awal dari segalanya? Baca hanya di novel "Tuan CEO, Lukis Cintaku Di Hatimu" —— Jika ada yang mau tau Visual dari novel ini kalian bisa follow ig seya yaa ... Untuk sequel dari novel ini telah ada dalam bahasa Inggris, untuk judul novel nya: Daddy’s Beloved Baby Ig : gldseya FB : Gld Seya

Gldseya · Allgemein
Zu wenig Bewertungen
254 Chs

Be a Lovers ?

Daniel dan Jenni kini telah berada di salah satu resto Jepang yang memang lebih terlihat private diantara resto resto lain di Mall tersebut.

Keduanya kini langsung memesan makanan terlebih dahulu sebelum memulai pembicaraan.

Setelah selesai memesan makanan barulah Daniel membuka pembicaraan pada Jenni.

"Apakah resto ini sesuai dengan seleramu ?" tanya Daniel.

"Hng... sesuai ... aku suka makanan Jepang" sahut Jenni sambil tersenyum manis.

Daniel suka senyuman Jenni itu, Daniel pun ikut membalas senyuman Jenni itu.

"Baguslah kalau kau suka" jawab Daniel.

Jenni menganggukan kepalanya.

Keduanya satu sama lain saling membicarakan banyak hal mulai dari aktivitas yang biasanya Jenni lakukan di kampusnya, maupun aktivitas yang Daniel lakukan dikantor.

Tak berapa lama, seorang pelayan pun datang menghampiri Daniel dan Jenni dengan makanan yang telah mereka pesan.

Setelah nya keduanya tampak tenang menikmati hidangan masing masing yang sudah mereka pesan sebelumnya.

Tak ada percakapan yang terjadi selama mereka sibuk dengan makanannya masing masing.

Ya kedua nya lebih memilih tenang tanpa ada percakapan jika ada hidangan di hadapan mereka.

Setelah beberapa menit keduanya menyelesaikan makanan masing masing, barulah Daniel memberanikan diri menyuarakan suara nya yang sebelumnya tertahan.

Entah ada perasaan gugup yang kini menyelimuti hati Daniel.

'Apakah saat ini adalah waktu yang tepat untukku untuk mengatakan padanya ?' lirih Daniel dalam benak, sambil membenarkan duduknya.

"Mmm .. Jen... sebenarnya ada yang ingin kukatakan padamu .." lirih Daniel sedikit gugup.

Kegugupan Daniel tak dapat ditutupi sedikit pun, sangat jelas wajah Daniel yang tiba tiba kaku dan tangan nya yang sedari tadi tiba tiba ia turunkan dari meja makan hanya untuk menyatukan kedua tangan nya terkait.

"Ada apa bang ?" tanya Jenni lembut menatap Daniel dengan seksama.

Daniel menghirup nafas banyak dan membuangnya dengan sekaligus agar meluapkan rasa gugup nya.

Sejujur nya Jenni yang melihat wajah Daniel seperti itu rasanya ia ingin tertawa lepas, hanya saja demi menghargai Daniel ia mengurungkan niatnya.

"Mau kah kau menjadi kekasihku ?" tanya Daniel sambil menatap manik Jenni lekat.

Jenni terdiam sejenak, dan mengerjapkan maniknya berkali kali.

'Apa aku tak salah mendengar ?' benak Jenni.

"Kau tak salah mendengar Jen" kekeh Daniel pelan saat melihat reaksi Jenni yang terlihat imut dimata Daniel sambil mengusap rambut Jenni lembut.

Degup jantung Jenni kini mulai tak terkendali, bahkan lama kelamaan ia merasakan pipi nya yang mulai memanas.

'Oh apa ini ? mengapa pipiku memanas ?' lirih Jenni dalam benak yang belom membuka mulut nya sedikit pun membalas pertanyaan Daniel.

"Jika kau tak ingin menjawab nya sekarang ... tak apa apa Jen ... aku tak memaksamu memberikan jawabannya sekarang" ucap Daniel sambil tersenyum.

Mendengar perkataan Daniel tersebut refleks Jenni menggelengkan kepala nya cepat.

"Aku mau" cicit Jenni pelan, yang setelah nya langsung menundukkan kepala nya malu.

Daniel semakin terkekeh sekaligus gemas melihat tingkah kekasihnya itu ....

Tunggu kekasih ?

Bukankah Jenni mengatakan 'Mau' dengan begitu bukankah Daniel sekarang menjadi kekasih Jenni ?

"Terimakasih kau mau menerimaku menjadi kekasihmu Jen" ucap Daniel sambil menangkup dagu Jenni agar ia hadapkan menatap wajah nya.

Jenni yang tak dapat berbuat apa apa, langsung menatap wajah Daniel yang tepat di depan wajahnya.

"Jadi sekarang kita sudah resmi menjadi sepasang kekasih bukan ?" tanya Daniel sengaja menggoda Jenni yang masih terlihat malu malu.

Dengan perasaan yang masih belom dapat terkontrol baik, Jenni menganggukan kepala nya pelan.

"Woah Jen mengapa aku selalu gemas melihat tingkahmu" ucap Daniel pada akhirnya.

"Iihh bang jangan berkata seperti itu Jenni semakin malu, apa kau tak tahu bahwa rasanya pipi Jenni lama lama seperti akan melepuh jika bang Daniel seperti itu terus menerus" gerutu Jenni sambil menangkup kedua pipinya dengan kedua tangannya.

Lagi lagi Daniel terkekeh.

"Tak apa Jen ... justru aku semakin menyukaimu karena tingkah mu itu ... dan aku semakin yakin mengapa hatiku baru terbuka semenjak kehadiranmu" ucap Daniel.

'Begitukah ?' lirih Jenni dalam benak yang baru mengetahui kejujuran yang baru saja Daniel ungkapkan.

***

Seorang pria paruh baya tampak bersender nyaman di bangku santai miliknya.

Perlahan pria paruh baya itu membuka map coklat yang kini sudah berada di hadapannya.

Satu persatu dokumen dan foto ia keluarkan dari map tersebut.

"Jadi ini gadis yang Daniel kencani ?" gumam pria paruh baya itu pelan sambil menatap foto seorang gadis.

"Cantik ... kurasa pandangan putraku akan seorang gadis tak akan salah" lirih pria paruh baya itu kembali.

Setelah nya Pria paruh baya itu membuka dokumennya satu persatu, mulai dari identitas gadis itu, hingga latar belakang orang tuanya, bahkan keadaan ekonomi keluarga gadis itu.

Cukup lama pria paruh baya itu tampak merenung membaca satu persatu dokumen yang ia miliki mengenai gadis yang tengah dekat dengan putranya itu.

Tak lama terdengar suara helaan nafas panjang yang keluar dari mulut pria paruh baya itu.

'Aku harus memantau nya lebih jauh, serta menimbang nya terlebih dahulu sebelum kuputuskan dan kukatakan pada Daniel' lirih pria paruh baya itu dalam benak.

——-

Leave comment and vote 😊

Maaf sudah hiatus lama dikarenakan berbagai hal yang seya ngga bisa sebutin hehe ....

dan

Selamat berjumpa kembali reader seya untuk di novel ini 😁😊👋🏻👋🏻