webnovel

Tsabitha Penyihir Berdarah Campuran

12 tahun yang lalu seperti mimpi buruk seumur hidupku. Meski sudah begitu lama, bayangan itu masih sangat jelas. Tepat saat peluru menembus kepala temanku, lalu dia terjatuh di depanku. Bingung, takut, dan entah perasaan apa lagi yang bercampur aduk di kepalaku. Aku tidak tahu harus bagaimana saat itu, hanya menangis. Setelah 12 tahun kejadian itu berlalu, setiap kali bayangan itu muncul, perasaan yang sama masih aku rasakan. Aku seolah tidak bisa mengubah apa pun, meskipun kejadian itu berulang kali terjadi di depanku. . . Aku menyusuri jalan setapak menuju bagian ujung. Dingin dan gelap tanpa penerangan, ditambah dinding kayu yang dibuat mengitari tempat ini menghalangi cahaya luar yang masuk. Sesampainya di satu bagian aku meletakkan buket lily putih yang sudah aku bawa, tepat di atas sebuah batu marmer putih bertuliskan nama ‘Zie’. “Aku pulang,” lirihku. Aku duduk di sampingnya, mengeluarkan beberapa kue dan dua buah susu kotak kesukaan kami. “Bagaimana keadaanmu di sana? Apa kamu baik? Apa kamu makan teratur?” aku mengusap nisan itu lembut. “Tunggu aku,” bisikku. ____________________________ Tsabitha And The Naughty Cat ************************ Updates at 08.00, 11.00 dan 20.00 WIB ************************ #Meet me on instragram: bluehadyan

dewisetyaningrat · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
401 Chs

Keturunan dari tetua pertama

"Jika kau tidak mengatakan yang sebenarnya, maka aku tidak mau melanjutkannya". Dia melihat pada Azalea. "Ini bukan perkara mudah atau sulit. Bukan perkara lama atau sebentar. Ini akan mengubah anak itu untuk selamanya," Vio kembali ke kursinya. Menuang teh ke cangkir miliknya dan kembali menikmati cemilan yang ada disana.

Azalea memintaku duduk, aku melihat ekspresinya yang sedari tadi terus tersenyum. Tampaknya suasana hatinya sedang baik. "Apa kau ingat perjanjian yang kau buat sebelumnya?"

"Perjanjian?" aku tidak ingat mana yang dia maksudkan.

"Jika kau berhasil menyingkirkan Yon maka aku akan mengabulkan keinginanmu sebagai bayarannya," dia melihatku sambil tersenyum.

"Iya," aku ingat itu.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com