webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · Teenager
Zu wenig Bewertungen
167 Chs

Eps. 117

Hari demi hari telah di jalani oleh Shea dan Alvarez sebagai sepasang suami-istri, Alvarez selalu berusaha memahami sikap dan sifat Shea yang terkadang masih berubah-ubah.

Pagi ini, Alvarez akan berangkat ke Bandung untuk menghadiri gathering yang di selenggarakan oleh Erlangga, demi ke profesional kerja Alvarez harus menyingkirkan rasa takutnya meninggalkan Shea sendiri di rumah bersama Art nya.

" aku nggak lama kok sayang, cuma 3 atau 4 hari " Alvarez berusaha menenangkan perasaan Shea, bagaimana tidak Shea masih ingat dengan jelas bagaimana Luna terus berusaha mendekati suami nya itu dan iya yakin ni bahwa Luna pasti juga turut hadir di sana.

" kalo ada apa-apa, kamu langsung hubungi aku " lanjut Alvarez, Shea hanya mengangguk

" bye..... I love you more " Alvarez mencium pipi Shea sebelum dirinya masuk kedalam mobil jemputan nya.

" semoga nenek sihir itu nggak macem-macem sama suami gue " batin Shea menatap mobil yang di tumpangi oleh Alvarez keluar dari gerbang rumah nya.

Shea sudah bersiap untuk berangkat ke kampus, namun sebelum itu dirinya akan pergi ke rumah. Brian terlebih dahulu.

Mobil yang dikendarai oleh Shea sudah masuk ke halaman rumah sang ayah, dirinya melihat si kembar sedang bermain bersama Ajeng dan Oma Anita.

" assalamualaikum... " sapa Shea

" walaikumsallam..... " Anita menyambut kedatangan cucu sulungnya dengan pelukan hangat.

" hai Sean..... hai Sharen " Shea mencium pipi gembul adik kembarnya secara bergantian

" kamu mau kemana sayang? kok sendirian, Alvarez mana? " tanya Anita secara beruntun

" aku mau ke kampus Oma, ada jam mata kuliah pagi... hari ini Alvarez pergi ke Bandung ada kerjaan di sana, Alvarez juga berangkat nya bareng sama papi "

" jadi kamu sendiri di rumah? " Shea mengangguk sambil menggoda kedua adiknya

" kalau gitu, kamu nginep di sini aja sayang.... Oma khawatir nanti ada apa-apa " tawar Anita

" kan ada art, yang nemenin aku... lagian aku mau belajar mandiri "

" ciyeeeeeeeee yang udah jadi seorang istri " goda Ajeng, Shea tersenyum malu

" tapi perasaan Oma nggak enak loh sayang "

" aduh, Oma nggak usah mikirin yang aneh deh.... oh ya, mommy mana kok nggak keliatan? "

" eh ternyata ada tamu.... " Shalu datang menghampiri mereka dengan membawa baki berisikan kue coklat kesukaan si kembar

Mereka pun saling melepas rindu satu sama lain, beberapa saat setelah melepaskan rindu, Shea pun berpamitan untuk pergi ke kampus nya.

Tidak sampai sore, Shea sudah kembali ke rumah.

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, Shea menyiapkan makan malam nya dengan di bantu oleh art, setelah itu Shea makan malam sendirian.

" ternyata nggak enak makan malam sendiri kayak gini " batin Shea

" Non, bibik pamit ke supermarket di dekat gerbang komplek yah, soalnya bahan dapur udah banyak yang habis " ucap Art

" ok bik, hati-hati yah, bibik jangan lama-lama ya... "

Art itu mengangguk lalu pergi. Setelah makan malam seadanya, Shea beranjak ke ruang keluarga, dirinya menyalakan tv dan mencari siaran favoritnya.

TING NUNG!!!!!

Shea sedikit terkejut saat mendengar suara bel rumah berbunyi

" siapa ya, yang datang malam-malam gini " batin Shea

TING NUNG!!!!!

Suara bel kembali berbunyi, Shea baru ingat kalau art nya sedang pergi ke supermarket tak jauh dari rumah untuk membeli kebutuhan sehari-hari yang sudah habis. Shea pun berjalan kedepan untuk membuka pintu.

Bola mata Shea membulat melihat seseorang yang tak dia kenal mengenakan pakaian serba hitam dangan topeng menutupi wajahnya

Belum sempat Shea menutup pintu dengan rapat, orang itu mendorong pintu hingga kepala Shea terbentur dan memberikan lebam di keningnya.

" siapa anda!!!!! mau apa anda!!!! " Shea sudah mulai ketakutan saat laki-laki mencoba menarik tubuhnya

" ayo, kemari lah jangan takut " ucap orang itu terus mencoba menjangkau Shea

" PERGI!!!!!! ATAU AKU AKAN TERIAK!!!!!! "

" tidak akan ada yang mendengar suara anda nona " ucap orang itu lagi membuat Shea semakin takut, keringat dingin sudah mengucur di keningnya

Shea mencoba berlari namun langkah kakinya kalah cepat dibandingkan orang yang diyakini oleh Shea, bahwa dia seorang laki-laki mendengar dari suaranya.

" mau kemana kamu!!!!! " laki-laki itu berhasil menjangkau Shea lalu mendorong tubuh Shea hingga pinggang nya membentur ujung siku lemari dan dapat dipastikan sudah memberikan bercak biru di pinggang nya.

Shea menahan rasa sakit serta tangisnya, terus mencoba memberontak dari laki-laki mengerikan itu.

" mari kita bersenang-senang sayang "

Dengan sekuat tenaga, Shea mendorong laki-laki itu agar menjauh dari tubuhnya

" ternyata kamu kuat juga sayang " laki-laki itu tertawa mengejek

" PERGI!!!!!!!! " Shea kembali berlari

Namun, Laki-laki itu kembali berhasil menarik tangan Shea lalu mendorong tubuh Shea hingga jatuh ke sofa.

" jangan memberontak, atau aku akan melukai wajah cantik ini " laki-laki itu sudah menodongkan sebilah pisau ke arah wajah Shea lalu beralih ke leher jenjang Shea.

" aku mohon jangan lakukan itu " Shea sudah menangis ketakutan, laki-laki itu mencoba untuk m********a nya

Shea sudah tidak dapat membendung air matanya lagi, saat merasakan perih di bagian leher nya, laki-laki itu menggores leher Shea hingga mengeluarkan darah.

PRANG!!!!!!!!!!!!

Shea berhasil menjangkau vas bunga yang terletak di atas meja yang tak jauh dari dirinya lalu memukul kepala laki-laki itu hingga berdarah

" BRENGSEK!!!!!!!! " hardik laki-laki itu

PLAKKK!!!!!!!

Shea harus kembali merasakan sakit di pipinya oleh pukulan keras dari laki-laki itu. Shea terus berusaha melawan, Shea hampir berhasil membuka topeng itu namun tenaga seorang laki-laki lebih kuat dari tenaga wanita, dengan susah payah akhirnya Shea berhasil mendorong laki-laki itu hingga terjungkal.

Dengan cepat Shea berlari keluar rumah, tanpa alas kaki, dan untung nya Shea masih sempat mengambil ponsel nya di atas nakas.

" WANITA SIALAN!!!!!!!! " hardik laki-laki itu sambil memegangi kepalanya yang sudah mengeluarkan banyak darah.

Dengan menahan sakit di sekujur tubuhnya Shea terus berlari tanpa menoleh kebelakang, hingga akhirnya Shea menaiki taxi yang sedang terparkir.

" cepat jalan pak!!!!! "

" baik non "

Taxi itu pun melaju, tubuh Shea masih bergetar wajah nya sudah pucat pasi dan tercetak dengan jelas ketakutan yang mendalam di wajahnya.

Dengan tangan yang gemetar Shea berusaha menghubungi seseorang, beberapa detik kemudian

" pulang sekarang!!!!!!!! atau kamu nggak akan lihat aku selamanya!!!!!!! " ucap Shea di sela tangisnya, lalu mengakhiri telfonnya tanpa menunggu jawaban.

" kita mau kemana non "

Shea kembali terkejut saat mendengar suara asing di telinga nya.

" rumah sakit Medica Pak " jawab Shea dengan takut-takut

Sesampainya di sana, Shea langsung turun tapi dirinya lupa bahwa tidak mengantongi uang sepeser pun, dari arah kejauhan seorang laki-laki yang masih memakai pakaian dokter berjalan menghampiri Shea.

" astaga Shea.... " Laki-laki dewasa itu terkejut melihat penampilan Shea yang kacau, dengan memar di keningnya dan bercak darah di sudut bibir dan lehernya

Shea hanya diam, dan ketakutan terus menyelimuti dirinya.

" ya Allah kamu kenapa, apa yang terjadi sama kamu nak "

Shea tersadar dari lamunannya saat mendengar kata ' Nak ' kemudian tangisnya pun pecah

" om Arkan " Shea langsung memeluk Arkan tak lain sahabat ayah nya,

Setelah Arkan membayar taxi yang di tumpangi oleh Shea, dirinya membawa Shea ke IGD untuk mendapatkan penanganan.

Shea sudah menceritakan semua kejadian yang dirinya alami, bahkan Arkan sudah menghubungi pihak polisi untuk melakukan penyelidikan, Arkan juga sudah menghubungi keluarga Shea termasuk Brian, dan dapat di pastikan oleh Arkan bahwa Brian sekarang dalam perjalanan pulang.

Shea sudah berada di ruang rawat untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif sedangkan Shalu, Anita, Gunawan dan Cleo juga sudah ada di sana untuk menemaninya saat ini Shea sedang tertidur efek dari obat bius yang di berikan oleh Arkan untuk menenangkan Shea karena dirinya berteriak histeris setiap melihat orang-orang. Luka di leher Shea pun sudah di obati oleh Arkan.

" siapa yang sudah tega melakukan ini semua " lirih Anita sambil mengusap lembut pipi Shea yang masih terlihat memar

BRAkK!!!!!!!!

Pintu itu terbuka dengan keras, mereka semua terkejut saat melihat kedatangan Alvarez dan Brian, dengan langkah kaki cepat kedua laki-laki beda generasi itu yang begitu sangat mencintai Shea menghampirinya yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

" Shea "

Betapa terkejutnya Alvarez melihat lebam-lebam di wajah istri nya dan perban yang menutupi luka di leher Shea, begitu pun dengan Brian.

" Shea masih dalam efek bius, karena tadi dia teriak-teriak seperti orang ketakutan dan terus memanggil nama kamu dan papinya " ucap Arkan.

" seperti nya Shea baru saja mengalami tindak kekerasan, karena ada banyak nya lebam di bagian tubuh Shea " Arkan memperjelas kalimatnya, Brian mengepal kan kedua tangan nya.

" mau kemana kamu? " tanya Brian saat melihat Alvarez yang hendak beranjak pergi

" biar papi dan pihak kepolisian yang urus semua ini, kamu disini temani Shea karena dia membutuhkan kamu " ucap Brian lagi, Alvarez pun tak dapat berkata lagi.

" orang yang melakukan ini pada Putri ku harus mendapatkan balasan yang setimpal " batin Brian kemudian melangkah pergi.