Evans melangkahkan kakinya menuju ke dalam ruang introspeksi.
TOK! TOK! TOK!
"Kau baik baik saja?" tanya Evans dari luar ruangan Andrea.
"Ya," sahut Andrea.
"Bolehkah aku masuk?" tanya Evans.
"Terserah. Ini tempatmu. Dan kau tuannya," jawab Andrea.
Evans langsung masuk ke dalam ruangan itu lalu menutupnya kembali. Andrea terlihat duduk bersimpuh di atas ranjang.
Andrea seperti terlihat sedang frustasi. Mungkin frustasi memikirkan fitnah yang menimpanya.
"Kau ingin makan sesuatu?" tanya Evans.
"Tidak, aku tak nafsu makan," jawab Andrea.
"Maafkan aku," ujar Evans tiba tiba. Sontak saja hal itu membuat Andrea mendongak menatap Evans.
"Kau meminta maaf, tapi kau tak mau melepaskanku. Kau minta maaf, tapi kau tak mau meredam suara-suara tak enak itu. Apa karena permasalahan ini, kau jadi bersikap seperti ini padaku? Apa salahku padamu?" pekik Andrea.
Evans menatap dalam ke arah Andrea. Ia tak bisa, untuk mengesampingkan wanita ini. Namun, ia harus bersikap adil saat ini.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com