Menjelang senja Aldric masih berada di rumahsakit, meski beberapa kali dia masuk ke ruangan dan berusaha membaur saat Adrianna mengobrol dengan mertuanya, tapi Adrianna tampak mengacuhkannya. Sekarang Jolenne bersiap untuk pulang setelah seharian menemani menantunya di ruang perawatan. Jolenne berjalan meninggalkan ruangan dan menghampiri Aldric.
"Kalian bertengkar?" Tanya Jolenne pada puteranya itu, dan Aldric mengangkat alisnya. "Ya." Angguknya.
"Kau memiliki wanita idaman lain?" Alis Jolenne bertaut menatap puteranya itu.
"No." Geleng Aldric lemas, dan itu membuat ibunya menghela nafas dalam.
"Jangan sampai bertindak bodoh atau kau akan kehilangan semuanya." Ujar Jollene sembari memeluk singkat puteranya sebelum menyusuri lorong untuk meninggalkan puteranya itu. Aldric menatap ibunya hingga dia menghilang di ujung lorong, barulah Aldric masuk ke dalam ruangan. Adrianna segera membuang muka saat Aldric masuk ke dalam ruangan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com