webnovel

The Pureblood Mafia

Lucious Draco Kingstone adalah anak berumur 14 tahun lahir di London dan tinggal di New York dari kecil dia selalu merasa bahwa dia tidak diinginkan oleh keluarganya. Dia memiliki segalanya tapi dia tidak memiliki apa yang dia inginkan dan butuhkan yaitu kasih sayang dari sebuah keluarga. Dia hanya berharap bahwa suatu hari dia memiliki keluarga yang menyayanginya. Dulu Draco adalah anak yang baik dan penolong dia juga ramah kepada siapa pun. Namun sikapnya berubah lama kelamaan karena sikap keluarganya yang selalu memperlakukannya dengan kasar. Semakin lama dia semakin terjun ke dunia gelap itu disanalah dia mendapatkan banyak teman gelap, disaat itulah dia mulai merasa punya orang orang yang cocok dengannya dan mulai menjadi anggota mafia yang paling ditakuti. Disana ia bertemu teman teman baru mafianya. Hidupnya sangat bahagia disana meskipun Ia tak menunjukkan kalau dia bahagia. Semua berjalan dengan lancar pada awalnya tapi lama kelamaan semua menjadi berubah. Semenjak dia menjadi mafia hidupnya berubah. Misteri misteri pun bermunculan. Termasuk misteri dibalik keluarga Kingstone dan jati dirinya sebenarnya. Bahkan misteri tentang masa lalunya yang ia tak ingat. Kemudian setelah mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya di masa lalu. Takdir dari masa lalunya kembali memilihnya untuk menjadi pejuang di dunia yang berbeda. Apakah Ia akan tetap menjadi mafia atau mengubah jalannya? Start from 27 May 2019 in wattpad

CillianVillain · Aktion
Zu wenig Bewertungen
76 Chs

Part 68

I think the hardest part of losing someone, isn't having to say goodbye, but rather learning to live without them. Always trying to find the void, the emptiness that's left inside your heart when they go. ~ Draco

"Aku tahu kau akan keluar dari bisnis sepupumu. Aku ingin kau mempertimbangkan tawaran." Kata pria rusia yang duduk di depan Thomas sambil meminum birnya.

"Jangan bermain denganku! Dan jangan membuang waktuku! Aku adalah pria yang sibuk. Katakan apa maumu untuk mendatangiku?" Bentak Thomas

"Kau adalah petarung yang baik di ring, kau juga adalah mantan CIA. Aku ingin menyewamu untuk menjadi salah satu bagian dari kami. 900 juta dollar per bulan."

"Aku tidak dijual. Lagipula 900 juta dollar per bulan terlalu murah bagiku. Kau pikir aku bodoh? Sepupuku adalah pemilik perusahaan ganja yang besar, dan tak ada seorang pun yang mati karena ganjanya, sampai akhirnya kau memasukkan racun perusak dunia ke dalam ganja-ganja itu." Kata Tom sambil mengeluarkan sebuah pistol ke bawah mejanya.

"Kau meremehkanku. Saat singa sudah menua lebih baik dia menyingkir, sebelum dia disingkirkan. Aku berusaha membantumu, Thomas. 900 juta dollar adalah jumlah yang besar. Take it or leave it." Kata pria itu lagi.

Thomas langsung menembakkan peluru tersebut tepat ke kemaluan pria rusia itu, dan dengan cepat menembaki kepala penjaga pria rusia itu.

Tak lama kemudian, pria yang tersungkur dan masih berteriak kesakitan memegangi kemaluannya, itu langsung muntah-muntah di lantai.

"Kau memulai perang dengan sepupuku, dan kini kau berurusan denganku. Kau melewati batas, dan ada harga yang harus dibayar. Kau berusaha menjatuhkanku, kau berusaha mengancam posisiku. Kau tahu aturannya! Apa-apaan yang kau pikirkan?!" Bentak Thomas

"Aku telah menaruh parasit shigella di dalam birmu tanpa kau sadari. Kau kira aku tidak tahu rencanamu yang lain jika aku menolak tawaranmu? Aku tahu kau akan menculik sepupuku di dalam mobil van setelah dia pulang dari kasino. Setelah itu, mobil yang sama yang kau gunakan untuk menculik sepupuku, akan kau gunakan untuk menculikku. Dan aku tak takut jika aku atau dia dibunuh oleh anak buahmu. Karena aku selalu ribuan langkah lebih maju daripada amatir sepertimu di dunia gelap. Kau baru saja masuk ke dalam kolam hiu selama dunia menit dan kau mau menantangku yang dari remaja sudah masuk ke dalam kolam hiu?  Kau bahkan tidak tahu dengan siapa sebenarnya aku bekerja. Kau benar-benar bodoh... kini kau akan diare sampai mati." Kata Thomas sambil melangkah pergi.

Thomas langsung menembakkan senjatanya ke atas, dan para orang-orang itu langsung lari kabur. Namun, Thomas tetap menembaki mereka. Sampai tersisa seorang pria yang berlari melompat dari bangunan. Dan berakhir terjatuh di rel kereta api, kemudian dilindas oleh kereta api yang kebetulan lewat disana.

"Benar-benar amatir yang mengenaskan." Kata Thomas sambil berjalan pergi menuruni tangga. Tepat pada saat itu Ia langsung dijemput oleh mobil sepupunya. Seketika Thomas memasuki mobil dan duduk disebelah sepupunya yang sedang menikmati rokoknya, mobil itu pun melaju. Dan Ia langsung ditodong pistol oleh seorang pria yang duduk di sebelah bangku pengemudi. Melihat hal itu Thomas langsung menyalakan rokoknya dan menghisapnya santai.

Tak lama kemudian Luke dari kejauhan gedung langsung menembaki kepala kedua pria yang duduk di kursi depan mobil.

"Oligarki rusia, mantan KGB. Semua uangnya berasa dari pipa gas. Dan dia sangat sedih ketika puteranya kulempar  jatuh dari jendela hotel di Los Angeles. Orang rusia membereskan masalah, dan aku adalah bagian dari masalah itu." Kata Tyson Theomond

"Aku masih sedang mengincar bos dari orang rusia ini. Kami akan menghabisinya. Terimakasih sudah mau menjadi umpan." Kata Thomas sambil keluar dari mobil.

"M16 sudah tahu, tentang apa yang akan kita lakukan pada Mickey Hansen beserta segala miliknya. Seseorang gadis British bernama Hailey Dwyne sudah mengurus para polisi koruptor yang bekerja untuk Mickey. Perhentian kalian selanjutnya adalah pergi ke gedung-gedung milik Mickey Hansen. Kalian harus selalu memakai silencer seperti biasa, dan menembak para musuh kalian di bagian leher dan kepala agar mereka mati, karena mungkin mereka memakai rompi anti peluru. Dan jangan khawatir untuk beraksi di depam CCTV, karena seperti biasa, aku sudah mengurusnya. Peraturannya dalam misi ini hanyalah satu, yaitu tidak boleh memakai kekuatan agar lebih seru, jika kalian memakai kekuatan, misi terakhir ini tak akan seru. Kita sudah tidak bisa dibunuh dengan peluru, bazooka, ataupun granat. Karena itu lebih baik kita bersenang-senang untuk memulai misi mafia seperti biasanya. "

Pintu terbuka dan menampakkan tentara bayaran  dengan memakai gas mask memasuki sebuah gedung gelap yang dipenuhi gas air mata. Di lantai lain gedung itu, Tom sudah menyiapkan berbagai senjatanya. Setelah itu Ia memasukkan HK416 beserta magazinenya ke dalam saku mantelnya. Kemudian Ia turun ke bawah dan menghujani tentara bayaran tersebut dengan peluru dari Uzi Submachine gun dari lantai atas. Setelah pelurunya habis, Ia langsung menembaki kepala mereka berkali-kali dengan HK416nya. Kemudian Ia langsung bersembunyi di baling patung besar dan mengganti magazinenya dengan cepat, setelah itu menembaki mereka lagi di sekeliling patung yang mendanginya.

Waktu demi waktu pun berlalu, kini magazinenya telah habis. Ia pun langsung memanjat naik ke atas patung dan melompat ke lantai atas untuk mengambil shotgunnya. Setelah selesai dengan shotgunnya kini Thomas langsung keluar dari tempat persembunyian dan muncul di depan mereka sambil menembaki kepala mereka dengan shotgun dari jarak dekat. Satu peluru saja yang ditembakkan bisa sampai membuat kepala pecah.

Ketika ketiga musuhnya mencoba merebut shotgunnya Thomas langsung membanting dan menghantam mereka ke dinding, setelah itu menembak mereka di kepala dengan shotgunnya. Seketika itu Thomas dengan cepat mengambil peluru dari saku celananya, mengisi peluru shotgunnya dan menembaki mereka lagi.

Setelah peluru shotgunnya habis, Ia menggunakan shotgunnya untuk memukul musuhnya sambil menembak leher mereka dengan pistolnya sampai ketiga tentara lain mendatanginya dan menembakinya dari kejauhan dengan assasult riffle yang membuat Tom mundur dan pindah ke ruangan lainnya. Dan seperti dugaannya mereka mengikuti Tom sampai akhirnya Tom langsung keluar dan menembaki salah satu dari mereka di bagian lehernya. Dan pada saat itu juga salah satu dari mereka melayangkan tinjunya tetapi Tom langsung menahannya dan malah membantingnya, lalu menembakinya di lehernya. Setelah itu tentara bayaran yang terakhir langsung menghajarnya berkali-kali tetapi Tom menangkisnya, kemudian membantingnya.

Setelah itu tentara itu langsung menendang kepala Thomas, hingga mereka beradu kekuatan hingga Thomas langsung jatuh tercebur ke kolam renang yang dalam. Di dalam sana mereka masih sibuk berkelahi, sedangkan Mickey dari lantai atas langsung menembakkan beberapa bom peluru ke dalam kolam renang yang membuat air dari kolam itu meledak.

Lucas masih bersembunyi di dekat tangga sambil menunggu musuhnya keluar.

Duar!

Tepat pada saat pintu diledakkan Lucas langsung menembaki mereka dengan Thompson sampai pelurunya habis, dan Ia pun langsung kembali naik ke atas. Dan seketika itu juga musuh-musuhnya mencoba menembaki Lucas dari bawah, namun semua satu pun peluru tidak mengenai Lucas karena Ia terus berlari menghindar Setelah itu, Ia bersembunyi dii balik dinding sambil memegang  Kar98knya. Kemudian Ia menembaki mereka dari jendela, setelah itu langsung menunduk ketika mereka menembakinya. Setelah itu Ia melemparkan granat-granat ke tangga ketika Ia mendengar suara derapan langkah kaki tentara bayaran yang akan mendatanginya.

Lucas membuka tas hitamnya untuk mengambil magazine Thompsonnya dan menyiapkannya  untuk kedua Thompsonnya setelah itu, Ia langsung turun ke bawah menghujani mereka dengan ratusan peluru.

Luke menembakkan grappling hook gunnya ke atas bangunan gedung tinggi perusahaan yang langsung membawanya baik ke gedung lain. Setelah itu, ia memecahkan kaca bangunan dengan menendangnya, kemudian Ia berjalan naik ke atas tangga lainnya dengan suasana perusahaan yang gelap gulita. Ia mengeluarkan dan menyiapkan senapan DXL-5 beserta  SVLK-14S. Kemudian Ia membuat kedua lubang lingkaran di jendela gedung itu. Setelah itu Ia menarget kepala musuh-musuhnya yang sibuk berpesta dari gedung lainnya, dan menembaki mereka.

"Apa kalian benar-benar butuh berbulan-bulan untuk mencari pria ini?" Tanya Draco dengan jas berlumur darah yang berada di gedung lain.

"Yup! Karena CIA, FBI, DEA, sebagian ada di tangannya. Karena itu aku kan mengganggu setiap sinyal di gedung besar yang akan disabotase oleh kalian, agar dia tak bisa memanggil bantuan. Jadi pria ini nyaris tak bisa disentuh. Tetapi pria ini hanya peduli soal uangnya, jadi kurasa kita sangat mudah untuk memancingnya. Kalau prinsip kita adalah keluarga, prinsip orang ini adalah keakuratan. Dia hanya peduli pada dirinya sendiri, dan tak peduli jika timnya mati." Jelas Robert

"Tapi kenapa kalian masih bersikeras membunuh timnya?" Tanya Draco

"Mereka bisa menghalangi kita. Mereka setia pada bos mereka, jadi mereka tidak peduli jika mereka dimanfaatkan."

"Mereka benar-benar bodoh…" Kata Draco sambil memakai topeng hitamnya lagi. Dan membuka pintu dan menuruni tangga. Lalu berjalan ke lorong-lorong gelap yang disertai lampu.

"Hello Drug Dealers!" Teriak Draco

Seketika itu juga salah satu penjaga disana langsung menodongkan pistol ke kepala Draco. Ia langsung memegang tangan pria yang memegang pistol tersebut dan membanting pria berjas itu. Penjaga lain langsung datang dan memukul Draco, tetapi dengan cepat Draco menendangnya ke kaca sampai pecah. Salah satu penjaga lainnya langsung menendang Draco, tetapi Draco langsung mundur untuk menghindar, setelah itu penjaga lain langsung melayangkan tinjunya berkali-kali ke arahnya, Draco pun langsung menghindar lagi. Kemudian Draco langsung memegang leher penjaga itu dan menghantamkannya ke dinding sampai hancur. Setelah itu Ia mengeluarkan pisau-pisaunya dari sakunya, dan melemparkan pisau-pisaunya tepat ke kepala penjaga-penjaga lain. Pria berjas lain langsung berdatangan dengan membawa pisau dan menyerang Draco, tetapi Draco menghindar dan langsung mematahkan leher pria itu. Seketika itu juga Draco mengeluarkan kedua pistolnya dari balik jasnya dan menembaki semua penjaga-penjaga yang berdatangan sampai habis.

Setelah membunuh semua penjaga tu, Ia langsung berjalan ke lorong lain, menuju salah satu pintu dan menyadari masih ada salah satu penjaga yang bersembunyi di balik pintu itu sambil memegang pistol. Benar seperti dugaannya, penjaga itu langsung menembaknya ketika Draco berjalan masuk ke pintu tersebut, namun tembakan pria itu meleset karena Draco sudah mematahkan tangan pria itu terlebih dahulu. Kemudian Ia melempar pria yang kesakitan itu ke sebuah pintu kaca sampai pecah. Setelah itu Draco melanjutkan langkahnya ke dalam pintu kaca itu, dan menemukan setumpuk jalang-jalang dan pria berjas lain yang sedang sibuk meghitung uang dan membungkus berbagai narkoba sedang terpatung, ketika mereka melihat Draco berjalan masuk.

"Kau benar-benar salah tempat untuk mencuri!" Kata salah satu dari mereka yang langsung membuat Draco tertawa jahat.

"Mencuri? Siapa bilang aku akan mencuri? Apa aku terlihat seperti kekurangan uang?" Tanya Draco sambil menyirami semua narkoba dan bertumpuk-tumpuk uang itu dengan minyak gas, setelah itu menyalakan korek api yang membakar itu semua.

"Kau tak akan bisa lolos dari ini! Kau tak bisa bersembunyi!"

"Siapa bilang aku akan bersembunyi? Aku berniat membunuh bosmu itu." Kata Draco sambil mengeluarkan Styrl AUG dan menembaki mereka semua. Kemudian Ia langsung melangkah pergi.

Di lantai lain para penjaga berjas hitam sedang bersiap-siap melangkah memasuki lorong-lorong dengan berbagai senjatanya. Tepat pada saat itu John keluar dari balik dinding dan menembaki mereka  dengan pistolnya. Kemudian Ia menuruni tangga, sambil menembak ke salah satu penjaga lainnya. Setelah itu Ia langsung melompat dari tangga ketika salah satu penjaga melemparkan granat kepadanya. Setelah itu Ia menembaki kepala musuhnya yang berada di atas tannga dengan pistol.

Tak lama kemudian pria berjas lainnya muncul dari balik dinding dan John langsung menembaknya. Setelah itu, John langsung menahan kedua tangan penjaga lainnya yang akan menembaknya, kemudian John langsung mengahntamkannya ke dinding,  menendangnya, dan membantingnya. Dan dengan cepat John menyeretnya dan melemparnya dari atas tangga sampai jatuh ke lantai paling bawah. Setelah itu Ia bersembunyi di balik dinding, ketika mendengar penjaga-penjaga lain yang mendatanginya. Ketika salah satu penjaga mendekati dinding tempat John bersembunyi, Ia dengan cepat melompat ke penjaga itu sampai penjaga tersebut tumbang, sambil menembaki penjaga-penjaga yang lain. John juga tak lupa menembak pria yang tumbang tadi.

Setelah itu John langsung mengeluarkan pistolnya lain dan bersandar di balik dinding, yang tepat di balik dinding tersebut bersembunyi musuhnya. Setelah itu, pria yang bersembunyi tadi langsung menembaki John dari balik dinding , namun John langsung menunduk karena mengetahuinya. Kemudian dengan cepat pria itu langsung keluar untuk melihat John yang Ia kira sudah mati, tapi John langsung memukul kepala pria tersebut dengan gagang pistol, dan menendang kemaluan pria tersebut. Kemdudian Ia melempar pria tersebut ke pintu kaca sampai pecah, dan menembakinya. Tak lama kemudian muncul pria lain dari balik lorong lain sambil membawa senjata, namun John dengan cepat menahan senjata pria itu, hingga mereka berebut senjata dan secara tak sengaja menembakkan peluru-peluru ke penjaga lainnya. Kemudian John langsung meyikut perut pria itu, membantingnya, dan mematahkan lehernya.

Tak lama kemudian penjaga terakhir langsung muncul dan menyerang John, tetapi John menangkis serangannya, dan membantingnya. Seketika itu juga John langsung menghantam perut pria berjas lainnya yang datang dan menendangnya. Kemudian pria lainnya langsung mengayunkan pisaunya ke arah John, tetapi John menahannya, dan menancapkan pisau tersebut kepada pria berjas hitam itu. Setelah itu Ia mengeluarkan senjata AR lainnya dari balik jasnya.

Dan membunuh musuh-musuhnya yang masih tersisa dan berdatangan.

Vincent berdiri di tengah-tengah sebuah pesta topeng dengan berbagai sampanye yang mereka minum sampai Ia melihat seorang pria berambut cokelat yang sedang berbincang-bincang dengan para penjaga berjas putih disana. Vincent langsung bersiap mengambil pistolnya dari balik saku jasnya, tetapi pria bermbut cokelat beserta para orang-orang disana itu langsung melihat ke arahnya, sehingga semua pandangan terpatung pada Vincent untuk sesaat sampai Mickey berlari kabur dan menggunakan para pria berjas putih sebagai tameng.

Vincent langsung mengeluarkan pistolnya dan menembaki pria-pria berjas putih yang tak lain adalah penjaga Mickey sampai pelurunya habis. Setelah itu Ia menahan tangan pria yang alakan menembaknya dengan pistol, kemudian Vincent menghantam leher salah satu penjaga tersebut dan membantingnya. Seketika itu Ia merampas pistol penjaga tersebut dan menembak kepalanya beserta penjaga-penjaga lainnya yang masih bermuncullan.

Vincent menembaki kepala pria berjas putih yang muncul di depan pintu, setelah itu Ia menembaki pria berjas putih yang akan menembaknya dari eblakang.

Dor! Dor! Dor! Dor!

Tembakan itu meleset mengenai Vincent dan hanya mengenai dinding tempat Vincent bersembunyi. Baru saja Vincent keluar sedikit untuk membalas tembakan mereka, pria berjas putih langsung keluar menembaki Vincent dari belakang. Untungnya tembakan itu meleset mengenai patung di dekat Vincent , karena Vincent sudah terlebih dulu melompat turun dari tangga, dan langsung menembak kepala pria berjas putih itu ketika menuruni tangga untuk mengejar Vincent. Baru saja Ia membunuh pria yang menuruni tangga itu, Ia langsung ditembaki dari belakang oleh pria berjas lainnya, dan beruntungnya lagi tembakan mereka meleset mengenai patung besar lainnya. Dengan cepat Vincent langsung menembak kepala tersebut dengan pistolnya dan bersembunyi di balik salah satu patung besar itu. Dan ketika ada salah satu penjaga dengan senjata melewati patung tersebut, Vincent lagsung menembak kaki pria itu, dan pria berjas putih itu langsung melayangkan tinjunya sambil menembakkan pelurunya ke arah Vincent, tetapi Vincent langsung mundur untuk menghindar. Kemudian Ia langsung membanting pria tersebut dan mengunci leher pria itu dengan lehernya sambil menembaki musuh-musuhnya yang berdatangan dari balik pintu, dan akhirnya Ia menembak kepala pria yang dikuncinya itu.

Dor! Dor!

Vincent langsung menunduk dan berpindah ke sisi kanan,  kemudian menembak pria itu.

Dor! Dor!

Vincent menembakkan dua peluru terakhirnya, dan akhirnya melemparkan pistolnya ke kepala penjaga yang berada di depannya. Setelah itu Ia membanting penjaga yang di depannya itu, dan merampas pistolnya, kemudian Ia menembaknya serta menembak penjaga-penjaga lainnya. Mayat demi mayat terus berjatuhan dari tadi.

Dor! Dor!

Kedua kepala penjaga itu tertembak.

Dor!

Tembakan pria berjas putih itu nyaris mengenai telinga Vincent, karena Vincent terlebih dulu menghindar dan menahan tangan pria yang menembaknya. Setelah itu Vincent langsung menangkis serangan  pria itu, dan menghantamnya dengan kepalanya. Kemudian Ia membantingnya sambil menembaki pria lainnya yang berdatangan. Kemudian Ia mematahkan lengan pria tersebut dan menembak kepalanya.

Dor! Dor! Dor! Vincent lagi-lagi menembaki musuhnya sampai mati dari balik dinding.

Tak lama kemudian muncullah  pria berjas lainnya dari balik dinding dengan menembaki Vincent dengan M134, tetapi pria itu sudah terlambat karena Vincent terlebih dulu menmbak kepalanya dengan pistolnya.Setelah itu Ia langsung mengambil M134 milik musuhnya dan menggunnakannya untuk menembak musuh-musuhnya yang lain.

Hingga waktu pun sudah berlalu, kini Vincent sudah membunuh satu penjaga yang tersisa, tetapi Ia masih bersiap menembakkan senjatanya untuk bersiaga jika ada pria berjas putih yang muncul lagi, tapi yang Ia dengar adalah sebuah mobil yang melaju dengan cepat. Seketika itu juga Ia berlari ke tepi atas gedung dan melihat sebuah mobil yang sudah pergi jauh.

"Luke…"

"Sniper sedang tidak tersedia saat ini. Aku sedang sibuk mengurus musuh yang mengganggu." Kata Luke sambil menembaki musuhnya yang mendatangi gedungnya dengan AS50.

Dor!

Charlie menembak salah satu penjaga di dekat kamar mandi. Kemudian, Ia meninju dan menendang salah satu penjaga lainnya yang baru saja mencuci tangannya. Setelah itu Ia memasukkan kepala penjaga itu ke dalam sebuah wastafel yang terisi air yang penuh sampai Ia mati.

Semua orang disana menari sesuai kemauan mereka disertai berbgai musik DJ di club yang sepertinya tidak akan pernah berhenti itu. Mereka tidak tahu, ada pembunuh yang telah membunnuh para penjaga di bagian club itu.

"Apakah ada tanda-tanda mencurigakan atau seseorang yang membahayakan?"

"Lantai club aman." Kata pria berjas hitam itu sambil memegang alat komunikasi di telinganya.

Tiba-tiba Charlie langsung menyekap mulut pria itu, dan menghantamkannya ke dinding. Tak hanya itu Charlie juga meninju dan menyikut perut pria itu, dan menyekap mulut pria tersebut sambil mencekiknya. Hal terakhir yang pria itu lihat sebelum mati dibalik topeng yang sudah setengah hancur itu adalah salah satu mata biru dari seseorang yang sangat ingin membunuh mereka semua.

Tak lama kemudian seorang penjaga keluar dari pintu kaca, dan langsung mengeluarkan pistolnya ketika melihat Charlie. Namun, Charlie langsung mematahkan lengan pria tersebut dengan sikutnya. Kemudian Ia menancapkan pisau ke leher pria terssebut. Pria berjas hitam lainnya datang dan melayangkan tinjunya ke Charlie, tapi Ia langsung menunduk. Kemudian Ia langsung mengunci pria tersebut dan mendorongnya sampai menembus kaca hingga pecah. Pria itu tidak mau menyerah begitu saja, Ia langsung bangkit dan melayangkan tinju kanan dan kiri yang langsung ditangkis oleh Charlie. Dan seketika itu juga Charlie langsung membantingnya. Tetapi pria tersebut langsung memegangi kaki kiri Charlie, karena kesal Charlie langsung meninjak kepala pria tersebut sampai mati dengan kaki kanannya. Seketika itu juga Ia mengeluarkan kedua pistolnya dari balik jasnya dan menembakkannya kepada penjaga-penjaga yang lain.

Pria berjas lain yang jaraknya dekat dengan Charlie, segera mengeluarkan pisau.

Syut!

Pisau itu langsung ditahan oleh Charlie dengan kedua tangannya yang masih memegang pistol, setelah itu Charlie langsung menginjak kaki pria tersebut yang langsung membuatna kesakitan. Dan, pada saat itu juga Charlie langsung menembakkan pelurunya di kepala pria tersebut.

Dor! Dor! Dor!

Peluru Charlie menembus ke dalam kaca hingga mengenai pria berjas lainnya. Setelah itu Ia berlari menaiki tangga sambil menembaki musuh-musuh yang menghalanginya, ketika para penjaga lainnya menembakinya dari belakang.

"Pakai silencernya Charlie! Kita tak bisa membunuh semua orang yang berada di dalam club! Ini adalah aksi terang-terangan di depan publik!"

"Aku tidak memakai silencernya agar target kita terlihat… Bingo..."

Seorang pria berambut cokelat terlihat langsung berlari ke dalam tempat orang-orang berdansa dengan music DJ yang keras ketika Ia melihat Charlie, dan pada saat itu juga Charlie langsung mengikutinya sambil memasang silencernya. Kemudian Ia menembaki penjaga-penjaga lainnya yang menghalanginya di kerumunan orang di lantai dansa tersebut. Charlie mengikuinya sampai Ia keluar dari lantai dansa, dan berteriak kepada para penjaga disana dan menunjuk ke arah Charlie. Salah satu penjaga langsung mendekat kepada Charlie dan Ia langsung menembak kepala pria yang mendekat tersebut dua kali dengan cepat. Kemudian Ia menembak kepala pria lain yang menyerangnya dengan pisau. Tak lama kemudian kedua pria lainnya muncul, salah satu pria tersebut langsung dibanting dan di tembak di kepalanya. Sedangkan yang satunya lagi ditinju Charlie dileher dan berakhir di tembak di kepala. Setelah itu dua yang lainnya datang dari arah depan dan belakang. Dengan cepat Charlie menembaki kepala mereka dengan pistolnya. Kemudian Ia menendang salah satu dari mereka, dan mencekiknya sambil menembaki musuhnya yang lain yang berdatangan dari arah pintu dan tangga-tangga.

Para orang-orang di club mulai berlarian ketakutan, ketika menyadar pria bertopeng dengan jas biru tua menghabisi para penjaga disana. Charlie mengisi ulang senjatanya untuk sekian kalinya, dan menembak kepala penjaga lainnya. Kemudian Ia membanting beberapa penjaga dan menggunakannya sebagai tameng saat Ia ditembaki. Setelah itu Ia melemparkan penjaga yang telah dibanting kepada mereka dan menembaki mereka dengan AK-47 yang Ia rampas dari salah satu penjaga disana. Kemudian Ia langsung melemparnya asal ketika habis, dan bersembunyi di balik dinding sambil mengeluarkan pistol lainnya di balik jasnya ketika Ia ditembaki oleh pria botak besar. Tepat pada saat ketika pria besar itu mendekat ke tempat persembunyian Charlie, Charlie langsung memukul pria itu dengan patung kaca tebal sampai pecah. Kemudian, Ia langsung mencekik dan menembaki kepala pria botak itu.

Charlie langsung menunduk dan menembaki penjaga lainnya ketika Ia ditembaki sampai pelurunya habis dan hanya tersisa pria berambut cokelat yang menjadi target Charlie. Charlie langsung bersembunyi di balik dinding untuk sesaat dan langsung menahan kedua tangan Mickey yang memegang pistol itu sampai membantingnya karena berebut pistol hingga pistol itu terjatuh sekitar 7 kaki dari mereka. Pria itu langsung bangkit dan menendang perut,punggung, dan kepala Charlie. Charlie pun membalas pukulannya, dan ditahan oleh pria tersebut. Dan dengan cepat pria itu menghantam perut Charlie dan meninju wajah Charlie dua kali. Kemudian Ia langsung membanting Charlie. Seketika itu Charlie langsung bangkit dan mencekiknya, tetapi pria itu langsung memukul Charlie dengan botol bir, dan melempar Charlie hingga jatuh dari tangga. Setelah itu Ia langsung kabur.

"Ambil mobilmu dan kejar dia Charlie!"

Charlie langsung bangun dan keluar dari gedung itu, menuju jalan raya.

"Mobilku kuparkir jauh dari sini. Tapi kurasa aku ada solusi." Kata Charlie ketika melihat ada seorang pengendara motor sedang melaju ke arahnya. Charlie langsung menangkap setir kemudi sepeda motor tersebut dan mengangkatnya, hingga membuat pria yang mengendarainya langsung terjatuh. Setelah itu, Charlie langsung menaiki sepeda motor tersebut dan melaju sambil mengangkat ban sepeda motor depannya sambil menambah lajunya dan menembaki musuh yang berada di depannya.

"Dasar tukang pamer." Gumam Draco yang sedang melaju dengan  Lamborghini Sian Roadster miliknya.

"Jangan begitu, Draco sedang patah hati. Seharusnya kita mencarikannya gadis yang baru. " Balas Luke yang kini sedang mengendarai Koenigsegg Jeskonya.

"Di hatiku tidak ada gadis lain selain laura davidson. Aku sudah bertemu tiap gadis berbeda di club tapi tidak ada yang menarik. " Kata Draco

"Draco benar-benar cinta mati pada anak Ronald Boston." Balas Charlie

"Gadis gangster berambut coklat yang bernama laura davidson ya? Kudengar dia dan sahabatnya tinggal bersama Kenneth dan Lucas." Kata John yang sedang mengemudi Aston Martin Valkyrienya.

"Seharusnya Draco langsung mengajaknya kencan hingga semuanya tak jadi rumit seperti ini. " Balas Lucas yang mengendarai Mercedes-AMGnya.

"Draco kan gila cinta pada anak itu, mangkanya jaga gadis itu Lucas kalau tidak Draco akan sangat sedih bhahahahhahaha."

"Aku setuju, menemukan cinta sejati itu sangat sulit. Kalau aku jadi Draco aku langsung membawanya ke ranjang agar dia terikat dan tak bisa terlepas dariku karena anak yang dikandungnya hahahahahahaha."

"Bajingan! Berengsek kalian semua... " Umpat Draco

"Kami sudah mengetahuinya dari cara menatapmu pada anak itu. Ditambah lagi kami juga mengamati akhir akhir hubunganmu yang renggang."

"Aku penasaran bagaimana jika aku melepas cincin ini saat aku menendang orang tadi?"

"Mungkin gedung ini juga akan runtuh hahaha."

Charlie yang masih sibuk berkendara dengan sepeda motornya untuk mencari Mickey Hansen dengan kecepatan lumayan tinggi, tiba-tiba seseorang langsung membuka pintu mobil tepat di depannya yang langsung membuat Chalie terjungkal jatuh dari sepeda motornya, dan menghantam trotoar.

"Uggghhh… Fuck! Mickey si bajingan itu… Vince, giliranmu saja yang menangkapnya." Kata Charlie yang masih terbaring di aspal, sambil menekan alat komunikasi di telinganya itu. Setelah beberapa menit berbaring, Charlie langsung bangun dan berjalan menuju mobil Hennsey Venom F5nya.

Ray langsung masuk ke kantor kepolisian Brasil sambil menembak semua polisi dengan shootgun disana. Setelah itu Ia memasuki ruang yang lainnya dan menembaki polisi disana. Setelah pelurunya habis, Ia langsung memkul perut salah satu polisi itu, dan memukulnya dengan shotgun. Setelah itu Ia memukuli sebuah mesin dengan berbagai tombol untuk membuka pintu hingga menyebabkan kerusakan pada programnya yang menyebabkan semua pintu terbuka, termasuk sel-sel penjara disana.

Setelah itu, dia memukul leher salah satu pria tersebut dengan shotgunnya dua kali, kemudian Ray langsung menendang kaki pria tersebut sampai Ia terjatuh. Ray langsung mengayunkan shotgunnya dengan keras ke pria yang berada di belakangnya hingga terjatuh. Tanpa jeda, Ia langsung memukul kepala pria lainnya yang mendekat ke arahnya dengan shotgun. Kemudian, Ia langsung memutar tangan pria lainnya, dan membantingnya.

Ia menendang pria lainnya dari bawah hingga pria tersebut terjatuh menghantam lantai, dan langsung memukul kepalanya ketika Ia mencoba bangun. Salah satu pria lainnya langsung melayangkan tinjunya, tetapi Ia langsung menghantamkan sel pintu penjara dengan keras kepada pria tersebut, dan menjepitnya. Ray langsung naik ke sel penjara dengan cepat, ketika ada seseorang yang akan menyerangnya dengan tinjunya. Dan dengan cepat, Ia melompat ke pria yang menghajarnya dan membantingnya. Setelah itu Ia menendang pria yang tersisa hingga terjatuh. Kemudian Ia mengeluarkan pistolnya dan menembaki mereka sampai mati.

Tepat pada saat pelurunya telah habis, Ia langsung berlari ke gudang yang luas, ketika para tentara bayaran datang menembakinya. Tiba-tiba di depannya muncul pria berbadan besar yang menghalanginya. Ia langsung mengambil bola bowling dan melemparannya pada kepala pria tersebut. Ia menendang kaki pria lain yang mendatanginya, setelah itu Ia mengambil tongkat baseball besi dan memukul perut dan kepala musuhnya. Raymond langsung berbalik dan memukul kaki musuhnya, dan memukul kepalanya. Tiba-tiba dari belakang Ia langsung, dikunci tetapi Ia mencoba melepaskan diri dengan memukul kaki pria tersebut dengan tongkat baseballnya. Pria itu melepaskan kuncianna sesaat, namun Ia langsung mengunci Ray lagi, sampai Ray melihat musuhnya yang lain mau menghajar Raymond yang masih berada di dalam kuncian, Ia langsung menendang musuhnya yang akan menembaknya dari jarak dekat. Kemudian Ia mengambil karambit dari balik jaket kulitnya dan menunduk ke bawah sambil menusukkan karambit tersebut. Setelah itu Ia mengangkat, dan membanting musuhnya.

Tepat pada saat Ia terlepas dari kunciannya, Ia langsung memukul kepala mereka yang sudah pingsan dengan tongkat baseball sampai remuk. Setelah itu Ia mengambil AK47 milik musuhnya yang tergeletak, dan langsung menembaki musuh-musuhnya yang berdatangan sampai pelurunya habis.

Ratatatatatatata!

Ray masih sedang berlindung dari balik setumpuk batu bata yang ditembaki mereka.Tepat pada saat mereka mengganti magazine mereka. Ia langsung melemparkan sekilo narkoba yang sudah dikemas ke atas dan memukulnya ke arah mereka dengan menggunakan tongkat baseball, sehingga mengenai salah satu kepala tentara bayaran itu. Ia langsung menendang salah satu pria tersebut, ketika pandangan serta penciuman mereka diganggu oleh narkoba yang masuk di mata mereka dan hidung mereka. Tak lama kemudian mereka langsung menyerang dengan seadanya, hingga Ray memukul salah satu kepala pria itu lagi dengan tongkat baseball dan mematahkan lehernya. Salah satu dari mereka langsung mengeluarkan pistolnya dan menembakkan pelurunya, namun Ray sudah terlebih dulu memukul tangan pria tersebut dengan tongkat baseball.

Syut!

Ray langsung menghindari serangan pisau dari musuh lainnya, dan memukul tangan musuh yang  menyerangnya dengan pisau. Tak hanya itu Ia langsung memukul kemaluan beserta kepaa pria tersebut. Setelah itu, Ia menghindari tendangan dari musuhnya berkali-kali, sampai Ray langsung memukul kaki kanannya dengan keras dengan tongkat baseball.

Krak!

Suara itu muncul bersamaan ketika Ray memukul kaki kirinya dengan tongkat baseball. Ray langsung memukul tangan pria lainnya yang akan menembaknya hingga senjata pria tersebut terjatuh. Namun, pria tersebut langsung mencekik Ray dan menendangnya, hingga pemukul baseballnya terjatuh sekitar 6 kaki darinya. Pria tersebut langsung mencekik Ray lagi hingga Ray tak sempat mengambil tongkat baseballnya. Ray menendang rak lain hingga menumpahkan minyak ke tubuh pria tersebut. Ia langsung mengeluarkan korek api dari sakunya dan menyalakannya, hingga pria tersebut melepaskan cekikannya karena tubuhnya yang terbakar. Setelah itu Ia langsung mengambil pistol milik musuhnya yang tergeletak dan menembakkannya pada musuh terakhirnya. Setelah itu, Ia langsung memasang bom C4 di sekitar tempat tersebut. Mickey langsung keluar dari tempat persembunyiannya dan menodongkan shotgunnya ke arah Ray.

"Sebaiknya kau takutkan tentang apa yang terjadi dengan harta dan berlianmu, Mickey Hansen." Kata Ray yang disertai tembakan pengeringatan kepada Mickey dari Vincent di kejauhan yang membuat Mickey berlari dan masuk ke mobil hitam besar bersama anak-anak buahnya yang lain di area parkiran.

Duar! Duar!

Kedua bom itu meledak dan menampakkan adanya brankas dari balik dinding itu. Mobil Devel Sixteen dan Bugatti Chiron Supersport hitam langsung tiba disana tak lama saat bkedua bom baru saja meledak. Mereka berdua langsung keluar dari mobil mereka dan langsung menembaki para penjaga yang berada di luar. Setelah itu, Robert dan James langsung mengaitkan kail baja tebal dari mobil mereka ke brankas itu. Dan langsung masuk ke mobil mereka masing-masing, kemudian menancap gas kedua mobil mereka hingga brankas tersebut terseret mengikuti laju mobil mereka. Para polisi bayaran itu langsung menembaki mereka, tetapi Luke sudah terlebih dahulu membunuh mereka satu per satu dengan cepat di kepala dari helicopter yang dikemudikan oleh  Draco. Setelah itu, mereka berdua langsung berbelok ke tikungan yang menyebabkan brankas tersebut menghantam dan merusak bangunan-bangunan disana.

Beberapa mobil polisi masih berada di belakang mereka, sehingga James membelokkan setirnya ke kanan, sedangkan Robert membelokkan setirnya ke kiri, jadi brankas tersebut langsung terhenti dan mobil-mobil yang berada di belakang brankas tersebut langsung menabraknya. Seketika itu juga Robert langsung menancapkan gasnya ke depan, sedangkan Robert melaju mundur, mendorong ke belakang brankas tersebut sambil menunduk ketika kedua polisi dengan sepeda motor menembaki kaca depan mobilnya. James langsung mengerem mobilnya yang menyebabkan kedua sepeda motor tersebut menabrak mobil James, dan sang polisi langsung terjungkal jatuh ke aspal.

Tepat pada saat itu, Ia langsung melaju mundur lagi, mendorong brankas itu. Dan ketika ada celah Ia langsung berbalik melaju ke depan. Kini mobil mereka sudah bersebelahan, namun mereka menjauh beberapa meter untuk menjatuhkan pembatas dan lampu-lampu jalanan dengan brankas tersebut ketika mereka melihat masih ada mobil polisi yang mengejar mereka. Setelah itu mereka berbalik arah dan memutar setir mereka ke kanan dan ke kiri untuk menghantamkan brankas tersebut, kepada mobil polisi yang berada di depan mereka.

Mickey kini berada di dalam mobil hitam beserta beberapa anak buahnya dan sopirnya.Vincent yang mengendarai Ford Mustang Boss 429 langsung membelokkan setirnya ke kanan untuk menghantamkan mereka berkali-kali dengan mobilnya.

"Pria itu gila!"

Tepat pada saat itu juga, Ia langsung menghantamkan mobilnya lagi hingga mobil Mickey terhantam dinding.

"Bunuh dia!" Bentak Mickey dan tepat pada saat itu juga para anak buahnya langsung turun dari mobilnya. Vincent langsung mengerem mobilnya, dan pada saat anak buah Mickey berlari mendekati mobil Vincent, Ia langsung memundurkan mobilnya ke belakang hingga menabrak salah satu anak buah Mickey. Musuh lainnya langsung melompat kea tap mobil Vincent, tetapi Vincent langsung menembakai atap mobilnya dengan HK416nya. Setelah itu Ia langsung memutar mobilnya hingga menabrak salah satu musuh yang menembakinya.

Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor! Dor!

Salah satu  anak buah Mickey yang masih berada di dalam mobil Mickey masih menembaki bagian belakang mobil Vincent. Seketika itu juga, Vincent langsung memundurkan mobilnya ke belakang dan menghantamkannya, hingga membuat anak buah Mickey yang menembakinya terjepit. Setelah itu Ia mengemudikan mobilnya ke depan dan melaju mengelilingi area tersebut sambil memutar setirnya serta menembaki musuh-musuh yang masih menembakinya.

Vincent menancap gasnya sampai menabrak pria yang Ia tembak kakinya. Tepat pada saat itu juga, Ia langsung ditabrak oleh mobil yang lebih besar yang dikendarai oleh Mickey sendiri, mobil Vincent terus terdorong sampai menuju batas jembatan. Vincent dengan cepat keluar dari jendela kaca mobilnya yang sudah pecah tertembak, dan terjatuh di aspal, bersamaan dengan mobil Ford Mustang Boss 429 milik Vincent terjatuh dari atas jembatan.

Mickey langsung turun dari mobilnya dan mendatangi pria setinggi 188cm itu sambil melayangkan tinju-tinjunya tetapi Vincent dengan mudah menghindar. Vincent menangkis hook kanan dan kiri dari lawannya, dan langsung meninju dada beserta leher Mickey. Kemudian Vincent menghantam wajah Mickey dengan tangan kanannya, yang langsung dibalas oleh tinjuan kiri Mickey yang meleset karena Vincent menghindarinya.

Bug!

Vincent menghantam kepala Mickey dengan tinjuan dari tangan kanannya.

Bug!

Tinjuan dari tangan kanan Vincent ini lebih keras dari sebelumnya yang menyebabkan Mickey terlihat melemah. Vincent langsung menarik kerah Mickey.

"Tunggu! Kita bisa bicarakan ini! Ambil saja semua uangku!"

"Aku tidak tertarik, temanku sudah membobol akun bankmu dan mengambil semuanya. Kini kami sudah mengambil hartamu yang terakhir." Kata Vincent sambil membanting Mickey ke aspal dengan keras. Setelah itu Mickey langsung bangkit sambil membawa pisau yang bisa meledak. Melihat hal itu, Vincent langsung menahan tangan Mickey, tetapi Mickey langsung menggunakan kesempatan itu untuk memukul kepala Vincent berkali-kali. Vincent langsung menghantamkan kepalanya ke kepala Mickey, dan langsung menancapkan pisau peledak itu ke leher Mickey.

Dar!

Ledakan kecil itu langsung membuat tubuh Mickey berceceran tak beraturan serta sekaligus membuat Vincent mandi darah.

"Sial! Gara-gara bajingan sepertimu koleksi mustangku jadi rusak, kan…" Gumam Vincent ketika melihat mobilnya sudah penyok. Tepat pada saat itu juga, Ia langsung mengambil ponselnya dan menelefon seseorang.

***

Mobil McLaren Speedtail yang tak lain milik Ray memasuki markas luas yang sudah terdapat beberapa mobil sport yang sudah menunggu kehadiran teman mereka. Tepat pada saat itu juga, Robert berhasil  membuka brankas yang mereka curi. Dan pintu brankas langsung terbuka menampilkan koper-koper berisi berlian, bersamaan dengan mobil SSC Tuatara yang masuk kesana, lalu keluarlah Tom yang hanya memakai boxing saja dengan rambut yang masih basah.

"Apa yang terjadi dengan jasmu, Tom?" Tanya salah satu sahabatnya itu disertai dengan tawa.

"Mickey sialan melemparkan bom padaku saat aku sedang tercebur di kolam untuk berkelahi dengan musuhku. Dasar bajingan." Umpat Tom

Baru saja Thomas masuk ke tempat itu, mobil Ferrari SF90 Stradale merah langsung memasuki tempat itu, dan keluarlah Vincent dengan berlumur darah sambil mengumpat tentang mobil mustangnya.

"Aku benar-benar ingin menyiksa jiwa bajingan itu di neraka!" Umpat Vincent lagi

"Kau terlihat seperti korban bis tabrak lari, tapi masih mempedulikan mobilmu yang hancur daripada nyawamu." Kata Robert makin tertawa terbahak-bahak.

"Kau tahu ini akan terjadi, Ray?!"

"Ya, begitulah… anggap saja ini adalah karma dari Robert."

"Dasar sialan, aku jadi mandi darah karenamu."

"Hei, Drac… bisa kita bicara?" Tanya Vincent dari kejauhan.

"Tentu, Vince. Ada apa?" Tanya Draco sambil menghampiri Vincent yang berada di halaman belakang markas, dan berdiri di sebelahnya.

"Kau tahu kan, kalau setelah misi terakhir ini kita akan berpisah, jadi aku ingin memberimu ini." Kata Vincent sambil memberikan Draco sebuah coin perak kepada Draco.

"Bukankah ini coin keberuntungan ayahmu yang dia berikan padamu? Dan kukira warna coin ini emas?" Tanya Draco sambil menaikkan salah satu alisnya.

"Ya, itu memang coin yang ayahku  sebut coin keberuntungan, api aku ingin kau memilikinya sebagai hadiah perpisahan. Sebenarnya warnanya memang bukan emas, tapi aku mengubahnya menjadi emas untuk membuat tipuan tawaran yang menipu musuhku."

"Terimakasih Vince, tapi aku tak bisa menerimanya. Karena ini milik ayahmu-

"Itu milikmu sekarang, nak."

Draco langsung menyimpan coin itu, setelah itu tersenyum dan tertawa kecil. Hal itu membuat Vincent bingung.

"Apakah ada yang lucu?" Tanya Vincent tidak mengerti.

"Rasanya seperti baru saja kemarin aku masuk Nostra Santino, dan aku ingat kau memberiku Dessert Eagle untuk hadiah penyambutan teman, dan kini kau memberiku hadiah perpisahan. Aku akan sangat merindukanmu, teman. Aku akan merindungan kecerobohanmu dan kemarahan Robert kepadamu. Aku akan merindukan kalian semua." Kata Draco sambil menghampiri teman-temannya yang lain.

"Aku juga akan merindukanmu, bung." Balas Vincent dari kejauhan.

"Kudengar kau masih memegang kontrak dengan agent-agent Inggris? Kau masih belum membatalkannya, ya?" Tanya Robert ketika melihat Draco datang.

"Ya, itu benar… Kami bekerja sama dengan agent M16." Kata Draco

"Tentu kami semua tahu soal itu." Kata Ray

"Maksudku adalah bekerja bersama-sama dalam setiap misi." Kata Draco

"Apa? Bisa kau ulangi lagi?" Tanya Lucas tak percaya.

"Yang benar?" Tanya Charlie

"Ya, nama gadis pirang itu Hailey Dwyne. Dia cantik, galak, dan terkadang bisa menjadi sangat menakutkan... Dia hanya baik pada Zurt." Ucap Draco

"Kenapa kau setuju bekerja bersama dengannya?" Tanya John

"Karena dia sepertinya membuat Zurtmotrius bahagia. Aku mengetahuinya dari cara dia menatap gadis itu. Ditambah lagi Zurt sering pergi ke apartement gadi itu, dan pergi berdua dengannya." Kata Draco

"Bukannya sang raja iblis itu sangat membenci manusia?" Tanya James

"Awalnya kupikir begitu, tetapi saat aku memperhatikan ketika Zurtmotrius bersama dengannya. Kurasa dia mulai tidak membenci manusia, tetapi malah tertarik dengan salah satu dari mereka. Aku senang akhirnya dia bisa menemukan seseorang yang cocok dengannya lagi. Aku juga mengetahuinya, saat dimana Zurtmotrius mulai menjadi brutal, keji, atau hilang kendali, Hailey selalu menghentikannya. Bahkan ketika aku, kaisarnya sendiri menyuruhnya untuk tetap keji kepada musuhnya, dia malah lebih mendengarkan Hailey. Aku memang terkejut ketika Zurt menggandeng tangan Hailey atau berdansa sambil tersenyum memandang satu sama lain ataupun tertawa bahagia bersama atau saat dimana mereka berpelukan seolah-olah mereka sangat membutuhkan satu sama lain atau saat dimana Zurt selalu melindungi Hailey saat ada dalam bahaya, dia rela ditembak demi gadis itu, meskipun aku tahu Zurt abadi dan tidak akan mati hanya karena ditembak peluru atau bazooka, tapi di saat-saat itulah aku pertama kali melihat Zurt mengutamakan dan peduli pada manusia dibanding ego  dirinya..." Kata Draco sambil tersenyum.

"Bukankah itu mustahil bagi orang-orang Cycrotonictus untuk jatuh cinta kepada manusia? Apalagi seorang raja iblis jatuh cinta kepada manusia..." Tanya Vincent tidak mengerti.

"Memang, mereka semua juga bilang begitu. Tetapi kurasa itu sudah tidak mustahil lagi, karena kita tidak bisa memilih dengan siapa kita jatuh cinta, kan? Kita juga tak bisa tahu atau menduga apa yang terjadi dengan kita… Siapa yang bisa menduga aku bisa jatuh cinta kepada anak Ronald Boston yang hanya manusia biasa? Siapa yang bisa menduga bahwa aku makin hancur tanpanya? Siapa sangka raja Wereland yang disebut pengkhianat itu jatuh cinta pada manusia hingga mereka memliki anak bernama Midas yang memimpin kerajaan Wereland yang sekarang." Kata Draco sambil menatap bintang-bintang di langit-langit malam itu.

"Kurasa Laura juga sama hancurnya denganmu, karena aku tahu betapa sakitnya jika kau kehilangan orang yang kau cintai." Kata John

"Sepertinya Draco harus menyewa orang yang berbeda untuk menyingkirkan mayatnya!" Kata Luke yang berada di lantai atas bangunan itu.

"Kenapa tidak lemparkan mayatnya pada kolam piranha, buaya, ataupun singa seperti biasa?" Tanya Vincent

"Bung! Apa kau serius akan membawa para hewan buas itu setiap kali kau menyelesaikan urusan? Itu merepotkan!" Balas Luke

"Aku sudah  punya solusi yang lebih baik. Aku menggunakan Rex untuk membersihkan mayat mereka." Kata Draco

"Rex?"

"Anjing dobermanmu?"

"Kau pasti bercanda, kan?"

"Apa kau serius akan menyuruh Rex memakan mayatnya? Aku yakin satu perut anjing Doberman, tidaklah cukup untuk bertumpuk-tumput mayat."

"Aku sudah membawa Rex ke Hellworld dan meminta Demotrius untuk mengubah dan melatihnya seperti manusia dan menjadikannya Hellhound untuk memakan setumpuk manusia jika diperlukan.Maksudku itu lebih baik daripada aku harus membeli ratusan piranha dari sungai amazon secara illegal, bukan?? Kalau ada yang gratis dan mudah kenapa kita tidak pilih saja Rex?" Kata Draco yang membuat semuanya terdiam untuk beberapa saat, namun Draco lansung tertawa memecah keheningan.

"Aku hanya bercanda, bung! Tentu saja aku membayar orang-orang dengan coin emas untuk membereskan mayat."

"Kau gila, aku benar-benar menyukai anak ini! Kita tidak salah memilih pemimpin baru. Sifatmu itu benar-benar bagus untuk membuat Nostra Santino terdengar dan terlihat lebih kejam." Kata James

"Aku terkejut dengan ucapanmu, tapi James benar. Tak lama lagi, seluruh dunia gelap akan mendengar bahwa Nostra Santino akan bubar dan hanya dikelola oleh satu orang anak yang tinggal disana. Meskipun mereka mendengar kau merekrut orang-orang baru, tetapi kau tahu kan? Bahwa masing-masing dari kami ini ditakuti? Bahkan Vincent yang sangat ceroboh itu saja ditakuti." Kata John sambil tertawa yang dibalas oleh jari tengah Vincent.

"Mendengar kami yang dikenal hebat ini keluar dari Nostra Santino… kau tahu kan beberapa orang dunia gelap pasti langsung meremehkan dan mereka pasti punya niat untuk menjatuhkanmu. Ttapi jika mereka mendengar pimpinan mereka lebih keji dan dilindungi hingga tak terjangkau oleh agent-agnet M16, dan organisasi berbahaya lainnya, maka dunia gelap akan tunduk padamu." Kata John lagi.

"Sangat disayangkan jika semua takut padaku, karena aku butuh tantangan seperti misi gila ini, lagipula aku abadi." Kata Draco

"Apakah kau sungguh hanya didampingi Zurtmotrius dan Hailey ketika bertugas?" Tanya Luke

"Tidak juga, mungkin aku akan merekrut Victor, Michael, dan Felix." Kata Draco

"Sebaiknya kau latih mereka terlebih dahulu sebelum memasukkan mereka ke dalam misi sungguhan meski mereka sudah memiliki kemampuan." Kata John

"Tentu, aku akan melatih mereka seperti kau melatihku." Ucap Draco

"Baiklah! Karena satu-satunya orang yang tewas disini adalah Thomas. Maka, kau harus memberikan koleksi mobil langkamu kepada kami." Kata Luke sambil tertawa.

"Sialan kau Luke!" Umpat Thomas sambil menarik kerah Luke yang masih tertawa.

"Kesepakatan adalah kesepakatan." Balas Vincent

"Baiklah aku kalah! Aku hanya tidak rela saja, jika dikalahkan oleh cecunguk seperti kalian berdua." Kata Thomas

"Mangkanya jangan mati, Thomas." Ledek Luke

"Mungkin kau visa tambah hukumannya dengan lepas celanamu juga." Kata Vincent sambil tertawa terbahak-bahak.

"Kau mau mati, hah?" Kata Tom sambil mengangkat kerah Luke dan Vincent dengan kedua tangannya, dan mau menjatuhkan mereka dari atas.

"Sebelum aku menjadi anggota Nostra Santino. Orang-orang dunia gelap menyebut kita sebagai komplotan teroris, pembunuh masal yang tidak punay belas kasihan. Kalian lebih layak disebut keluarga yang hangat." Kata Draco sambil tertawa.

"Hangat darimana?! Ini penyiksaan!" Kata Luke yang dicekik Thomas dengan tangan kirinya.

"Kau buta ya?! Kami ini sedang tidak ditindas bodoh!" Tambah Vincent yang juga dicekik Tom dengan tangan kanannya.

***

"Aku hamil!" Kata Hailey dengan wajah yang senang.

Senyum Zurt langsung menghilang.

"Apa? Tidak mungkin… Apakah itu sungguh bayimu?" Tanya Zurt

"Jika itu bukan kau, maka itu bukan orang lain. Kau tak bisa mempretekdisi masa depan karena semuanya diluar kendali. Kau adalah satu-satunya orang yang kucintai. Aku ingin mencintaimu dengan cara yang kuinginkan." Kata Hailey

Zurt langsung melepas rompi hitamnya dan melemparnya asal, setelah itu Iangsung mengacak-acak rambut hitamnya. Kemudian Ia mengambil sebotol whiskey dan meminumnya.

"Kau berhak mendapatkan seseorang yang lebih baik. Seseorang yang baik sepertimu. Aku tidak sepadan denganmu. Aku tahu bahwa kau mencintaiku, dan kau tahu bahwa aku mencintaimu.  Tetapi kita tidak bisa bersama, dunia kami berbeda. Mereka tidak akan menyukaimu, mereka tidak akan menyukai kita bersama. Aku tak bisa memilikimu." Kata Zurt

"Tak ada yang bisa menghentikanku saat aku memutuskan untuk bersamamu. Tidak ada yang bisa mengatakan kita mau menjadi apa, dan tak ada orang yang bisa memaksa kita untuk mencintai siapa. Kau adalah satu-satunya orang yang aku cari. Dan tak ada yang bisa memisahkan kita." Balas Hailey

"Benarkah? Ini bukan terserah padamu atau terserah padaku ketika semua orang mengatakan pada kita apa yang harus kita lakukan."Kata Zurt sambil mengeluarkan sayap iblisnya di depan Hailey, yang membuat wanita berambut pirang itu terkejut.

"Aku adalah raja iblis dan telah membunuh banyak manusia. Aku tidak ingin kau terluka, karena di duniaku, banyak dari mereka yang tidak menyukai manusia. Selama berabad-abad aku membenci manusia dan terus menipu mereka dan membunuh mereka, tetapi hanya kau satu-satunya manusia yang membuatku tak berdaya. Setelah ini kau pasti membenciku setelah mendengar apa yang kuperbuat. Aku membunuh seluruh keluargaku untuk mendapatkan tahta kerajaan. Aku membunuh seorang anak perempuan dari musuhku yang menyebabkan perang di duniaku berkali-kali hingga menyebabkanku kehilangan orang-orang yang kusayangi. Aku adalah seorang monster." Kata Zurt kepada Hailey yang terpatung sambil berlinang air mata. Kemudian Hailey memberanikan diri untuk melangkah ke dekat Zurt. Zurt langsung mengira Hailey akan menamparnya, tetapi tidak, gadis pirang itu malah memeluknya.

"Semua hal buruk yang terjadi di masa lalu, adalah bagian dari masa lalu bukanlah masa kini. Yang terpenting adalah hidup di masa sekarang bukan hidup ataupun dihantui oleh masa lalu. Semua hal buruk yang terjadi pada alasannya. Setiap hal buruk yang kau lakukan adalah pilihanmu, terkadang kau tidak punya pilihan terkadang kau membuat pilihan yang salah, dan aku percaya padamu. Aku mencintaimu apa adanya Zurt. Aku memaafkanmu atas apa yang kau perbuat, tidak peduli seberapa buruk perbuatanmu, yang perlu kau lakukan hanyalah memaafkan dirimu sendiri." Kata Hailey sambil memeluk Zurt dengan erat.

"Apakah kau tidak takut denganku?" Tanya Zurt tidak mengerti.

"Tidak, karena aku percaya bahwa kau tidak akan menyakitiku." Kata Hailey

"Kurasa aku harus pergi, karena kau tidak aman saat bersamaku. Mereka akan mencariku, dan ketika mereka menemukanmu, mereka bisa membunuhmu. Aku tak bisa membayangkan dunia jika kau tiada. Aku akan sangat tersesat jika meninggalkanku sedirian." Kata Zurt sambil membalas pelukan Hailey.

"Kalau begitu tinggallah selamana denganku. Aku masih menginginkanmu. Aku percaya kau selalu ada untuk melidungiku. Kau adalah cinta dalam hidupku." Kata Hailey

"Kau adalah satu-satunya hal baik yang terjadi padaku."

***

Sejak misi terakhir itu, masing-masing dari mereka mendapatkan berlian dari brankas besar yang mereka curi. Draco ataupun masing-masing dari anggota Nostra Santino sama sekali tidak pernah melihat atau bertemu dengan satu sama lain-lagi termasuk Charlie, setelah misi terakhir yang gila itu. Mereka benar-benar berpisah dan menempuh hidup bahagia masing-masing.

Draco merekrut anggota baru, yang tak lain adalah Victor Winston Wayne, Michael Regginald Kyne, dan Felix Franklyn Crawford.

Semenjak pemakaman paman Sebastian mulai menjadi serius dan tak main-main lagi untuk membunuh musuhnya.

Sedangkan paman Chris tak pernah lagi tertawa dan lebih serius dalam melakukan misinya.

Pria berjas biru tua, berambut panjang coklat kepirangan, bermata biru setinggi 193cm itu kini berdiri tepat berada di depan pria berambut hitam setinggi 191 cm yang sedang bersandar di gedung berwarna putih, disertai orang-orang yang masuk dan pergi dari gedung itu.

"Apa kau tahu apa yang terjadi dengan pasukan iblismu? Mereka mulai mencari dan mempertanyakanmu kepada Demotrius!" Kata Darius

"Tidak tahu, tidak peduli, dan bukan urusanku." Kata Zurt sambil menghisap rokoknya.

"Oh benar… aku lupa kau tidak pernah peduli. Sejak kapan kau peduli pada orang lain? Kau tak peduli pada siapapun! Kau hanya memikirkan dirimu sendiri!" Kata Darius

"Kau memanfaatkan orang disekitarmu untuk keuntunganmu! Kau hanya memikirkan diri sendiri! Kau persis seperti orang tuamu!" Kata Darius

"Jangan berani kau katakan itu!" Kata Zurt sambil menghantam kepala Zurt dengan meja batu marmer.

"Selama berabad-abad, baru pertama kali aku merasakan kehadiran halfblood antara raja iblis dengan manusia. Halfblood pertama adalah Midas, anak dari pengkhianat raja wereland dengan manusia. Sekarang selain Midas haruskah ada halfblood lain? Mungkin aku akan membunuh anak itu beserta ibunya." Kata Darius sambil menyeringai.

"Aku tak akan membiarkanmu menyentuh mereka!"

"Yang menang bisa melakukan apapun!" Kata Darius sambil melemparkan mobil kepada Zurt.

***

"Dunia manusia membuatmu menjadi lembut dan lemah." Kata Darius yang menatap saudaranya yang sama babak belurnya dengan dirinya itu.

Zurt langsung bangkit dan mengambil kabel baja lalu mengikatnya di leher Darius dan menariknya sampai Darius tak bisa bernafas.

"Kau salah, dunia manusia membuatku semakin kuat." Kata Zurt sambil menarik ikatan dileher itu yang makin membuat Darius menjadi tak berdaya.

"A-aku… m-menyerah…" Kata Darius

Seketika itu juga Zurt  melepaskan ikatannya yang langsung membuat Darius terbatuk-batuk dan mengambil nafas sambil terengah-engah.

"Petarung sejati mengakui kekalahannya. Aku tidak tahu kenapa kau semarah ini padaku."

"Kau lebih peduli pada manusia itu dan anak halfbloodmu daripada aku. Kau akan meninggalkanku sama seperti orang tuaku yang meninggalkanku. Kau tidak peduli padaku." KataDarius yang masih terbaring di bawah itu.

"Apa? Jangan konyol! Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku tidak tahu kau merasa seperti itu. Aku minta maaf. Aku bukannya tidak ingin menemuimu, tetapi aku tidak kembali ke Cycrotonictus karena aku taku seseorang akan mencelakai Hailey dan anakku." Kata Zurt sambil membantu Darius bangkit.

"Jadi aku akan punya keponakan halfblood?" Tanya Darius sambil tersenyum dan memeluk Zurt.

"Sepertinya begitu, tapi apa kau bisa merahasiakan ini dari orang-orang di Cycrotonictus? Aku tidak mau mendapatkan serangan tiba-tiba." Kata Zurt

"Tentu, tapi apakah kaisarmu akan segera tahu? Apakah dia tak masalah dengan itu?" Tanya Darius

"Draco akan segera tahu, aku yakin dia tak masalah. Hanya saja mungkin dia akan meledekku." Kata Zurt

"Tentu saja dia akan meledekmu, siapa sangka Lord of Hell kini mencintai seorang manusia sampai mempunyai seorang anak Halfblood? Padahal dia sangat membenci manusia, berkali-kali membawa kiamat bagi manusia, tak pernah peduli dengan manusia dan juga membunuh mereka. Kelahiran Halfblood benar-benar langka…" Kata Darius sambil tertawa.

"Aku akan merobek tenggorakanmu jika kau meledekku lagi." Balas Zurt

Beberapa jam pun berlalu, kini Zurt sudah duduk di sofanya bersama dengan Darius yang sudah membersihkan sebagian lukanya.

"Apa yang terjadi pada kalian berdua?" Tanya Draco yang baru saja tiba.

"Sudah jelas kan, membunuh satu sama lain." Kata Zurt sambil menoleh ke Draco

"Karena dia lebih memilih tinggal bersama manusia pirang beserta anak manusianya daripada kembali ke Hellworld." Balas Darius

"Hailey hamil?! Jadi itu alasannya kau mengirimkan pesan padaku untuk pulang dan pergi makan es krim?" Kata Draco tak percaya yang membuat Darius tertawa terbahak-bahak.

"Dia mengajakmu makan es krim? hahahahahaha." Darius tak henti-hentinya tertawa.

"Ini pertama kalinya aku menjadi ayah manusia, bodoh! Jika anakku adalah iblis maka aku tidak akan memanggil Draco." Kata Zurt sambil menjitak kepala Darius.

"Memangnya kalian tidak mengajak anak kalian bersenang-senang seperti memancing, naik roller coaster, dan sebagainya?" Tanya Draco

Zurt dan Darius langsung berpandangan satu sama lain.

"Ayah dan ibuku meninggalkanku sendirian untuk bertempur dengan makhluk-makhluk Cycrotonictus lainnya yang lebih besar daripada aku. Kami dibesarkan dengan hukum yang terkuat yang bertahan. Jadi kami membunuh satu sama lain dari kecil. Dan aku tak memiliki anak. Apa yang kau harapkan dari kami selain kekerasan?" Kata Darius

"Bagaimana dengan Demotrius, puteramu?" Tanya Draco kepada Zurt.

"Aku meninggalkannya sejak kecil, itu sudah menjadi kebiasaan Cycrotonictus. Kami sudah mandiri sejak kecil. Dan Demotrius sudah dilatih untuk bertarung oleh bangsawan lainnya. Setelah itu dia biasanya bersama dengan Rael, Ivy, dan Razel. Jadi aku tak khawatir. Tapi, karena anakku bayi manusia yang lemah dan mudah mati. Aku jadi sangat khawatir. Katakan padaku Draco bagaimana caranya merawat bayi manusia? Kau kan sudah sering merawat adik-adik sepupumu yang sudah terbiasa hidup sebagai manusia?" Jata Zurt yang membuat Draco kehabisan kata-kata.

"Uhhmm..."

***

Dua tahun kemudian Draco lulus dari SMA dalam waktu setahun dan lulus dari perguruan tinggi hanya dengan waktu 1 tahun saja. Setelah itu Ia memfokuskan dirinya untuk focus pada perusahaan sejak matahari terbit, setelah itu Ia akan memfokuskan pekerjaan dunia gelapnya saat matahari mulai terbenam. Sama seperti Victor. Sedangkan Michael dan Felix focus pada kelas 12nya saat pagi hari dan pergi ke dunia gelap pada saat malam hari. Mereka berdua memilih untuk menikmati masa-masa remaja mereka terlebih dahulu. Zurtmotrius tidak pernah kembali ke Cycrotonictus begitu juga dengan Draco. Meskipun Zurtmorius adalah raja dari Hellworld tetapi dia lebih memilih untuk menetap di dunia manusia bersama Draco dan membiarkan Demotrius puteranya yang mengurus kerajaannya itu. Zurtmotrius lebih memilih untuk tinggal bersama Hailey dan membesarkan anak perempuan halfbloodnya di dunia manusia. Zurtmotrius juga makin lama, makin hidup seperti manusia biasa. Bisa dikatakan dia belajar untuk mengembangkan sisi baik dari dirinya dan belajar untuk menjadi seorang ayah manusia yang baik.

Flash On

Draco!

Draco lihat sini!

Draco!

Malam yang sibuk itu, para wartawan sibuk mengambil foto Draco yang masih berumur 5 tahun itu, sedangkan Draco lecil terus tersenyum ke arah kamera-kamera yang mempotret dirinya.

Para wartawan juga sedang sibuk mengambil foto ayah dan ibunya yang sedang sibuk berfoto mesra. Begitu juga dengan keluarganya yang lain yang sibuk tersenyum pada orang-orang yang mengambil foto mereka sambil sibuk menjawab pertanyaan dari para wartawan.

Tak terasa acara pun sudah berakhir dan beberapa dari mereka pun bersiap-siap pulang. Tiba-tiba ayah Draco berbisik pada istrinya bahwa Ia tak bisa pulang ke villa keluarga Krystall karena ada urusan lain dengan teman bisnisnya sambil melangkah pergi. Hal itu membuat Rossie Krystall marah, namun Ia menyembunyikan amarahnya itu . Sedangkan Draco kecil daritadi tidak mau ikut ibunya ke villa keluarga Krystall. Ia meminta kepada ibunya untuk ikut bersama kakek dan paman-pamannya untuk kembali ke mansion Kingstone. Hal itu tentu saja membuat ibu Draco semakin marah dan tak mengijinkan Draco ikut bersama kakek beserta paman-pamannya. Malam yang disertai hujan deras beserta petir benar-benar menandkan bahwa langit sedang tidak bersahabat malam ini. Draco kini hanya sendirian saja bersama ibunya dan sopirnya di area parkiran gelap itu makin memaksa ibunya.

"Ibu aku ingin tetap ikut kakek!"

"Kalau ibu bilang tidak boleh, ya tidak boleh! Yang melahirkan dan membesarkanmu adalah ibu bukan mereka! Kenapa kau malah ingin ikut mereka?!" Bentak ibunya

"Karena bersama mereka lebih menyenangkan daripada bersama ibu dan keluarga ibu yang lainnya!"

Plak!

Tamparan keras mengenai pipi Draco. Kemudian ibunya langsung menaikkan Draco secara paksa ke dalam limosinnya dan melaju pergi meninggalkan tempat itu. Ayahnya sudah lama pergi, sedangkan kakek beserta para pamannya  tidak mengetahui hal itu karena sibuk berbincang tentang masalah perusahaan mereka.

Saat di dalam limosin, Draco terus saja dipuuli dan dibentak. Kemudian Rossie berkata sesuatu kepada sopirnya untuk berhenti di daerah gang-gang sepi saat itu juga. Kemudian ibunya mengancam sopirnyaa jika tidak mau melakukan apa yang dia katakan. Akhirnya sopirnya pun melakukan apa yang Rossie katakan. Tak lama kemudian, mereka terus masuk meneluri gang-gang besar di suatu perumahan yang sepi. Sedangkan Draco kecil yang daritadi menangis terus-terusan ditampar oleh Rossie Krystall yang membentaknya untuk berhenti menangis.

Setelah itu, ibunya turun dari limosinnya sambil menyeret Draco paksa turun dari limosinnya. Setelah itu Ia melempar Draco hingga terhantam aspal.

"Kamu diam disini kalau kamu tidak mau hukumanmu bertambah!"

"Lenganku sakit-

"Ibu tidak peduli! Jangan menangis atau kau kulempar kau sampai terhantam aspal lagi hingga lenganmu yang satunya juga patah?!" Bentak ibunya . Draco langsung diam di tempat sambil menahan tangisnya itu. Kemudian ibunya langsung pergi naik ke limosinnya dan meninggalkan Draco di tempat gelap itu. Draco yang menyaksikan kepergian ibunya yang meninggalkannya langsung mengejarnya meski limosin ibunya sudah tak kelihatan lagi, tetapi Draco mencari arah ibunya pergi agar dapat pulang meskipun Ia tidak mengetahui dirinya sekarang berada dimana.

"Hiks, Hiks, Hiks, ibu jangan tinggalkan aku di tempat gelap ini… A-aku takut." Kata Draco sambil memegangi salah satu lengannya yang terasa amat sakit itu, serta masih berjalan mencari arah pulang.

"Bagaimana cara mencari arah pulang?" Tanya Draco pada dirinya sendiri sambil menangis dan melintasi  gang-gang gelap itu.

Ketika Ia sudah melewati beberap blok, tiba-tiba Ia bertemu dengan sekumpulan remaja yang sedang menghisap narkoba sambil meminum alcohol di depan salah satu rumah itu. Dan kebetulan mereka melihat Draco yang mematung ketika melihat mereka.

"Hei, anak kecil! Jasmu bagus… kau pasti anak orang kaya."

"Apakah kau punya uang adik kecil? Kau mau bermain dengan kami?"

"Jangan takut-takuti dia nanti dia menangis sambil menjerit-jerit hahahahaha."

"Ada apa anak kecil? Ibumu menelantarkanmu disini, ya?" Tanya salah satu dari mereka sambil menyeringai.

"Kau pasti tidak tahu jalan pulang. Sini kami antar.Tidak apa-apa kami tidak menggigit." Kata salah satu dari mereka sambil tersenyum jahat.

"Bagaimana kalau kita menculiknya dan meminta tebusan pada keluarganya? Kita pasti mendapatkan uang yang sangat banyak hahahahaha."

Senyum-senyum jahat mereka benar-benar membuat Draco langsung berbalik dan berlari pergi karena ketakutan.

"Hahaha dia kabur karena takut!"

"Bodoh! Jangan biarkan dia pergi! Kita harus menculiknya agar kita mendapatkan uang!"

Tak lama kemudian mereka mengejar Draco. Draco tetap saja berlari dan berbelok ke segala arah supaya  mereka kesulitan menemukannya. Sayangnya, tak lama kemudian Ia kelelahan dan mulai kehabisan nafasnya.

Aku tidak boleh berhenti lari! Batin Draco dengan nafas terengah-engah sambil memanjat tangga pagar dengan satu lengannya. Namun, setelah Draco turun dari pagar, mereka langsung mengepung Draco dan melempari Draco dengan batu sambil menendanginya serta memukulnya sampai Draco tersungkur di tanah. Namun mereka tak peduli dan tetap saja menghajarnya meski Draco sudah terluka parah.

Sakit… Ayah, kakek, paman… tolong aku. Ibu… aku salah apa? Aku hanya meminta agar aku ikut dengan kakek an pamanku supaya aku berhenti dipukuli lagi oleh keluarga Krystall, apakah itu salah? Kenapa hal seperti ini terus terjadi padaku? Seseorang tolong selamatkan aku… Aku sudah tidak kuat lagi… Aku hanya ingin disayang, diperhatikan, dan dipedulikan seperti anak-anak lain…" Batin Draco yang masih menangis menahan rasasakit.

Bug!

Tendakan terakhir yang mengenai kepala Draco langsung membuat Draco tak sadarkan diri.

Dor! Dor Dor! Dor! Dor! Dor!

Suara tembakan shotgun bersamaan dengan tubuh-tubuh berjatuhan ke tanah dengan darah yang mengalir benar-benar menghentikan malam yang buruk itu.

"Benar-benar manusia tidak tahu malu. Kalian menghajar anak kecil yang lemah dan tidak bisa apa-apa! Kalian memalukan diri kalian sendiri!" Bentak pria bertudung hitam dengan topeng tengkorak berwarna emasnya.

"B-bagaimana bisa g-golden skull k-kesini?" Tanya salah satu dari mereka yang masih hidup itu.

"Bukan urusanmu." Kata pria itu sambil menodongkan shotgun di kepala remaja itu.

Dor! 

Setelah itu pria itu melepaskan tudung beserta topengnya dan eketika itu juga tampaklah rambut pirang dan mata birunya. Kemudian Ia langsung menggendong Draco yang tak sadarkan diri  ke mobilnya. Kemudian Ia melaju pergi melintasi malam yang menyakitkan bagi Draco.

Tak lama kemudian Ia akhirnya sudah sampai di depan mansion Kingstone. Pria pirang itu dengan cepat memakai topi fedora hitamnya hingga menutupi matanya, lalu turun dari mobilnya saat melihat Draco yang mulai sadarkan diri dengan berbagai raut tanda tanya. Ia tidak peduli dengan hujan seras yang membasahi jas hitamnya.

"Siapa kamu? Kamu membawa aku kemana?"

"Ke mansion." Kata pria itu sambil menutupi  tubuh Draco dengan jaket kulit hitamnya, lalu menggendong Draco dan berjalan membawanya ke pintu utama mansion itu sambil memencet bel mansion tersebut dan tak lama kemudian Maximus membukakan pintunya dan terkejut melihat Draco yang terluka.

"Aku menemukannya di sekitar perumahan gang gelap dan sedang dipukuli oleh para manusia pengecut itu." Kata pria itu sambil memberikan Draco kepada kakeknya. Seketika itu juga Draco langsung memeluk kakeknya sambil menangis.

"Terimakasih Le-

"Kau berhutang padaku atas lima pembunuhan manusia. Taka da yang boleh mengetahui identitasku sampai aku menuntaskan misiku dengan aliansi murni di dunia manusia ini. Sampai jumpa, Maximus." Kata pria itu sambil kembali ke mobil dan melaju pergi.

Tak lama kemudian ketiga pamannya datang dan langsung terkejut dengan keadaan Draco.

"Apa yang terjadi? Kenapa Draco bisa begini? Siapa pemilik mobil tadi?" Tanya Chris

"Bukannya tadi dia pulang ke rumah Krystall? Kenapa dia bisa ada disini dengan terluka parah?" Tanya Sebastian.

"Apa yang terjadi, Draco? Salah satu lenganmu patah dan seluruh tubuhmu terluka prah." Tanya Steven

"Pria asing pemilik mobil hitam itu adalah orang yang menolong Draco saat di pukuli oleh sekelompok remaja di gang." Kata Maximus yang masih menggendong Draco.

"Di gang?!"

"Kurasa kita sebaiknya tahu siapa yang bertanggung jawab. Rossie Krystall si jalang itu pastsi tahu kenapa Draco bisa berada di gang saat malam yang gelap seperti ini." Kata Steven sinis.

"Kenapa Charles bisa menikahi nenek sihir yang kejam? Kasihan sekali Draco, ayo kita obati lukamu." Kata Chris

"Kurasa kita harus membawanya ke rumah sakit." Kata Sebastian

Rasanya hangat saat merasa dipedulikan, diperhatikan, dan disayang. Aku ingin selalu merasa seperti ini  selamanya. Apakah aku bisa memiliki ini semua selamanya?

Flash Off

Draco langsung terbangun dengan air mata yang sudah mengalir daritadi dari kedua matanya.

"Mimpi buruk? Usiamu sudah 18 tahun setengah, tetapi masih menangis. Segitu menyeramkannya mimpimu, huh?" Kata Zurt sambil sibuk menggendong bayinya.

"Itu bukan mimpi, tetapi ingatan lama. Dan aku baru sadar kalau aku meneteskan air mata." Kata Draco sambil melanjutkan tidurnya.

"Hei! Siapa yang menyuruhmu tidur lagi? Kau tahu ini jam berapa? Sejam lagi kau ada pertemuan dengan orang-orang penting di perusahaanmu."

"Biar Victor yang mengurusnya." Kata Draco sambil menutupi wajahnya dengan bantal.

"Dia juga sedang ada kerjaan lain di Detroit. Jika sesuatu terjadi, jangan salahkan aku. Sekarang bangun!"

"Tidak mau." Kata Draco

"Mau kubakar apartementmu?!"

"Ugghh… baiklah aku bangun pak tua." Kata Draco sambil menuju ke kamar mandi, dan menyalakan showernya.

Zurtmotrius langsung pergi meninggalkan Draco.

***

Beberapa bulan pun berlalu, seperti biasa Zurt akan mengikuti Draco kemanapun saat malam hari. Hanya ketika matahari terbit Zurt akan selalu berada bersama Hailey dan anaknya.

Suara music bersamaan dengan lampu-lampu diclubnya seperti biasanya selalu membuat para orang-orang sibuk untuk menari, minum, ataupun berbincang-bincang satu sama lain. Kini Zurtmotrius sedang berdiri di dekat tangga melihat sekitar sambil menikmati rokoknya. Sedangkan Draco sedang sibuk dengan pikiran di kepalanya duduk sambil memainkan coin pemberian Vincent di kursi bagian bar.

Tak lama kemudian ada suatu pertengkaran yang membuat Zurtmotrius menoleh ke arah gadis berambut coklat dan seorang pria.

Gadis dan suara itu sangat familiar… Batin Zurt

Draco yang tadinya tidak peduli dengan sekitarnya pun ikut menoleh ke suara pertengkaran itu.

Deg!

Laura?!

"Kenapa Michael tidak bilang kalau Laura kesini?!"

Gadis itu bagaimana bisa disini? Batin Zurt sambil menghisap rokoknya

"Sial! baru saja 2 tahun kucoba lupakan, tapi kenapa rasanya sulit sekali?!"

"Karena kau sangat mencintainya dan sudah sering bersamanya sejak lama."

Draco meneguk whiskeynya sampai habis, setelah itu ia melihat ke arah gelasnya yang kosong dan sekilas Ia melihat Laura. Setelah itu ia langsung meremas gelasnya hingga pecah. Pecahan kaca yang melukai tangannya hingga berdarah.

"Draco..."

"Aku tidak apa-apa." Kata draco sambil melirik tangannya yang langsung sembuh. Setelah itu Ia melangkah pergi keluar dari club.

Pria yang bertengkar dengan Laura sepertinya menggoda Laura terlebih dahulu, dan sepertinya Laura tidak ingin memulai perkelahian, jadi mereka adu mulut saja, tetapi karena Draco tidak ada disana. Ditambah lagi Zurtmotrius kelehitannya sangat tidak menyukai keributan di club malamnya. Maka Ia langsung membuang rokoknya, setelah itu mengambil segelas whiskey dan langsung meminum gelas whiskeynya terus langsung melempar gelasnya ke kepala pria itu sampai gelasnya pecah.

"Masalah selesai. Mari kita lanjutkan pestanya." Kata Zurtmotrius sambil tersenyum. Setelah itu Ia berjalan mendekat ke arah Laura dan langsung menyambar tangan Laura, kemudian membawanya ke tempat sepi dengan paksa.

"Apa yang kau lakukan disini, Laura?" Tanya Zurtmotrius dengan tatapan serius.

"Apakah aku mengenalmu? Siapa kau? Bagaimana kau bisa tahu namaku?"

Zurt langsung tertawa tidak percaya.

"Tentu saja aku mengenalmu! Kau sahabat Draco dulu! Dan apkah kau tidak tahu siapa aku? Aku Zurtmotrius! Apa kau lupa?"

"Zurtmotrius? Kau kenal Draco?"

"Aku adalah El Diablo! Tapi tolong jangan panggil aku El Diablo lagi karena nama itu adalah pemberian ayah Collins yang aku benci." Kata Zurt

"A-aku tidak menyangka kau dapat berubah menjadi manusia. Tapi apa yang kau lakukan disini? Bukannya kau benci dunia manusia?"

"Aku baru saja akan menanyakanmu pertanyaan yang sama. Aku bosan di Cycrotonictus, dan mungkin tinggal di dunia manusia ini pengecualian, banyak hal yang berubah dari berabad-abad yang lalu. Ditambah lagi ini clubku sudah sepantasnya aku disini." Kata Zurtmotrius

"Aku ke sini untuk bersenang-senang dan minum, aku tidak tahu bahwa club ini milik raja iblis. Jadi kau sendirian tinggal di kota ini?"

"Tidak, aku selalu berpindah kota dengan Draco."

"Draco ada disini?" Tanya Laura

"Tadinya dia ada di club ini, tapi aku rasa dia sudah pergi dan mengacau di dunia gelap setelah melihatmu, karena itu aku menanyakan untuk apa kau di kota ini. Kau seharusnya tahu, bahwa Draco berada di Los Angeles, bukan?" Kata Zurtmotrius

"Aku ada urusan dengan dunia gelap disini. Ditambah lagi aku menjadi bounty hunter, aku punya target yang banyak di kota ini. Jadi aku harus menyamar menjadi salah satu murid disini untuk memata-matai target-targetku. Jika kau mendengar bahwa Mr. Two Face atau Black Skull masih hidup, maka itu bukan ayahku, melainkan aku yang menyamar menjadi seperti dirinya. Aku tahu tinggi ayahku 175 cm, dan tinggiku hanya 170 cm, tetapi setidaknya tidak ada yang menyadarinya, kan? Lagipula aku selalu memakai chestbinder saat menyamar menjadi ayahku."  Kata Laura

"Sebenarnya bukan itu yang kutanyakan." Kata Zurtmotrius dengan tatapan mengintimidasinya yang membuat Laura memutar bola matanya.

"Baiklah! Aku merasa merasa bersalah karena ucapan Michael! Jadi kupikir dengan urusan dunia gelapku kesini, mungkin aku bisa melihat keadannya-

"Jadi kau menyesal… Dia kacau dan hancur, jika kau mau melihat keadaannya. Apalagi dengan melihatmu, dia menjadi tambah hancur." Kata Zurtmotrius sambil mengangkat ponselnya yang berdering dan melangkah pergi.

"Hei Zurt! Aku baru saja mengirimkan bom ke rumah seseorang yang entah caranya masih punya catatan para anggota Nostra Santino yang lama, sebagai ancaman tetapi orang itu malah manggil polisi untuk menangkapku. Tetapi para polisi itu kuhipnotis dan dihapus ingatannya. Orang yang melaporkannya malah kubunuh dengan sadis sama olehku dengan bor karena dia tak mau mengatakan darimana dia bisa mendapatkan catatan kami. Sekarang semua catatan itu ada padaku."

"Kau melakukan apa?!"