webnovel

The Pureblood Mafia

Lucious Draco Kingstone adalah anak berumur 14 tahun lahir di London dan tinggal di New York dari kecil dia selalu merasa bahwa dia tidak diinginkan oleh keluarganya. Dia memiliki segalanya tapi dia tidak memiliki apa yang dia inginkan dan butuhkan yaitu kasih sayang dari sebuah keluarga. Dia hanya berharap bahwa suatu hari dia memiliki keluarga yang menyayanginya. Dulu Draco adalah anak yang baik dan penolong dia juga ramah kepada siapa pun. Namun sikapnya berubah lama kelamaan karena sikap keluarganya yang selalu memperlakukannya dengan kasar. Semakin lama dia semakin terjun ke dunia gelap itu disanalah dia mendapatkan banyak teman gelap, disaat itulah dia mulai merasa punya orang orang yang cocok dengannya dan mulai menjadi anggota mafia yang paling ditakuti. Disana ia bertemu teman teman baru mafianya. Hidupnya sangat bahagia disana meskipun Ia tak menunjukkan kalau dia bahagia. Semua berjalan dengan lancar pada awalnya tapi lama kelamaan semua menjadi berubah. Semenjak dia menjadi mafia hidupnya berubah. Misteri misteri pun bermunculan. Termasuk misteri dibalik keluarga Kingstone dan jati dirinya sebenarnya. Bahkan misteri tentang masa lalunya yang ia tak ingat. Kemudian setelah mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya di masa lalu. Takdir dari masa lalunya kembali memilihnya untuk menjadi pejuang di dunia yang berbeda. Apakah Ia akan tetap menjadi mafia atau mengubah jalannya? Start from 27 May 2019 in wattpad

CillianVillain · Aktion
Zu wenig Bewertungen
76 Chs

Part 55

Don't lie to me. Don't deceive me. Give me the truth. Even if it breaks me. A painful truth is better than a pleasant lie. More painful when hearing the truth from others than those closest to you. Everyone wants to be the sun to lighten up someone's life. But why not be the moon to brighten in the darkest hour. ~ Draco

Semua anggota Nostra Santino berpencar masing masing terlebih dahulu. Draco yang sedang ingin menyebrang jalan tiba tiba seorang pria penjual koran menatapnya terus menerus. Polisi polisi disana juga menoleh ke arahnya. Pertamanya Ia kira hanya perasaannya saja namun lama kelamaan ternyata benar bahwa orang itu terus menerus menatapnya. Ia kemudian mendekati orang itu namun orang itu malah lari. Polisi polisi yang menatapnya langsung mengejarnya. Seketika itu Draco terkejut dan lari menuju tempat sepi. Polisi polisi berada jauh dibelakangnya dan mencarinya. Tiba tiba seorang sosok muncul dari belakangnya dan langsung disekap dari belakang. Namun instingnya mengatakan untuk tidak melawannya jadi Ia tak melakukan perlawanan sama sekali. Kemudian dengan cepat sosok itu menariknya ke belakang menuju bangunan batu bata dan masuk menuju ruangan bawah tanah tersembunyi yang gelap.

"Syukurlah Drac... Aku kira kau sudah tertangkap." Ucapnya sambil melepas sekapannya dan menyalakan lampu kecil. Ternyata sosok itu adalah James.

Ruang bawah tanah itu terasa sangat panas tidak jarang Thomas hanya memakai kaos dalam saja sedangkan yang lain hanya memakai kemeja.

"Aku tidak dapat menemukan Arthur." Kata Charlie

"Tunggu! Bisa kau perlihatkan beritanya?" Tanya Draco

"Sebentar aku masih mencarinya. Karena kami semua baru saja tiba disini. Hanya ruangan bawah tanah ini yang kutemukan dan satu satunya aman." Kata John sambil menyalakan handphonenya menjadi hologram dan menyalakan beritanya.

"Seperti yang kau lihat... sepertinya kami semua menjadi buronan." Ucap Tom

"Tunggu... bagaimana jika semua ini berhubungan. Bagaimana jika semua ini telah direncanakan." Ucap Tom sambil menatap kedua timnya.

"Apa maksudmu Tom?" Tanya John

"Well, Itu yang Draco katakan saat di pesawat." Ujar Ray

"Kami mencurigai Robert karena yang bertanggung jawab tentang membersihkan jejak dan menghapus data adalah dia. Namun jika dilihat lihat untuk apa dia melakukan ini jika namanya juga dicari oleh buronan." Kata Lucas

"Aku tahu, Itu sama saja dengan bunuh diri." Kata Charlie

"Coba kalian putar kembali beritanya dan perhatikan kembali data anggota kita." Ucap Tom

"Nama Arthur Alfero tidak ada di berita bukan?" Tebak Draco

"Kurasa kita memang sepemikiran." Ucap Tom sambil melirik Draco.

John pun mengulang beritanya kembali, persis seperti apa yang dikatakan Tom dan Draco.

"K-kau benar." Ucap Lucas tak percaya

"Bagaimana ini bisa terjadi?!" Tanya Charlie yang bangkit dari tempat duduknya

"Kalau menurutku... Jika kau ingat tempat pertama kalinya kita menjadi tikus percobaan. Dave menyebut Tuan Thura Rofelra yang menyuruhnya membuat kita sebagai tikus percobaan."

"Lalu?" Tanya Lucas

"Ini seperti anagram." Ucap Draco sambil mengambil kertas dan peta di saku jasnya. Kemudian Ia menulis Thura Rofelra menjadi Arthur Alfero.

"Charlie aku sangat menyukai adikmu. Dia cerdas sekali." Ucap Lucas

"Bagian itu memang tak terpikirkan olehku tapi itu cerdas." Ucap Tom

"Lalu apa yang membuatmu menduga bahwa Arthur adalah dalangnya namun kau tidak memikirkan anagramnya?" Tanya John

"Karena dia selalu menghilang sepanjang waktu. Dia juga satu satunya yang bisa membocorkan identitas kita karena selain Robert dialah yang biasanya membersihkan jejak kita. Lalu ingat saat Draco tertembak olehnya saat dia menggunakan sniper? Aku pikir itu sangat tidak masuk akal. Karena anggota Nostra Santino tak akan pernah meleset jika menggunakan sniper meskipun kita tidak sepandai Luke yang selalu headshot. Bahkan Vincent pun jika dalam sebuah misi menembak jarak jauh tak akan pernah meleset. Dan kalian ingat saat James, Charlie, dan Draco menjadi orang gila dan memanggil dokter. Dokter itu pernah bilang insting mereka menjadi tajam. Dan yang pasti hewan buas memiliki insting tajam untuk mengenali musuh mereka. James juga pernah memecahkan botol ke kepala Arthur dan bilang Orang yang tinggal di dalam rumah kaca, seharusnya tidak melemparkan batu. Saat itu aku berpikir bahwa James gila dan aneh namun setelah dipikir pikir dan dihubungkan... semua ini menjadi masuk akal." Ucap Tom

Plok! Plok! Plok! Plok!

Tiba tiba Arthur berada di belakang mereka sambil bertepuk tangan disertai Ron yang masih memakai tengkorak hitam itu.

"Selamat kalian cerdas sekali..."

"Kenapa kau lakukan ini?" Tanya Tom

"Yah... kenapa yah? Hanya ingin saja."

Saat itu Thomas langsung kehilangan kesabaran dan melangkah ke arah Arthur namun dengan cepat Draco mencegatnya.

"Jangan Tom! Saat ini aku sama marahnya denganmu namun jika dia mampu membuat aku, Charlie, Ray, dan James menjadi makhluk buas sekaligus orang gila. Maka dia adalah orang yang berbahaya." Bisik Draco

Sementara itu Charles menguping dari balik batu bata tempat ruang baqah tanah mereka. Karena pendengaran vampir tajam maka dia bisa mendengarnya.

"Aku dengar itu Draco Kingstone... Ataukah harus kupanggil Yang Mulia?"

Kata Arthur

"Hah? Apa maksudmu?"

"Wah, wah, wah sepertinya kakekmu bahkan tak menceritakan asal usulmu." Ucap Collins yang tiba tiba muncul dengan kekuatan kegelapannya bersama dengan sosok pria botak bermasker dan berotot.

"Kau... " Ucap Lucas dan Tom

"Kau mengenal kakekku?" Tanya Draco

"Tentu aku kenal. Maximus Kingstone bukan? Kerajaan mana yang tak kenal keluarga Kingstone? Dia bangsawan vampir. Dia seorang pemimpin keluargamu yang memutuskan hidup seperti manusia bersama keturunannya. Dia menyegel kekuatannya, istrinya, dan seluruh keturunannya sehingga ia bisa bertambah tua dan bisa hidup normal seperti manusia. " Ucap Collins

"Tidak mungkin, ayahku adalah vampir yang diubah oleh vampir kuat bernama Vlad."

"Yah, aku tahu ayahmu pasti mengira dirinya menyuntikkan serum serum yang membuatnya menjadi vampir terlambat. Namun jika dia sudah menjadi vampir itu artinya Vlad telah membuatnya menguatkan tekadnya sehingga Ia bisa melepas segelnya. Namun Ia meminta Leo menyegel sebagian besar kekuatan Kingstone. Karena kekuatan Kingstone berbahaya Maximus akhirnya menyegel kekuatan untuk para keturunannya dan juga menyegel iblis yang bernama Darius." Kata Collins

"Tapi bukannya dia bilang bisa mengendalikan Darius?" Tanya Draco

"Dia tidak bisa, dia hanya bisa mengendalikannya sedikit lebih baik darimu. Kau tahu semua orang disekitarmu menyembunyikan kebohongan. Kau tidak tahu siapa yang bisa kau percaya. Semua orang berbohong padamu."

"Kenapa aku harus mempercayaimu?" Tanya Draco tajam

"Karena aku satu satunya orang yang memberitahumu tentang kebenaran ini." Katanya kemudian dengan kekuatan kegelapannya Ia membuat semacam ilusi untuk menceritakan sebuah kisah.

"Biar kuceritakan tempat bernama Wonderland. Tempat yang dulunya indah dan terletak di segitiga bermuda.

Ada 5 kerjaaan yang lokasinya berada di segitiga bermuda. Yang pertama adalah Blood Kingdom yaitu kerajaan para vampir bangsawan dipimpin oleh Lord Colossus ayah dari Leonard Hunt dan Ivy Hunt. Blood Kingdom adalah tempat untuk para vampir bangsawan dan penyihir hebat. Kedua adalah Kerajaan Wereland yaitu kerajaan para hewan seperti tempat werewolf, werebear, werepanther, werelions, werefox, dan masih banyak lainnya. Dipimpin oleh Lord Daxollios, sang werewolf terkuat. Ketiga adalah Hell World yaitu Kerajaan Diablo yang tak lain adalah kerajaan neraka, tempat hellbeast, cerberus, naga api, dan iblis iblis lainnya. Walaupun neraka sering digambarkan sebagai tempat penyiksaan yang teramat panas, tetapi ada hawa neraka menjadi teramat sangat dingin, sehingga sanggup melepaskan kulit-kulit penghuninya yaitu kerajaan keempat. Kerajaan Winterland yaitu Kerajaan milik Darius yaitu tempat yang diselimuti es dan air yang sangat dingin di sana makhluk es dan iblis iblis es. Dingin yang amat beku, yang bisa membuat kulit-kulit terlepas. Dan yang kelima adalah The Land of The Death yaitu kerajaannya Demos, dunia bawah. Disana banyak tengkorak, dan roh roh jahat. Meskipun tempat itu tak sepanas ataupun tak sedingin kerajaan Diablo dan Darius. Namun Kerajaan Demos merupakan alam yang tak terlihat dimana jiwa-jiwa orang mati pergi meninggalkan dunia dan juga segala sesuatu di bumi. Ia memerintah orang mati. Ia sangat ahli dalam menavigasi di bawah bumi mampu mengarahkan semua makhluk untuk langsung masuk ke dunianya. Di sana terletak penjara dengan keamanan maksimum, dikelilingi oleh dinding perunggu yang besar, dan parit lahar tempat menjaga para makhluk, monster serta jiwa-jiwa yang kejam. Disana juga terdapat cerberus juga. Diablo, Darius, dan Demos adalah tiga iblis yang lahir untuk melindungi 2 kerajaan yaitu The Blood Kingdom dan Wereland. Namun ketika Diablo turun ke dunia manusia. Kemudian disusul oleh Darius semuanya berubah. 3 batu, 3 iblis. Batu berwarna hitam, biru dan merah. Mereka bisa keluar dari batu dan hidup tanpa batu, asalkan mereka diam di tempat asal mereka yaitu di kerajaan mereka masing masing. Namun jika sang iblis itu mau ke kerajaan lain atau ke dunia manusia mereka akan menjadi batu. Kau mau kesana? Mudah sekali kau tak perlu ke tempat segitiga bermuda itu tapi yang kau butuhkan hanyalah benda kompas milik penduduk Wonderland. Semua makhluk disana masing masing mempunyai alat itu. Bukankah begitu Diablo? Aku tak mengerti kenapa Demos membantumu tapi Demos juga berada di batu karena kesalahanmu bukan?" Kata Collins sambil terkekeh.

"Tutup mulutmu berengsek! Ucapnya sambil keluar dari tubuh Draco dalam bentuk hellhound.

"Wah... sangat menyedihkan seorang penguasa neraka berwujud lemah seperti ini. Kau pikir kau bisa mempercayai Diablo? Tentu saja tidak! Itu adalah sebuah kesalahan besar membuat kontrak dengan iblis. Dari awal dia sudah tahu teman temanmu akan mati. Dia tak akan pernah membantu manusia. Dia hanya datang disini untuk menontonmu menderita saat kehilangan teman temannya. Pertama dia akan berpura pura dan berpikir dia bisa dipercaya. Kemudian dia menipumu dan mengambil semua yang kau punya. Dia menempel kepada manusia bagaikan parasit."

"Kenapa aku harus percaya pada orang jahat sepertimu?" Kata Draco

"Karena Adeline adalah anak yang sama sepertimu. Dia hanya gadis yang baik namun Diablo membunuhnya."

"Diablo benarkah itu? Siapa sebenarnya Adeline?"

"Yang dikatakannya memang benar... aku membunuhnya. Dia adalah anak yang menemukan batu merah sebelum kau. Jadi dia pernah terhubung padaku..." Ucap Diablo

"Apa?! Kenapa kau membunuhnya?" Tanya Draco tak percaya.

"Sudah jelas kan? Dia benci manusia! Dia dan Darius ingin memusnakan seluruh manusia di bumi! Kau kira di alam semesta ini ada yang bisa dipercaya? Tentu saja tidak ada! Semua orang pasti menyembunyikan sesuatu darimu. Leo, kakekmu, Diablo. Orang orang terdekatmu justru menyembunyikan sesuatu darimu." Kata Collins

"..."

"Untuk anak special sepertimu bagaimana jika kutawarkan kerjasama untuk berada disisiku?"

Kemudian Collins tiba tiba muncul di dekatnya.

"Jika kau masih ingat aku masih menyandra paman Steven kesayanganmu itu. Satu per satu orang kesayanganmu termasuk teman temanmu itu juga bisa mati jika kau melawan." Bisik Collins

"Baiklah, aku akan ikut bersamamu." Ucap Draco

"Pilihan yang bagus." Ucap Collins

"APA?!"

"Apa kau sudah gila Drac?!"

"Kau mau ikut pengkhianat itu?!"

Draco tetap tak menjawab.

Sementara itu di waktu yang bersamaan.

"Vince, ada yang ingin aku bicarakan padamu... Ingat saat ada robot dari masa depan yang gila dan ingin membunuhku dan teman teman kita?Saat aku dan John mengalahkannya. Aku mengambil senjata robot itu. Severus Company itu yang tertulis di senjata robot itu. Aku tak tahu apakah Robert akan menjadi ancaman di masa depan ataukah mungkin anaknya yang hilang ternyata ada di masa depan dan membuat itu semua. Aku sangat khawatir sekarang. Entah kenapa aku punya firasat buruk dan perasaanku tidak enak." Kata Luke

"Teorimu itu mungkin saja terjadi. Namun untuk apa Stephen Severus membuat senjata yang menghancurkan kita?" Tanya Vincent

"Entahlah, mungkin sesuatu atau seseorang mengendalikannya dan mengancamnya disana." Ucap Luke

"Ngomong ngomong ada juga hal yang ingin kubicarakan padamu. Aku tidak tahu keluarga Kingstone menjebak kita atau tidak namun aku dengar berita ada kerusuhan di kota yang melibatkan Robert, polisi polisi, dan FBI! Aku tidak mengerti saat mereka bilang akan melindungi kita, dan akan merahasiakan identitas kita. Namun justru ini yang kita dapat! Aku kira kita mendapatkan perlindungan!" Kata Vincent

"Apa Robert tertangkap?"

"Dia berhasil lolos lewat selokan bawah tanah namun dia terluka parah. Aku sudah mencoba menghapus beberapa informasi tentangnya dan juga wajahnya. Namun aku rasa itu sia sia karena kita semua ketahuan! Kau tahu mereka mencari semua anggota kita sialan! Data tentang kita semuanya bocor! Kasus kriminal kita! Nama kita! Asal usul kita! Semuanya tersebar dalam beberapa jam! Mereka mencari kita semua Luke!" Ucap Vincent sambil menyalakan berita dengan hologramnya yang menunjukkan semua wajah Nostra Santino yang menjadi buronan.

"Berita ini keluar sebelum beberapa menit Robert dikejar polisi, dan FBI itu."

Luke sangat terkejut karena hal itu.

"Tidak, ini tidak mungkin terjadi. Bukannya Robert menutupi jejak kita?! Apakah dia menjebak kita?! Apakah ia telah mengkhianati kita?!" Ucap Luke sambil mondar mandir karena panik.

"Tidak, sangat tak masuk akal jika dia yang melakukan ini. Karena wajahnya juga muncul di berita dan menjadi buronan. Membocorkan tentang kita berarti membunuh dirinya sendiri. Jika Ia yang melakukan ini semua. Tidak mungkin dia menjadi buronan juga."

"Kau... juga benar tapi jika bukan dia apakah keluarga Kingstone?"

"Entahlah..." kata Vincent sambil berfikir dan menatap wajah wajah anggota Nostra Santino

"..." Luke pun juga bungkam dan memilih berfikir sambil mengulang berita itu.

"Ini tidak terjadi bukan karena kita mengerjai Jeremmy kan?"

"Tunggu... aku rasa itu tidak mungkin. Karena Edward sudah memanipulasi seluruh pikiran orang di gereja termasuk polisi itu. Dia juga memanipulasi pikiran Jeremmy untuk menjadi gila." Ucap Vincent sambil berfikir dan menyadari sesuatu.

"Tunggu... aku rasa kau benar. Seharusnya anggota Nostra Santino tertinggi beranggotakan 11 orang bukan 10 orang."

"Kau memikirkan yang aku pikirkan?"

"Aku harus segera mencari Robert." Ucap Luke sambil berjalan pergi bukan demgan jasnya namun berpakaian seperti warga biasa yaitu memakai hoodie, topi, dan masker hitam karena Ia telah menjadi buronan.

Ketika Vincent keluar dari ruangannya, Ia langsung berhenti ketika melihat Calvin yang baru saja dari kamar James.

"Hei! Aku kira kau pergi karena ada urusan di perusahaanmu? Kenapa kau kembali?" Tanya Vincent curiga, sambil mendekati Calvin.

"Ada barangku yang tertinggal tadi." Kata Calvin sambil menyembunyikan pistol dibelakangnya.

"Begitu ya?" Tanya Vincent tak percaya karena Ia tahu Calvin menyembunyikan pistol di tangannya. Vincent lalu tersenyum karena dibelakang Calvin ada anjing Draco yang mau menerkamnya.

Ketika Calvin mau menembak Vincent. Rex langsung melompat dan menggigit leher Calvin. Calvin langsung menjatuhkan senjatanya sambil berteriak kesakitan dan mencoba melepaskan diri dari gigitan anjing tersebut. Namun nihil, karena anjing itu mengoyak lehernya. Hasilnya leher Calvin bercucuran darah.

"Baiklah, hentikan Rex. Dia bisa mati." Ucap Vincent

Anjing Doberman itu langsung menghentikan gigitannya dan pergi berjalan di sebelah Vincent.

"Kau tahu kan rasanya ditusuk dari belakang? Itu yang Robert rasakan kepadamu. Aku tahu dia cerewet dan pemarah tapi meskipun begitu dia tak akan pernah menusuk sahabatnya dari belakang. Aku tak mengerti kenapa kau melakukan ini pada sahabatmu. "

"Dulu, ada pria paruh baya bernama Abigail Thazaky yang mampu menciptakan sebuah inti energi. Inti energi itu hanya sekecil bola kaca namun memiliki kekuatan yang besar. Karena Abigail lebih memilih Robert dibandingkan aku. Aku selalu mencoba membuatnya terkesan namun Robert lebih baik dariku dalam segala hal meskipun dia tak berusaha sekeras aku. Padahal dia baru saja datang ke tempat kami namun dia tetap lebih baik dariku yang padahal sudah belajar bertahun tahun bersama Abigail. Dia tetap saja selalu lebih baik dariku. Bahkan dia bisa membuat robot dari rongsokan hanya dalam beberapa hari untuk keluar dari gua saat dia tertangkap. Pada hari kematiannya, dia memberikan inti energi itu pada Robert bukan aku yang sudah lebih lama bersamanya dibanding Robert! Karena itu aku ingin menghancurkan apa yang Robert punyai karena dia sudah meghancurkan impianku."

"Kau pikir dengan mencoba membunuhnya dan membocorkan identitas kami akan menghancurkan Robert? Kau pasti bersekongkol dengan Collins Skyfall. Kenapa ada yang mau bersekongkol dengan orang sinting itu?! Aku tak tahu apa yang ia tawarkan padamu tapi dia hanya membuatmu menghancurkan dirimu sendiri. Akui saja bahwa kau gagal Calvin." Kata

Calvin yang sekarat langsung terbahak bahak.

Si sinting ini... sudah sekarat tapi masih tertawa. Dasar orang gila... Batin Vincent.

"Oh benarkah? Semua ini hanya bagian awal dari kehancuran kalian. Ini hanya bagian permainannya saja."

"Apa maksudmu?" Tanya Vincent tak mengerti.

"Sampai jumpa di neraka." Ucap Calvin sambil menyeringai lalu menghembuskan nafas terakhirnya.

"Aku tak mengerti kenapa Robert mau bersahabat dengan orang yang menyeramkan seperti Calvin Crane. Aku kasihan pada anak dan istrinya."

"Guk! Guk!"

"Ayo kawan... Kita harus segera membereskan mansion ini dan pergi." Ucap Vincent sambil melangkah pergi.

***

Luke terus mencari Robert hampir di sepanjang kota secara diam diam, namun Ia tak menemukannya. Ia tak bisa mencarinya di saluran bawah tanah karena Ia yakin polisi berada di sana, ditamnah lagi Ia telah menjadi buronan negara sekarang. Akan menjadi masalah besar jika polisi bertemu dengannya.

Ketika Ia hendak kembali ke mobil yang Ia parkir. Ia sekilas melihat sepupu Draco bersama orang tak dikenal. Ia tak bisa melihat dengan jelas wajah pria itu karena gelap saat malam ditambah lagi listrik di kota itu masih belum hidup kembali. Sosok itu sekilas melihatnya dan tersenyum kepadanya.

Luke tetap berjalan ke arah mobil sambil tak menghiraukan dua orang itu. Ketika Ia membuka pintu mobilnya.

"Duar!"

Seketika mobil itu langsung meledak dan membuat Luke terpental sampai ia menabrak sebuah dinding toko.

Luke terluka parah disekujur tubuhnya. Matanya terbuka perlahan. Ia kini mendengar suara mobil polisi menuju kemari.

Sial! Aku tak bisa mengalahkan polisi polisi itu dalam keadaan begini. Ditambah lagi semua senjata yang kubawa ada di mobilku yang sudah meledak. Peralatan yang kubawa sekarang tidak memungkinkanku untuk mengalahkan mereka tapi... Batin Luke sambil merogoh saku hoodienya.

Ketika Ia melihat ada seorang di atas gedung yang bersiap menembaknya. Ia dengan cepat melemparkan bola baseball yang tadinya ada di kantungnya sehingga mengenai kepala pria itu sampai pingsan.

Tembakanku tak pernah meleset. Batin Luke sambil berlari tertatih tatih menuju selokan bawah tanah untuk mencari Robert, harapan terakhirnya.