When someone you lose becomes a memory the memory becomes a treasure. I've seen better days but I've also seen worse. I woke up with some aches and pains, but I woke up. ~ Chris
Nostra Santino Member (Part 6)
Kingstone Family (Part 17)
Blood Angels Member (Part 43)
The King's Blade Member (Part 45)
The Fallen Knights Member (Part 49)
Vlad's Member (Part 54)

The Black Cobra Member (Part 54)
Ivy Hunter

Carolyn Joyce

Madelyn Chevelle

Rebecca Shirley

Ashline Carrington

Cassie Alexxandra

Laura Davidson Boston

Flash Off
Setelah Draco membaca informasi sekilas tentang anggota anggota mafia Nostra Santino. Draco langsung pergi ke rumah Laura untuk mengerjakan tugas.
Hei! Bukannya besok kau harus pergi ke Atlanta? Ucap Diablo yang berwujud bola api itu.
"Aku ingat ada janji bersama Laura untuk mengerjakan tugasku di tempat The Black Cobra itu. Bawa aku ke sana Diablo." Ucap Draco sambil mengambil tasnya.
Beberapa jam kemudian.
Hanya tersisa Laura dan Draco yang saat itu sedang mengerjakan tugasnya di kamar Laura karena semua anggota The Black Cobra sedang pergi.
"Laura, kemana ketua gangstermu?"
"Ketua gangsterku sedang pergi menemui The Golden Skull."
"The Golden Skull legendaris yang membunuh musuh musuhnya hanya dengan melontarkan pisau bukan? Nama aslinya adalah Leonard Hunt bukan?"
"Iya dia hebat dan tidak bisa dibunuh. Tak ada orang yang bisa membunuhnya. Ketua The Black Cobra adalah adik dari Leo. Kau mengenalnya?"
"Dulu." Kata Draco yang mengerjakannya dengan malas sedangkan Laura mengerjakannya dengan bad mood. Entah kenapa seharian ini moodnya sedang buruk.
"Yup! Aku sudah selesai mengerjakan tugasku. Aku pulang duluan. Selamat tinggal. Kau akan mengerjakan tugas itu sendirian ditemani hantu." Ejek Draco sambil cepat cepat meringkas barangnya dan memasukkannya ke dalam tas.
"Hei, bisakah kau menungguku?" Tanya Laura
"Kau takut ya? Kau ini gangster tapi penakut. Hahahahahahaha" Ledek Draco sambil membuka jendela Laura.
"Aku tidak takut. Tapi-
"Maaf bung. Aku memang sahabat yang laknat jadi aku tak bisa menunggumu. Aku ada misi dari James besok aku harus istirahat. Tutup jendelanya ketika kamu selesai!" Kata Draco sambil melompat turun dari jendela kamar Laura yang berada di lantai 4 dan mendarat dengan mulus. Seperti kucing yang selalu mendarat dengan kakinya.
"Dasar mafia makhluk campuran berengsek." Guman Laura
Tiba Tiba Richard datang dan duduk di sebelah Laura.
"Kau berbicara dengan siapa?" Tanya Richard
"Tidak ada." Bohong Laura sambil melanjutkan tugasnya dengan cepat.
"Kenapa terburu buru?" Ucap Richard sambil menarik dagu Laura dan menciumnya.
Kemudian Richard membuka bajunya dan menciumi leher Laura. Laura benar benar sangat tidak nyaman dan merasa canggung.
"Tidak. Kita tak bisa lakukan ini karena aku punya tugas yang harus kuselsaikan. Aku juga belum siap dengan hal itu Richard." Ucap Laura sambil mendorong tubuh Richard menjauh.
"Aku pikir kau mencintaiku?!"
"Tapi tidak seperti ini." Ucap Laura
Richard langsung mendorong tubuh Laura ke tembok seakan mau memperkosanya. Tiba tiba seekor serigala besar bermata hijau melompat ke arah Richard kemudian menyerangnya. Disertai teriakan dan erangan Richard. Serigala itu mengigiti kedua tangan Richard, mencakar wajahnya dan mengigit lehernya kemudian melepasnya dan membiarkan Richard kabur.
Draco kemudian kembali dengan wujud manusianya yang kini celana jinsnya robek dan pakaiannya tidak ada.
"Aku kira kau sudah pergi?"
"Sebenarnya tadi aku mau mengerjaimu dengan membuat bunyi bunyian agar kau mengira itu hantu dan lari terbirit birit tapi Richard datang jadi..."
Laura langsung meninju perut Draco
"Awww."
"Kau berengsek!"
"Kalimat terimakasih kedengarannya lebih indah, karena itu lain kali jangan pernah berpacaran buaya darat." Ledek Draco
"Kau memang sahabat yang paling menyebalkan yang aku punya."
"Kau adalah sahabat tercerewet yang pernah kupunya." Gumam Draco
"Apa kau bilang?!"
"Tidak ada." Ucap Draco
Laura langsung membereskan barang barangnya dan meninggalkan Draco.
Draco langsung berlari menyusul Laura ke luar rumah.
"Hei, ada apa? Ada apa dengan moodmu dari tadi?"
"Tidak ada. Aku tidak apa apa. Sekarang pakai bajumu." Ucap Laura sambil menggeledah tas Draco dan melemparnya langsung ke wajah Draco. Draco langsung memakainya dan menyusulnya.
"Kamu sedang apa? Ayo duduk disini. Apa kau marah karena keusilanku?" Tanya Draco sambil duduk di bawah pohon.
"Apa kau tidak malu jika kau berjalan di kota dengan celana yang sudah robek? Kau terlihat seperti gelandangan. Ucap Laura
"Aku tidak peduli tentang penampilanku. Kenapa kau mengganti topiknya? Aku mau tahu apa yang salah. Apa aku melakukan sesuatu yang tidak kau sukai?" Tanya Draco
"Kau tidak melakukan apa apa." Ucap Laura sambil duduk di sebelah Draco
"Ini makanlah ini. Aku berbohong padamu ketika aku bilang ada misi dari James. Aku sebenarnya bilang begitu karena membelikanmu ini kupikir kau lapar. Misiku masih besok pagi jadi aku tidak akan berada di sekolah selama beberapa hari. " Ucap Draco sambil memberikan sebungkus nugget penuh kepada Laura.
Laura langsung mengambil 1 nugget namun tidak memakannya. Ia hanya memegangnya dengan kedua tangannya.
"Kau sedang banyak masalah hari ini ya?" Tanya Draco
Laura tidak menjawab.
"Begini aku mencoba untuk menjadi teman yang baik. Bukan hanya untukmu tapi juga semua orang. Kalau aku ada salah padamu. Bilang saja padaku. Aku lebih suka mendengar darimu secara langsung daripada orang lain." Kata Draco
"Kamu tidak melakukan kesalahan apapun tapi kamu benar aku sedang punya masalah." Ucap Laura
"Apa yang terjadi?" Tanya Draco
"Richard mencium gadis lain tadi." Ucap Laura
"Wooo... sudah kuduga anak itu memang bocah berengsek hidung belang! Kau seharusnya jangan bersedih untuknya karena masih ada miliaran anak laki laki lain yang lebih baik darinya. Dia bahkan tidak pantas mendapatkan gadis sepertimu. Apa karena dia saja kau bad mood seharian?"
"Well... tidak juga...Ini tentang ayahku." Kata Laura
"Kau tahu namanya? Siapa nama ayahmu?" Tanya Draco
"Namanya Ronald Boston."
Kata Laura sambil memberikan foto ayahnya saat masih berusia belasan tahun.

Draco terkejut bahwa ternyata benar. Bahwa Laura adalah anak Ronald Boston. Karena Charlie pernah menunjukan fotonya dan Ron yang tersimpan di dompetnya sebelum semua orang mengira Ron mati.
"Aku cuma capek. Aku rasa semuanya tidak akan membaik. Mungkin seharusnya kuterima saja situasi yang ada sejak aku lahir. Rasanya seluruh dunia memusuhiku. Kalau aku berusaha melawan dan menyangkalnya semuanya hanya bertambah buruk." Kata Laura
"Jangan bilang begitu. Semuanya bukan kesalahanmu." Ucap Draco
"Jika ibuku hidup mungkin saja dia baik padaku. Mungkin lebih baik aku tak pernah dilahirkan maka situasinya akan membaik seperti yang dikatakan keluarga Davidson. Ibuku mati karena aku dan kakek dan seluruh keluargaku menyalahkanku karena aku lahir di dunia ini. Dan ayahku...Seluruh keluarga Davidson berkata ayahku hanya anak pembawa sial dan yatim piatu yang tidak berguna. Mereka bilang dia mati tapi aku yakin ia tidak mati tapi kenapa dia pergi? Kenapa dia kabur? Apa dia tak menginginkanku juga? Mungkin sudah takdirku menjadi tidak diinginkan dan tidak dicintai. Can I die? Just for a day? I just wanna to see who will cry when I'm gone." Kata Laura
"Kalau dipikir lucu juga. Kita seperti bertukar posisi. Kau mengatakan hal hal yang dulu aku pernah katakan. Sepertinya ini giliranku untuk mengatakannya. Situasi akan membaik aku yakin. Saat ini rasanya seakan seluruh dunia memusuhimu tapi kamu punya banyak orang yang betul betul peduli padamu dan mendukungmu. Your life is not a sad story. Maybe you're just going through a bad chapter. If you feel like you are losing everything. Remember that trees lose their leaves every year and still yhey stand tall and wait for the better days to come. Kami ada disini untukmu kapanpun kamu membutuhkan kami. Tapi yang pertama jangan pernah menyimpan masalah itu sendiri. Tidak akan selesai jika kau tak pernah bilang pada orang terdekatmu masalahnya. Itu gunanya sahabat bukan?" Senyum Draco
"Terimakasih, Drac. Meskipun jika situasinya tidak membaik. Menyenangkan rasanya mendengar ada yang peduli..."
Draco langsung memegang tangan kedua tangan Laura.
"..."
"Wo, wo, woo. Apa yang kau lakukan?" Kata Laura
"Aku berusaha menghiburmu sialan! Karena nugget yang ada di tanganmu kelihatannya menderita sekali. Jangan bilang siapa pun tentang kejadian ini!" Ucap Draco panik.
"Kamu tahu kau lucu sekali." Ucap Laura sambil mengacak acak rambut Draco.
"Lucu?! Kau kira aku ini hewan peliharaan?!" Kata Draco. Ketika mendengar sebuah mobil datang Draco langsung mengambil kedua tas mereka dan menggendong Laura yang sedang memegang bungkusan nugget. Lalu berteleport ke kamar Laura.
"Sekarang aku tahu. Kenapa kau bisa cepat sekali kesini dan kenapa kau cepat sekali membeli nugget." Ucap Laura sambil memakan nugget yang dibelikan Draco tadi.
Draco meletakkan tasnya dan tas Laura dibawah meja belajar Laura. Kemudian langsung melompat ke ranjang Laura dan berbaring disana.
"Bukankah ini sudah larut malam. Teman temanku sudah tiba. Bisakah kau pulang?" Tanya Laura sambil menarik selimut yang ditiduri Draco namun hasilnya nihil dan Draco tidak mau pergi. Karena kesal Laura langsung tidur di sebelah Draco.
"Ini benar benar hari yang panjang. Apalagi besok aku harus menjalankan misi yang rumit." Keluh Draco
Tiba tiba tangan Laura menggandeng tangan Draco yang berada tepat disebelahnya.
Kemudian teman teman Laura tiba tiba membuka pintu kamar Laura bersamaan ketika Drao berubah menjadi anak serigala hitam bermata hijau.
"Laura kau baik baik saja? Tadi kami lihat Richard lari terbirit birit dan terluka di jalan."
"Ya, aku baik baik saja. Kami baru saja putus." Ucap Laura panik sambil mencoba menutupi Draco yang ada di balik selimut.
"Kenapa ada tas milik Draco dan pakaian anak laki di atas ranjangmu?"
"Oh-ehmmm...
"Kau menyembunyikan sesuatu ya...
Salah satu teman Laura langsung membuka selimut yang ditutupi Laura.
"Yaampun dia sangat lucu. Kau menemukannya dimana?" Ucap temannya itu sambil memeluk anak serigala itu. Teman teman lainnya juga ikut mengelus elus kepalanya dan badannya.
Sialan ini penghinaan! Aku ini pembunuh bukan hewan peliharaan! Batin Draco
"Sebenarnya tadi Draco kesini untuk mengerjakan tugas. Dan anak serigala itu adalah milik Draco dia baru saja menemukannya di hutan dan membungkuskannya dengan pakaiannya. Lalu dia menitipkannya padaku karena dia ada urusan mendadak. Saat dia pergi dia lupa membawa tasnya." Ucap Laura
Sahabatku yang satu ini benar benar pintar berbohong Batin Draco
"Baiklah itu menjelaskan. Tapi dia tetap terlihat menggemaskan. Bolehkan aku memegangnya?"
"Ehmm... sebaiknya jangan terlalu mengerubutinya dan menyentuhnya. Karena itu akan membuatnya stress." Ucap Laura.
"Apa kau membeli nugget?"
"Tidak. Draco yang membelikannya. Dia tadi kesini."
"Aneh. Karena kami tak melihat mobilnya."
"Karena dia bisa melaju cepat seperti kakaknya Charlie yang sangat pandai mengikuti balap liar dulu. Sampai namanya terkenal di dunia balapan liar."
"Wow, kau benar benar tahu banyak tentangnya."
"Itu karena kita sahabat."
"Ngomong ngomong bagaimana kau bisa putus dengan Richard?"
"Dia buaya darat. Dia seperti om om mesum berhidung belang. Dia berengsek."
Draco langsung tertawa terbahak bahak dalam hati.
"Memangnya apa yang dia lakukan padamu?"
"Hal yang buruk... Namun aku masih perawan! Karena anak serigala ini menyelamatkanku. Karena itu jangan sampai membuat anak serigala ini marah."
"Wow, sekecil ini bisa menimbulkan luka yang parah?"
"Hal hal kecil bisa jadi mengagumkan bukan?"
Laura... kau benar benar pintar sekali berbohong dan berakting. Batin Draco
"Karena itu kalian harus tidur dan jangan sentuh anak serigala ini." Ucap Laura sambil mengambil anak anjing itu sambil menaruhnya di tempat tidur Laura. Kemudian mendorong semua teman temannya ke luar kamar Laura. Kemudian Laura mengunci kamarnya dan segera melompat ke tempat tidurnya.
"Kau tahu tadi itu hampir saja." Ucap Draco yang kemudian berubah menjadi serigala yang lebih besar. Hanya seukuran serigala normal.
"Kenapa kau tidak berubah menjadi manusia dan enyah dari kamarku?"
"Aku malas dan aku ingin tidur disini. Oh iya, kudengar Kenneth dekat dengan sahabatmu yang sama sama dari anggota The Black Cobra. Aku lupa namanya siapa namanya lagi?" Ucap Draco
"Ashline Carrington memang menyukai Kenneth. Dia bilang Kenneth manis dan lucu." Kata Laura
"Jika anggota Nostra Santino mendengar mereka berkencan mereka akan terkena serangan jantung. Karena mereka tak pernah menduga Si Polos Kenneth akan punya pacar, hahahahahaha."
"Hhmmm, Aku mengantuk sebentar lagi aku akan terlelap. Kau harus pergi dari kamarku sebelum besok pagi." Ucap Laura sambil memejamkan matanya.
Ketika Laura memejamkan matanya.
Draco langsung mengambil barangnya dan berteleport ke kamarnya tepat saat Vincent juga membuka pintu kamar Draco.
"Gila! Kau membuatku kaget saja! Darimana saja kau? Kemana bajumu? Dan kenapa celanamu? Wuhuhu kau menyembunyikan perempuan ya?" Goda Vincent
"Dasar gila! Apa apaan kau Vincent! Ini karena aku baru saja jadi werewolf." Kata Draco
"Aku hanya bercanda bung. Kami semua menunggumu di bawah untuk menjalankan rencana Tom untuk besok pagi." Ucap Vincent
Candaanmu bisa tidak jangan selalu yang mesum? Batin Draco
Draco langsung dengan cepat mengganti bajunya dengan jas hitam dan turun ke bawah dan duduk untuk mendengar rencana penyerangannya dan pendapat pendapat dari anggota lain termasuk ketua mereka. Namun Draco benar benar sama sekali tidak mendengarkan apa yang dikatakan Tom karena semenjak dia duduk matanya yang hijau berubah menjadi merah dan semua pikirannya diisi dengan hal hal sadis. Namun Draco tidak sadar dari tadi Thomas memanggilnya. Sampai sampai.
"Brak!" Thomas menggebrak meja di depannya yang membuat Draco sadar kembali. Namun ia masih tidak sadar matanya masih merah.
"Apa kau bahkan mendengarkanku?"
"Ya aku mendengarmu."
Thomas sudah mendekati Draco dan memegang wajahnya dengan kedua tangannya.
"Ada apa dengan matamu?"
Karena baru sadar matanya merah. Draco langsung melepas kedua tangan Tom dan berkata
"Aku tidak apa apa mungkin aku hanya mengantuk." Ucap Draco lalu pergi namun Tom menahannya
"Apa yang terjadi denganmu? Kau seharian ini aneh sekali. Pertama kau menghilang. Lalu kau bengong tak mendengarkanku dan matamu merah."
Mata Draco kemudian menjadi merah lagi. Kemudian Ia langsung memegang kepala Tom dan menunjukkan isi pikiran mengerikannya tadi ke Thomas.
Thomas langsung mundur sampai terjatuh terkejut. Seluruh anggota terdiam.
"Itu isi pikiranku. Dan James? Kau bilang tadi ada target sekelompok baru di Brooklyn. Karena aku sudah mendengar pembicaraan kalian maka aku akan pergi. Aku akan dengan senang hati membunuh sekolompok itu untuk kalian." Katanya dengan senyum sadisnya. Kemudian Ia melangkah pergi. Namun langkahnya disertai api pula. Baru sekitar 10 langkah Ia langsung menghilang dalam bentuk api.
"Thomas kau baik baik saja? Apa yang kau lihat?" Tanya Charlie yang membantu Thomas berdiri.
"Orang orang yang menderita dan sekarat. Ada darah dimana mana. Pokoknya bukan pemandangan yang indah." Ucap Thomas
"Apa dia baik baik saja? Karena dia sepertinya bukan Draco yang kita kenal." Ucap John
"Aku akan tanya ayah soal ini. Mungkin dia tahu." Ucap Charlie pergi sambil mengambil ponselnya dan menelpon ayahnya itu.
Ayah Draco yang menerima panggilan itu langsung pergi menghilang dan muncul tiba tiba di tempat Leo yang memakai jas dan berpesta kecil dengan teman temannya.

"Leo! Kita punya masalah kau harus pulang denganku!"
Leo yang melihat kedatangan Charles sedikit terkejut.
"Maaf siapa anda? Tunjukkan kartu pengenal anda." Ucap salah satu penjaga disana.
"Aku adalah mimpi burukmu. Apa kau mau kucabut jantungmu?!" Kata Charles ketus
"Dia adalah temanku. Dia ini sensitif dan pemarah." Ucap Leo canggung dan membawa Charles pergi.
"Apa yang kau lakukan?!"
"Anakku baru saja melepaskan Diablo dan kau harus menyegelnya lagi."
"Aku tahu ini pasti akan terjadi." Ucap Leo sedikit lelah
"Apa?! Kalau begitu kenapa kau tidak pulang dan segel saja!" Kata Charles
"Ini akan sedikit rumit karena kau tidak tahu apa yang di masa depan nanti." Kata Leo
"Kalau begitu beritahu aku saja!" Kata Charles
"Hei! Kau tahu peraturannya bahwa aku tak bisa memberitahu seorang pun yang terjadi di masa depan! Kau ini kan ayahnya! Draco adalah tanggung jawabmu! Kau tak bisa selalu bergantung padaku jika terjadi sesuatu padanya! Dan jangan bertingkah padaku seolah ini kesalahanku! Aku yang membantumu menyegel Diablo mati matian! Plus jika Draco memang membuka segelnya Diablo tidak akan seberbahaya dulu karna ada segel lain yang hanya bisa dibuka olehku!" Kata Leo
"Kalau dia tidak berbahaya mati kita pulang dan segel dia lagi!" Kata Charles
"Aku bukan anak kecil Charles. Ditambah ini bukan urusanku lagi." Jawab Leo
"Bukan urusanmu dan bukan masalahmu?!" Tanya Charles
"Aku bukan orang yang mengajaknya untuk mencari iblis itu dan bukan aku juga orang yang membebaskan iblis itu pula! Jangan salahkan orang lain atas tindakanmu! Dan kau juga harus memberi Draco ruang pribadi! Jika dia bilang dia bisa mengendalikan Diablo maka percaya saja padanya. Kau tahu alasan jika dia bisa mengendalikan Diablo? Jika dia bisa. Itu karena teman teman yang ia miliki sekarang. Teman teman yang memberikannya cahaya sebagai tujuan dia hidup. Dan jika kau mau tahu jika kenapa dulu Diablo bisa mengendalikannya itu karena yang ada dalam dirinya hanya kegelapan, kebencian, dan kemarahan. Hanya Charlie saja yang menjadi terangnya tapi kau tahu itu tak cukup. Itulah kenapa Diablo bisa mengendalikannya. Diablo berasal dari kegelapan pula. Sekarang kau seharusnya menjadi ayah yang baik dan mendukungnya bukan ayah yang selalu mengekangnya. Aku hanya bisa membantumu dengan kotak itu. Bawa kotak itu besok ketika kau pergi. Kau akan tahu sendiri saat membukanya." Kata Leo sambil menunjukkan kotak di atas meja.
"Jadi kau tak mau membantuku? Bukankah itu sudah menjadi tugas singa bijak sepertimu?"
"Aku bukannya tidak mau membantu Draco namun aku tak mau merasa bersalah jika dia mati karena aku tak mampu membantunya." Ucap Leo lagi.
"Apa maksudmu?" Tanya Charles
"Draco bukanlah anak pertama yang terhubung dengan El Diablo."
"Apa yang kau ketahui tentang batu merah tempat Diablo disegel?"
"El Diablo adalah iblis yang paling menyusahkan bagi para penyihir yang melawannya. Banyak yang mati saat melawannya. Dia adalah kiamat bagi dunia. Apalagi dulu saat dia bersama Darius untuk menakhlukkan dunia. Peperangan selalu terjadi. Selama berabad abad tak pernah dikalahkan dan tak bisa dibunuh akhirnya terjadi perang hebat saat itu. Butuh ratusan ribu orang orang supernatural untuk melawannya dan akhirnya seorang penyihir terkuat mengurungnya dan menyegelnya di batu merah dan menyegel pula Darius di batu biru. Namun penyihir itu sendiri bahkan sudah mati setelah menyegelnya. Penyihir itu adalah orang yang sama sepertiku, sebelum aku. Batu itu tak bisa dihancurkan. Bahkan iblis didalamnya masih bisa keluar namun bukan dengan bentuk aslinya. Mereka seperti menjadi parasit harus hidup dalam tubuh manusia atau pun seorang supernatural. Meskipun Diablo tidak berpengaruh apa pun dalam manusia itu aku menyebutnya parasit karena dia selalu membahayakan manusia atau pun seorang supernatural yang terhubung dengannya karena Diablo senang sekali membahayakan inangnya. Karena Diablo kuat dia masih bisa memanggil manusia manusia yang putus asa, dalam masa masa kelam, seorang yang paling dekat dengan kegelapan agar terhubung dengannya. Tentu saja Diablo selalu saja berakhir dengan membunuh inangnya sendiri karena rencananya."
"Jadi inilah aktivitasmu sehari hari? Berkumpul bersama rekan rekan dari dunia gelap dan makan coklat sambil minum minum?" Tanya Charles
"Semua anak manusia yang pernah mengenalku berakhir dengan kematian. Musuh musuhku tau kelemahanku yaitu menyakiti dan membunuh orang terdekatku. Aku hanya tak ingin Draco mati karena itu aku pergi. Apalagi kekuatannya mengundang banyak musuh datang." Kata Leo
"Siapa anak yang menjadi tubuh yang terhubung dengan El Diablo sebelum Draco?"
"Dia adalah seorang gadis biasa. Keluarganya tak sekaya keluarga Draco. Usianya masih berusia 15 tahun. Nasibnya hampir sama dari Draco namun lebih parah gadis itu. Tak ada yang peduli dengannya. Semua keluarganya menyakitinya setiap hari. Teman temannya selalu membullynya. Dia sudah beberapa kali ingin bunuh diri namun Ia tak punya nyali ketika melakukannya. Jika Draco masih punya Charlie saat itu. Dia tak punya siapa pun di dalam hidupnya. Hanya cintanya kepada sahabatnya adalah terangnya. Mereka sungguh pasangan romantis saat itu. Aku bertemu dengannya saat dia hampir melompat di sebuah gedung tinggi. Kami berbincang tentang semua masalah yang dia hadapi. Menjadi teman. Saat itu aku datang ke kota karena ditugaskan untuk membawa batu El Diablo untuk ditempatkan bersama batu Darius namun aku tidak tahu bahwa batunya jatuh saat kami diserang bandit. Sampai suatu saat dia kabur dari rumah dan menemukan batu merah. Batu merah itu adalah tempat Diablo dikurung selama berabad abad. Tentu saja Diablo yang memanggilnya dan memintanya untuk membebaskannya. Diablo menawarkan pembalasan dendam agar semua yang melakukan kejahatan padanya dibunuh. Tentu gadis itu menerimanya. Dia tidak tahu bahwa Diablo bukanlah iblis yang baik. Satu kota terbakar habis. Aku mencoba untuk mencegahnya namun Diablo menyuruhnya untuk tak percaya padaku. Dia menyerangku dan bilang bukan itu bukan urusanku. Dia bilang tanpa Diablo aku bukan apa apa. Orang orang mati setiap harinya. Dia tak bisa mengontrol kekuatan Diablo. Sampai suatu hari sahabatnya terbunuh karena kekuatan nya yang tak bisa ia kontrol. Dia datang padaku untuk memintanya menyegelnya Diablo. Konsekuensinya jika aku menyegelnya sendirian gadis itu akan mati karena aku tak mampu menahan nyawa dan tubuhnya agar tidak hancur. Jika dia mau tetap hidup dibutuhkan penyihir penyihir yang kuat dan banyak untuk menahannya. Saat itu hanya sedikit penyihir di daerah itu. Aku menyegelnya dibantu beberapa penyihir yang ada untuk menjaga gadis itu tetap hidup. Namun semuanya sia sia. Gadis itu mati dan penyihir lainnya juga mati. Hanya aku yang dapat pertahan hidup. El Diablo terkurung disana sampai kau membebaskannya lagi. Aku jadi merasa pengorbanan para penyihir sia sia dan aku merasa tidak berguna." Ucap Leo sambil melangkah lalu menghilang.
Leo muncul di atas gedung lainnya yang sudah ditunggu dua sosok kakak beradik albino bermata biru.
Razerus Columbus

Raphael Columbus

"Kenapa kau berbicara pada Charles seolah olah Diablo orang jahatnya?" Kata Razel
"Kau tahu, Diablo tidak sepenuhnya salah kan?" Tanya Rael
"Razel dan Rael putera putera Demos Sang Iblis Penguasa Dunia Bawah, aku hanya ingin membuat Charles sadar atas perbuatannya. Sebagai ayah seharusnya dia tak pernah membahayakan keselamatan anaknya."
"Apa kau yakin dia bisa mengambil kesimpulan yang benar dan bukannya membuat masalah lagi karena dari dulu dia dan Vlad sering kali membunuh manusia. Angka kematian manusia meningkat drastis waktu itu. Kau tahu bangsawan sebenarnya dilarang untuk membunuh manusia bukan?"
"Tentu aku tahu tapi Vlad troublemaker sama seperti Charles karena itu Vlad dapat peringatan dari Sang Raja dan akhirnya dia tak membunuh manusia lagi bukan?" Kata Leo
"Yah, kau benar aku hanya mewaspadai Vlad serta kaumnya. Mereka sangat berbahaya bagi manusia." Kata Rael
"Kapan mereka tahu cerita yang sebenarnya tentang 3 iblis yang sebenarnya bertujuan untuk melindungi para bangsawan itu?" Tanya Razel
"Entahlah, tapi beri peringatan para bangsawan tentang Collins. Terutama bangsawan bangsawan yang tinggal di dunia manusia. Dia benar benar kembali." Kata Leo
"Si sinting pengkhianat itu?!" Tanya Rael sambil terkejut.
"Kau benar, untuk itu aku mengatakan itu semua pada Charles agar dia melindungi anaknya dan teman temannya itu. Aku tidak ingin Draco merasa kehilangan lagi... Namun aku sedikir khawatir pada Charles... Karena dia juga memakai segel seperti Draco. Aku tak yakin mereka bisa melawan Collins." Jawab Leo
"Apa maksudmu?! Bukankah kata Charles bilang dia bisa mengendalikan Darius?" Tanya Razel
"Tidak, aku berbohong demi janjiku pada Charles. Dia hanya bisa mengendalikan iblis itu lebih baik daripada Draco. Setiap kali dia melawan kekuatan Darius dia kesakitan dan sepertinya Darius ingin menghisapnya. Ditambah kekuatan Kingstonenya hanya akan memperparah kondisinya. Kekuatan Kingstone sangat besar untuk dikendalikan karena itu Maximus menyegel kekuatan anak anaknya. Jika Charles terhisap, ia akan menggila. Mustahil untuk membuatnya kembali. Ditambah sifat Charles yang sedikit gila dan psikopat yang menyeramkan itu membuatku sedikit khawatir." Kata Leo
"Sedikit katamu?! Artinya sangat banyak bukan? Hhhh... Menurutmu apakah mereka akan selamat? Ini adalah Collins si pengkhianat para bangsawan! Kau mau sekelompok mafia mengatasinya dengan peluru?" Tanya Rael
"Aku tidak yakin namun, aku percaya pada Draco dan Charles." Kata Leo
"Apakah Charles tahu tentang kita? Maksudku apakah ia tahu tentang dunia kita dibawah segitiga bermuda?" Tanya Razel
"Melihat kalian saja tidak pernah. Kelompok yang Charles kenal yaitu kaum Vlad yang bisa disebut kaum asli atau murni, yang sebenarnya kelompok mereka adalah bangsawan pun Charles tidak tahu. Dia juga tidak tahu bahwa sahabatnya, Edward Kennedy juga bangsawan. Dia bahkan tidak tahu kalau Maximus Kingstone, ayahnya sendiri pernah menjadi salah satu bangsawan. Bahkan Charles sendiri tidak tahu bahwa dia sebenarnya keturunan bangsawan murni." Kata Leo
"Aku tak pernah mengerti kenapa Maximus Kingstone memilih tinggal di dunia manusia, menyegel kekuatan anak anaknya hingga membuat anak anaknya menjadi seperti manusia yang lemah." Kata Rael
"Maximus hanya ingin anak anaknya serta generasinya hidup normal tapi sepertinya generasinya memang benar benar terkutuk hingga hampir seluruh generasinya tak bisa hidup normal. Selalu ada cobaan dan gangguan. Selalu saja ada yang kehilangan. Derita, kesedihan, dan kepedihan dimana mana akan selalu menghantui seluruh garis keturunan Kingstone." Kata Leo
"Bagaimana dengan anak perempuam pertama Maximus bukannya kudengar anak pertamanya laki laki? Tapi kenapa yang keluar malah perempuan?" Tanya Rael
"Well, hanya aku, Maximus, dan istrinya sendiri saja yang tahu May sebenarnya bukan anak asli dari Maximus dan istrinya. May hanyalah bayi yang tertukar." Kata Leo
"Lalu apa yang terjadi sebenarnya dengan putera sulungnya?" Tanya Razel
"Putera sulungnya sendiri sudah tahu. Maximus dulu sering berpergian untuk bertemu dengannya ketika ia masih kecil. Bahkan putera sulungnya sendiri sudah bisa melepas segel kekuatan Kingstone meskipun aku tidak tahu apakah dia bisa mengendalikannya. Yang kutahu dia bernama Anthony Eugene Kingstone dan bekerja untuk negara. Kurasa pekerjaannya agent tapi yang pasti dia beda regu agent dengan Steven, Sebastian, dan Chris. "
"Apa? Bagaimana bisa?" Tanya Rael
"Semua keturunan Kingstone pasti mempunyai kekuatan tapi segelnya bisa dilepas jika anak anak itu mempunyai tekad yang kuat. Dan ketika mereka sudah melepaskan segel mereka maka umur mereka menjadi tetap. Mereka tidak bisa menjadi tua. Ketika mereka melepaskan segel mereka sudah menjadi bangsawan keturunan Kingstone. Alasan lain Maximus menyegel kekuatan untuk generasi Kingstone adalah agar pengetahui siapa yang layak dan siapa yang tidak. Jika ia layak maka ia bisa melepas segel itu jika tidak, ia tak akan bisa melepas segel itu." Kata Leo
"Kau yakin membiarkan mereka menghadap Collins? Dia sangat berbahaya. Apalagi jika dia mempunyai Dark Stone. Itu bisa membuat Kingstone terbunuh ataupun terpengaruh dan menjadikan mereka dibawah kendalinya dengan mudah." Kata Ivy yang tiba tiba muncul.
"Karena itu aku memberikan Charles kotak itu." Kata Ivy yang tiba tiba muncul.
"Kau yakin memerikan mereka kotak itu? Karena mereka akan menerima kekuatan besar. Apakah kau yakin mereka layak?" Tanya Ivy
"Entahlah Ivy, aku juga tak bisa biarkan anak itu kehilangan teman temannya." Kata Leo
Sementara itu Draco muncul di Brooklyn persis seperti tempat targetnya dan membunuh semua korbannya dengan bagian tubuh dipotong potong, jantung, dan organ organ lainnya keluar. Sehingga menyebabkan tempat itu penuh darah. Ia langsung memfoto hasil karya seni sadisnya dan mengirimkannya pada James.
"Aku rasa dia memang bukan Draco yang kita kenal. Karena biasanya Draco lebih suka membunuhnya dengan pistol bukan hasil karya seni yang sadis ini." Ucap James yang menerima gambar foto itu.
"Bagaimana dia bisa tiba di Brooklyn tanpa mobil? Ditambah ini baru 10 menit berlalu?" Tanya Luke
"Karena tadi dia berteleportasi menjadi api dan menghilang mungkin?" Tebak Vincent
Draco terbangun di sebelah gedung terbakar dan di depannya ada bola api yang tak lain adalah Diablo.
"Sialan! Diablo kau seharusnya tak melakukan itu pada Tom! Dan aku sangat menjijikan. Mandi darah itu tidak menyenangkan tahu! Bisakah jika kau membunuh orang pakai pistol agar lebih cepat?!" Ucap Draco yang mengomel pada bola api itu.
"Bagaimana dengan terimakasih? Aku baru saja membuat namamu di dunia gelap lebih ditakuti."
"Wah, wah, wah lihat siapa yang kembali. Kau memang tak bisa mati ya, Diablo?" Tanya Charles.
"Sial! Charles disini?!" Kejut Diablo
"Gara gara kau tadi terang terangan menunjukkan kekuatanmu di depan anggota Nostra Santino bodoh! Charlie kan bisa menanyakan ini pada ayah karena dia khawatir padaku!" Kata Draco pada Diablo
"Ayah, aku baik baik saja. Jangan khawatirkan aku. Jadi pulanglah." Kata Draco
"Kau baru saja membebaskan iblis?! Dan kau membakar gedung sampai akan hancur! Bagaimana aku tak bisa mengkhawatirkanmu?! Kau sangat tak terlihat baik baik saja! Dan jangan bertindak bahwa kau bisa mengatasinya! Karena Diablo baru saja mengambil alih tubuhmu!"
"Bisakah ayah membiarkan aku sendiri saja!? Ini urusanku! Bukan urusan ayah!"
"Bukan urusan ayah?!"
"Bisakah ayah menyisakan ruang untuk hidupku?! Aku benci jika ayah selalu saja mengurusi urusanku! Jika ayah ingin membantuku, kenapa ayah tidak datang saat aku benar benar membutuhkan ayah?! Ayah hanya datang jika aku tak membutuhkanmu lebih baik tinggalkan aku sendiri!"
Ucapnya sambil berubah menjadi tengkorak berapi dan naik ke langit setinggi 10 meter dan membuka tangannya yang berapi.
"Dia sedang menyerap energi dan yang ada di dalam dirinya adalah kekecewaan yang sangat besar bukan kegelapan dan kejahatan." Kata Karen
"Apakah kau ingin melakukan sesuatu?" Tanya Bill
Wush! Draco menghilang menjadi api.
"Kau ingin aku mengejarnya?" Tanya Edward
"Tidak, Leo benar. Lebih baik kita pulang saja." Ucap Charles sambil membawa pergi teman temannya menghilang menjadi bayangan dan asap.
Flash Off
"Portal dimensi masa depan? Benar benar tak masuk akal. Otakku membeku karena semua hal yang tak bisa kumengerti ini." Ucap Vincent
"Calvin. Bisakah aku pinjam ponselmu? Aku harus memberitahukan ini semua pada James."
"Tentu." Ucap Calvin sambil menyerahkan ponselnya. Robert langsung mengambil ponsel Calvin dan melangkah keluar gudang untuk berbincang bincang dengan James tentang apa yang terjadi.
"Jadi sejak kapan kau mengenal Robert?" Tanya Luke kepada Calvin
"Saat kami masih muda dan jauh sebelum dia menjadi mafia. Kami tak sengaja bertemu karena kami ditangkap dan diasingkan ke tempat terpencil untuk membuat senjata untuk mereka. Well, kami merencanakan membuat senjata besar untuk mereka yaitu membuat robot setinggi 5 meter. Tentu robot itu bukan untuk mereka melainkan robot itu menjadi kunci kita untuk melarikan diri dan menghancurkan tempat itu."
"Maksudmu seperti robot petarung yang kami temui di markas The Black Hawk yang berada di Atlanta?"
"Ronnald Boston pemimpinnya namun dia seperti boneka seseorang. Jadi ada yang mempengaruhi dan menggerakkan Ronnald Boston. Aku tidak tahu pasti. Sepertinya orang yang menggerakkan Ronnald Boston adalah orang yang mengenal kalian. Bisa jadi dia adalah salah satu anggota kalian. Ditambah jejak kalian semakin terlihat oleh FBI dan CIA bagaimana jejak kelian sampai terlihat bukannya Robert membersihkannya dengan baik? Aku mengetahui ini karena aku menyelidiki kasus ini. Meskipun aku hanya seorang CEO yang menjual dan mengembangkan persenjataan dan teknologi namun aku juga ikut mencari dan menemukan kriminal kriminal berbahaya. Aku bertugas untuk membantu agent agent pula." Kata Calvin
Apakah mungkin Robert? Bagaimana datanya bisa bocor bukankah Robert selalu menghapusnya? Dia kan yang selalu memegang data data kami? Apakah dia bersungguh sungguh menelepon James tadi? Batin Luke
Beberapa menit kemudian Robert akhirnya kembali dengan membawa kotak yang tadi Luke hilangkan.
"Apa James menghukum kita?" Tanya Vincent
"Tidak ada kabar buruk. Kebanyakan ada berita baik dan satu berita mengejutkan. James sama sekali tidak marah. Sebagai gantinya dia menyuruh kita mencati orang Italia bernama Marino Santoro dan mengambil kopernya. Dia juga menyuruh kita pulang untuk menjaga Kenneth dan melatihnya untuk menjadi mafia. Kabar baiknya lagi aku menemukan kotak yang hilang ini. Sebaiknya Calvin ikut dengan kita supaya selamat. Anak buahku akan datang menjemput kita pulang sebentar lagi." Ucap Robert
"Lalu berita mengejutkannya apa?" Tanya Luke
"Kenneth ternyata anak Lucas." Ucap Robert
"What the fuck!" Kejut Vincent
"Yah, ini jadi pelajaran untukmu agar tidak usah pergi ke club lagi, Vince. Kalau tidak kau akan berakhir seperti Lucas." Kata Robert
"Kenneth mempunyai darah orang Italia?! Aku sangat sangat terkejut! Karena bahasa Italia dan Spanyolnya buruk di sekolah. " Kata Luke
"Hhhh, itu karena dia tumbuh besar di Amerika dan dia tak pernah mengenal orang Italia selain Lucas. Ditambah lagi dulunya dia dibesarkan panti asuhan yang tidak berkualitas. Bukan berarti jika dia orang Italia dia akan bisa bahasa Italia jika dia tak pernah belajar." Jelas Robert
"Vincent, bagaimana dengan puteramu, Alexander? Apakah kita akan menjemputnya?"
"Tidak. Aku sudah mengirimkan beberapa orang untuk menjemput anakku kembali ke Amerika dan membunuh orang orang yang mengambil puteraku. Jadi aku tak akan merepotkan kalian." Ucap Vincent santai.
***
Setiba di mansion.
"Yo! Kenneth kami pulang, bung." Sapa Luke
"Secepat itukah? Dimana yang lainnya?" Tanya Kenneth
"Anggap saja ada sebuah kecelakaan terjadi. Jadi kami pulang." Kata Vincent santai.
Jits!
Kecelakaan kecil katamu?! Aku beruntung masih hidup karena kehilangan banyak darah dalam perjalanan pulang! Kau tahu betapa perihnya menahan sakit?! Batin Robert dalam hati.
Aura mengerikan apa ini? Luke membatin
Kenapa rasanya nyawaku terancam ya... Batin Vincent
Sabar Robs, sabar... kau sudah bilang akan memaafkan mereka bukan? Batin Robert sambil mengelus elus dadanya.
Situasi apa ini? Batin Kenneth
"Oh iya Vincent! Ada undangan pernikahan ini untukmu Vincent!" Ucap Kenneth sambil memberikannya kepada Vincent.
Vincent menerimanya dan membukanya namun wajahnya berubah menjadi tatapan membunuh.
Aduh... aura membunuh ini lagi... Lama lama satu mansion jadi psikopat. Batin Luke
"Ada apa, Vince? Melihat dari tatapanmu... kau seperti ingin membunuh salah satu pengantin yang ada di undangan itu. Siapa dia?"
"Bukan siapa siapa hanya Jeremy Travolt kakak sepupuku yang sialan itu..."
"Memangnya apa saja yang ia berbuat padamu sampai kau ingin membunuhnya?"
"Ketika masih muda dia selalu mempermalukan aku. Aku tak bisa membunuhnya karena dia juga keluargaku. Beraninya dia mengundangku?! Tapi ada untungnya dia mengundangku... karena aku akan datang ke pernikahannya, membalaskan dendamku dan mempermalukannya di hadapan banyak orang, Muahahahhahahahaha." Vincent tertawa jahat.
"Aku khawatir dengan rencanamu, Vince." Ucap Luke
Entah kenapa aku merinding. Batin Robert
Lagi lagi situasi ini... Batin Kenneth
"Oh, ya aku baru sadar dimana Calvin.
"Bukankah aku baru saja mengajaknya masuk?" Tanya Robert
"Mungkin dia sedang melihat lihat mansion." Ucap Luke
"Luke, kau akan ikut denganku malam ini ke gereja tempat sepupu sialanku menikah." Kata Vincent
"K-kenapa aku?" Tanya Luke
"Karena tidak ada yang lain selain kita yang tahu cara bersenang senang."
Aku punya firasat buruk dengan sepupu Vincent. Jika dua bocah ini berada di suatu pesta atau semacam itu maka hancur sudah... Batin Robert
"Robert, malam ini aku juga akan pergi dengan teman."
"Pergi kencan ya?" Tanya Vincent sambil meminum sebotol bourbonnya.
"A-apakah kau peramal?! Bagaimana kau bisa tahu?!"
Astaga ini buruk! Apa yang harus aku katakan pada Lucas? Apa Lucas tahu? Batin Robert
"Uhuk! Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Vincent langsung terbatuk batuk Luke langsung menepuk nepuk punggung Vincent.
"Kenapa dia terbatu batuk?" Tanya Kenneth
"Sebenarnya dia hanya asal tebak. Kau tahu kan Vincent itu paling mesum dan suka bercanda yang mesum?" Kata Luke
"Siapa gadis yang kau kencani? Dan sejak kapan kau kenal dia?" Tanya Robert
Vincent pun sudah tak terbatuk batuk dan meminum bourbonnya lagi.
"Aku mengenalnya karena Laura. Dia sahabat yang paling dekat dengan Laura. Namanya Ashline Carrington. Saudara kembarnya Harvey Carrington. Aku dengar Harvey adalah salah satu dari sahabat Michael dan Felix. Michael Regginald Kyne yang mendirikan dan memimpin kelompok gangster bernama Blood Angels."
"ASHLINE!?! Salah satu anggota terkuat The Black Cobra?! Kenneth pasti bercanda!"
Vincent yang sedang minum langsung menyemburkan minumannya.
Astaga! Kukira yang mengencani Kenneth akan jomblo selamanya atau mungkin setidaknya gadis yang dia kencani adalah anak yang polos sepertinya. Bagaimana seorang gangster bisa mengencani Kenneth yang polos? Batin Vincent
"Bung, kau bisa tidak santai saja saat minum? Kau membuat karpet seharga ratusan ribu dollar ini kotor, bung." Kata Luke sambil menenangkan Vincent.
"Ini tak bisa kupercaya lebih baik aku memikirkan pembalasanku pada sepupuku dari pada mendengar Kenneth berbicara. Karena ketika dia berbicara dari tadi... otakku sudah beku karena tak bisa berpikir." Ucap Vincent sambil pergi.
"Sudahlah... Jangan pedulikan dia Kenneth, dia hanya iri padamu." Canda Robert sambil memainkan ponselnya.
"Ngomong ngomong aku juga akan pergi mencari pria italia itu." Kata Robert lagi
"Lalu siapa yang akan menjaga Calvin?" Tanya Luke
"Kita tidak perlu khawatirkan dia karena dia bilang dia sudah pergi daritadi... katanya dia punya urusan perusahaan." Kata Robert sambil memainkan ponselnya dan melangkah pergi.
"Aku rasa mansion kita akan benar benar kosong malam ini." Ucap Luke
Tok! Tok! Tok!
Luke langsung membukakan pintu.
Luke sedikit terkejut melihat pria dengan rambut pirang kegelapan setinggi 187cm sudah ada di depan pintunya.
"Hei, sepertinya kau tidak asing."
"Tentu saja aku tidak asing. Namaku Edward Kennedy sahabat Charles. Aku kesini karena temanmu bernama Vincenr memanggilku kemari, dia bilang butuh bantuan."
"Oh, kalau begitu silahkan masuk." Kata Luke
Vincent tiba tiba datang.
"Terimakasih sudah datang Edward." Kata Luke.
"Ada keperluan apa kau memanggilku?"
"Malam ini sepupuku akan menikah di gereja. Aku akan membuat dia malu dihadapan banyak orang lalu ketika polisi mengejarku Luke akan berada di atas gereja sehingga bisa menembak seluruh polisinya dengan peluru bius. Kemudian Luke dan kau akan mengunci gerejanya sehingga tak ada saksi dari sana. Dan aku perlu membantumu untuk memanipulasi pikiran seluruh orang yang berada di gereja kecuali Jeremmy dan pasangannya. Aku ingin dia dianggap gila." Kata Vincent
Jika Vincent balas dendam dia benar benar akan melakukan apapun. Batin Luke
"Tunggu dulu, kau memanggilku hanya untuk itu?" Tanya Edward tak percaya
"Tepat sekali." Ucap Vincent santai.
"Yang benar saja!"
***
Vincent, Luke, dan Edward tiba sebelum acara gerejanya dimulai. Edward dan Luke memakai sarung tangan dan topeng sehingga jika polisi mencari kebenaran maka mereka tidak akan ketahuan. Sedangkan Vincent hanya memakai sarung tangan saja dan wajahnya dibuat seperti benar benar pastor tua yang bertugas disana. Dia sudah tidak lagi terlihat seperti Vincent.
Luke dan Edward memasang kamera perekam disepanjang gereja untuk menunjukkan video yang akan sangat memalukan Jeremmy itu ke seluruh anggota Nostra Santino. Setelah itu Luke memasang senjata sniper otomatisnya di beberapa tempat diatas gereja dan Edward memasang pengunci pintu otomatis canggih di semua pintu gereja.
Vincent dari awal sudah meretas dan menghapus rekaman CCTV gereja yang merekam kedatangan mereka.
Luke pun menelepon pastor untuk datang kesini.
Sangking cerdasnya. Luke berpura pura menjadi orang lain. Entah apa yang ia katakan sampai sampai pastornya bisa datang kesini tanpa memberitahu apapun.
Edward dan Luke bersembunyi dan bersiap pada posisi masing masing yaitu berada di atas kanan dan kiri gereja. Sedangkan Vincent bersembunyi untuk menerkam pastornya ketika waktunya tepat
Tak lama kemudian Pastor yang bertugas menyelenggarakan pernikahan datang untuk menyiapkan perlengkapan yang ada sambil memakai pakaian Vestimentum. (Pakaian dan perlengkapan khusus yang dikenakan rohaniwan Kristen dalam peribadatan)
Ketika tiba pada waktunya, Vincent langsung memukul pastor itu dengan keras sampai pingsan. Ia melepaskan pakaian pastor itu dan memakainya kini Vincent sudah persis seperti pastor itu. Kemudian Vincent mengikat pastor tua yang hanya memakai celana pendek dan melakban mulutnya. Lalu ia menyeretnya dan menguncinya ke ruang pengakuan dosa.
Setelah menunggu umat umatnya tiba semua dan para pengantin pria dan wanita sudah di depan altar.
Vincent langsung berkata:
"Adakah saudara meresmikan perkawinan ini sungguh dengan ikhlas hati?"
"Ya, sungguh."
"Bersediakah saudara mengasihi dan menghormati istri saudara sepanjang hidup?"
"Ya, saya bersedia."
"Bersediakah saudara menjadi bapa yang baik bagi anak-anak akan yang dipercayakan Tuhan kepada saudara, dan mendidik mereka menjadi orang Katolik yang setia?"
"Ya, saya bersedia."
"Apakah saudari meresmikan perkawinan ini sungguh dengan ikhlas hati?"
"Aku...
"Aku...
"Oh sudahlah kau terlalu lama! Silahkan cium pengantinnya!" Ucap Vincent dengan memegang kepala pengantin pria dan wanita dan membuat mereka berciuman. Kedua pengantin mencoba melepaskan ciuman mereka namun tamgan Vincent lebih kuat. Seluruh umat langsung terkejut.
"Astaga ini pelecehan." Gumam Luke sambil tertawa.
Aku beruntung Vincent bukan sepupuku. Batin Edward sambil tertawa.
Sementara itu di ruang pengakuan dosa.
Dug! Dug! Dug!
Anak anak yang mendengar suara itu dibalik ruang pengakuan dosa terheran heran. Sampai seorang ibu mendengar bunyi itu dan membuka pintunya. Ibu itu terkejut bahwa ada seorang pastor disana. Ibu itu langsung membuka lakban mulut sang pastor.
"Tunggu. Jika anda pastornya. Lalu siapa yang didepan sana?" Tanya ibu itu.
"Dia Vincent Travolt!" Teriak pastornya
"Baiklah, baillah sudah berciumannya." Ucap Vincent lalu melepas tangannya.
"Kau... Ucap Sang pengantin pria sambil melayangkan tinjunya beberapa kali ke perut Vincent. Namun Vincent sama sekali tidak merasa sakit.
"Yaampun Jeremmy bahkan tinjuan putriku lebih keras daripada tinjuanmu. " Ucap Vincent
Ketika Jeremmy melayangkan tinjunya ke wajah Vincent. Vincent seketika langsung menahan tangannya dengan mudah.
"Sekarang giliranku." Ucap Vincent menyeringai sambil melayangkan tinjunya ke wajah sepupunya sampai Jeremmy terjatuh lumayan jauh.
Para polisi langsumg menembakkan senjatanya ke Vincent namun Vincent langsung lompat ke balik meja altar untuk menghindari tembakan.
"WAIT! WAIT!" Ucap Vincent sambil melambaikan telapak kanan tangannya dari balik meja. Para polisi langsung menghentikan tembakannya.
Vincent langsung berdiri dan mengambil cawan hosti dan anggur.
"Kalian mau ini? Baiklah jika kalian mau. Maka-
Vincent langsung memakan semua hosti dengan sadis dan meminum anggur dengan sadis dan melemparkan kedua cawan itu ke kepala pengantin pria dan wanita. Polisi kembali menembakinya namun Vincent lebih dulu lari dan keluar dari bagian belakang gereja dekat laut. Ketika tengah berlari ia melepas semua baju pastor yang ia kenakan serta topi yang ia kenakan tadi dan memakaikannya pada seekor anjing yang ditemuinya. Lalu ia dengan cepat kembali berlari. Beberapa polisi dan Jeremmy sang pengantin pria ikut mengejarnya.
Namun sisanya tidak bisa lolos dari gereja karena pintunya terkunci otomatis. Sniper Luke langsung menembaki para polisi secara otomatis dengan obat bius. Sedangkan Edward dengan kecepatan vampir mengikati semuq orang yang adaa di gereja.
Luke dari atas gereja secara otomatis menembaki polisi polisi yang berhasil keluar gereja tapi ia tidak menembak sepupu Vincent.
Vincent dengan cepat menaiki speedboat yang ia siapkan tadi dan menyalakannya. Vincent langsung berbalik ke arah sepupunya dan menunjukkan jari tengahnya. Seperti perhitungan Vincent kaki sepupunya berdiri di dekat tali terhubung dengan speedboatnya. Vincent langsung menyalakan speeedboatnya sehingga tali itu langsung terikat di salah satu kaki Jeremmy sehingga Jeremmy terseret terus di tengah laut.
Vincent langsung tertawa lepas.
Ketika sudah cukup jauh membawa sepupunya itu Vincent langsung menembak tali yang terikat ke kaki sepupunya itu dan berbalik menuju gereja. Meninggalkan sepupunya yang berenang sendirian untuk sampai ke gereja.
Ketika pekerjaan di gereja sudah selesai. Luke sudah membereskan kekacauan dan Edward sudah berhasil mengendalikan semua pikiran semua orang yang ada disana. Seperti perhitungan Vincent. Sepupunya baru sampai berenang ke tepi. Jeremmy kelelahan namun Vincent langsung menghampirinya dan menyeretnya ke dalam ruang bawah tanah di gereja. Luke dan Edward yang sudah selesai dengan pekerjaannya langsung mengikuti Vincent karena penasaran apa yang akan dilakukan Vincent pada Jeremmy berikutnya.
Vincent mengikat Jeremmy ke sebuah papan yang berputar putar. Vincent langsung melemparkan pisau pisau yang daritadi nyaris mengenai Jeremmy.
"Hentikan kenapa kau melakukan ini? Tolong berhentilah menyiksaku! Aku sudah minta maaf atas semua perbuatanku saat dulu. Apa yang kau mau? Uang?"
"Apakah aku terlihat seperti sedang kekurangan uang?" Tanya Vincent sambil melanjutkan melemparkan pisau itu
"Lalu apa yang kau mau?" Tanya Jeremmy ketakutan.
"Balas dendam tentunya." Seringai Vincent sambil melemparkan pisau yang hampir mengenai kepala sepupunya itu.
"Apa yang ia lakukan sampai kau berbuat demikian?"
Vincent tidak menjawabnya. Lalu ia menghentikan papan yang membuat Jeremmy berputar. Dan sekarang Jeremmy sedang dalam posisi terkandung terbalik. Vincent langsung mengambil kartu dan melakukan trick sulap layaknya profesional.
"Kau pernah melihat sulap sulap ini? Dan juga coin emas ini?" Tanya Vincent yang tiba tibe mengeluarkan coin emas itu dari balik kartu kartunya.
Tunggu, Vincent bisa sulap?! Batin Edward
"Ayahmu, Cassian Travolt sering melakukannya karena dia pesulap yang hebat. Dan coin itu adalah coin keberuntungannya. Biasanya ia selalu membawanya setiap kali melaksanakan pertunjukkannya." Ucap Jeremmy
Vincent langsung melemlar dan menangkap coin itu terus menerus.
"Ya, kau benar. Sebenarnya aku melakukan ini bukan hanya karena segala perbuatanmu di masa lalu tapi karena ayahmu yang menjual baja murahan kepada ayahku. Sehingga saat ia melakukan trick yang berbahaya di suatu acara sirkus besar. Ia tidak bisa membuka petinya dan terbakar di peti. Lalu apinya menjalar ke seluruh tenda sirkus itu sehingga tak ada yang bisa menyelamatkannya. Dan itu semua salah ayahmu. Jika saja ia tak menjual baja murahan. Ayahku bisa saja keluar darisana dan kemungkinan masih bisa selamat-
"Kau tak bisa salahkan ayahku atas kematiannya!"
"Ya, aku bisa! Ayahmu adalah penyebab segalanya Jeremmy sialan!" Vincent langsung melemparkan dua pisau sekaligus. Dua buah pisau langsung melayang ke arah kanan dan kiri Jeremmy dan sedikit melukai telinganya.
"Sepertinya aku meleset. Lain kali aku tak akan meleset." Ucap Vincent sambil mencabut semua pisau dan meninggalkan Jeremmy.
***
Ketika malam telah tiba.
Robert yang sedang berada di dalam mobil yang disetir otomatis oleh komputer mobilnya menyusul sekumpulan mobil hitam. Ia dari tadi menghabiskan waktunya dengan laptopnya untuk mengendalikan drone drone pembunuh untuk menembaki sekelompok mobil hitam.
Ketika semua mobil hitam sudah dilumpuhkan ia pun mengeluarkan pistolnya untuk berjaga jaga dan menuju ke salah satu mobil hitam terbalik yang rusak. Di dalamnya berisikan orang Italia yang memegang koper.
Ia pun mengambil koper itu dan menyeret orang Italia tersebut dan mengikatnya di belakang mobilnya.
"Komputer keluarkan kita dari sini." Ucap Robert
"Baik Tuan." Secara otomatis mobilnya pun melaju jauh ke kota sepi.
"Baiklah sekarang katakan kode peluncurnya. Aku sedang lelah untuk meretas jadi lebih mudah kau katakan saja!"
"Jika aku katakan sekarang maka aku tak lagi akan berguna dan kau juga akan membunuhku. Jadi apa bedanya?"
"Oh benarkah kau tak akan memberitahu kodenya?" Ucap Robert sambil mengambil pisaunya.
Seketika itu orang itu langsung menjadi takut.
"Kalau saja Lucas disini, dia akan tertawa melihat orang Italia yang tidak bisa apa apa punya urusan dengan kelompok kami."
"Aku tak punya urusan dengan kalian! Kalianlah yang tiba tiba menyerang kami dan mengambil koper peluncur rudal milik negara!"
"Apa?!"
"Kau pikir aku bercanda?!"
Kenapa James mau berurusan dengan negara? Apa tujuannya mengambil koper peluncur rudal ini? Apa sebenarnya rencananya? Batin Robert
Robert langsung membuka laptopnya dan mengotak-ngatiknya. Robert terkejut dengan apa yang dilihatnya. Ia langsung mengunduhnya ke sebuah flash disk sampai selesai. Kemudian menyimpannya ke dalan sakunya.
Tiba tiba ada mobil polisi yang berhenti di samping kanan mobil Robert.
"Kalian mau lihat STNKku?" Tanya Robert meremehkan.
Tiba tiba...
Bruak!
Mobil Robert tiba tiba ditabrak keras dari sebelah kiri. Lalu disusul ditabrak oleh mobil polisi dari depan, belakang, dan kanan.
Karena berbagai hantaman tangan Robert yang patah dan masih belum sembuh menjadi lebih sakit lagi dan luka ada di berbagai wajahnya. Sedangkan orang Italia tadi sudah pingsan.
"Komputer segera keluarkan kita darisini setelah aku mengeluarkan penyerangan balik." Ucap Robert yang menahan sakit.
"Baik, Tuan."
Polisi polisi langsung keluar menembakinya. Lalu 2 truck berisi pasukan S.W.A.T keluar dan mengeluarkan senjatanya untuk menembaki Robert. Namun karena mobil Robert anti peluru dan disertai perisai canggih maka hanya akan merusak mobilnya saja.
Kemudian anggota S.W.A.T mengeluarkan bazooka namun sebelum mereka menembakkannya ke mobil Robert. Robert dengan cepat membuka bagian atas mobilnya dan menembaki polisi polisi dan anggota S.W.A.T dengan senjata machine gun otomatis yang hanya dikendalikan lewat laptopnya saja. Kemudian mobil Robert dengan cepat melaju pergi meskipun disusul oleh beberapa mobil polisi.
Aku beruntung laptopku masih berfungsi meskipun kacanya retak. Batin Robert
yang sedang menghidupkan drone drone pembunuhnya kembali untuk menembaki beberapa mobil polisi.
Namun sebuah beberapa drone besar pembunuh lain muncul dengan meluncurkan roket roket besar pada drone drone milik Robert dan menembaki mobil Robert yang sedang melaju. Tembakan pada mobil Robert berturut turut menyebabkan kacanya pecah dan mobilnya penyok.
"Ketahanan perisai 25%."
"Sial! Gunakan machine gun otomatisnya dan keluarkan kita dari sini! Gunakan mode terbangnya sialan!" Ucap Robert sambil meretas untuk memadamkan seluruh listrik di kota tersebut.
"Mode penyerang dan mode terbangnya rusak."
"Lalu apa yang tidak rusak sialan?!"
"Pendinginnya masih berfungsi."
"Itu sama sekali tidak membantu!"
Duar!
"Daya perisai 5%."
"Persetan dengan perisainya!"
Tiba tiba dari depan Robert muncul pengendara motor dan melemparkan 1 bom ke arah bagian baqah mobil Robert.
"Sial!"
Duar!
Mobil Robert terpental dan terguling. Karena pintu mobilnya sudah tidak ada, koper tadi pun terjatuh ke trotoar. Setelah terguling dan jatuh terbalik ke pinggir jembatan.
Pengendara motor itu berhenti beberapa meter darinya dan mengambil koper itu. Kemudian menghampiri mobil Robert.
Sial! Orang disebelahku sudah tewas! Aku sedang sekarat tidak mungkin aku bisa melarikan diri! Kecuali~
"Downland 100% complete."
Seluruh listrik di kota seketika menjadi padam
Robert dengan cepat mengeluarkan granat kejut dan smoke granate. Lalu keluar dan dengan cepat membuat lubang dengan bom kecilnya. Kemudian kabur menuju selokan bawah tanah dengan tertatih tatih karena luka parah di seluruh tubuhnya.