webnovel

The Pureblood Mafia

Lucious Draco Kingstone adalah anak berumur 14 tahun lahir di London dan tinggal di New York dari kecil dia selalu merasa bahwa dia tidak diinginkan oleh keluarganya. Dia memiliki segalanya tapi dia tidak memiliki apa yang dia inginkan dan butuhkan yaitu kasih sayang dari sebuah keluarga. Dia hanya berharap bahwa suatu hari dia memiliki keluarga yang menyayanginya. Dulu Draco adalah anak yang baik dan penolong dia juga ramah kepada siapa pun. Namun sikapnya berubah lama kelamaan karena sikap keluarganya yang selalu memperlakukannya dengan kasar. Semakin lama dia semakin terjun ke dunia gelap itu disanalah dia mendapatkan banyak teman gelap, disaat itulah dia mulai merasa punya orang orang yang cocok dengannya dan mulai menjadi anggota mafia yang paling ditakuti. Disana ia bertemu teman teman baru mafianya. Hidupnya sangat bahagia disana meskipun Ia tak menunjukkan kalau dia bahagia. Semua berjalan dengan lancar pada awalnya tapi lama kelamaan semua menjadi berubah. Semenjak dia menjadi mafia hidupnya berubah. Misteri misteri pun bermunculan. Termasuk misteri dibalik keluarga Kingstone dan jati dirinya sebenarnya. Bahkan misteri tentang masa lalunya yang ia tak ingat. Kemudian setelah mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya di masa lalu. Takdir dari masa lalunya kembali memilihnya untuk menjadi pejuang di dunia yang berbeda. Apakah Ia akan tetap menjadi mafia atau mengubah jalannya? Start from 27 May 2019 in wattpad

CillianVillain · Aktion
Zu wenig Bewertungen
76 Chs

Part 48

Being different is a gift. Just be yourself. Life your live and be happy. Don't listen to them who let you down. Tell my mistakes to me not to others. Because my mistakes are to be corrected by me not to others. Don't listen to them who let tou down.

Don't tell someone about your good side. Tell them your worst side ~ Charlie

Dari bel masuk sekolah sampai hampir pulang sekolah. Draco dan Laura terus saja berbincang bincang dan bergurau. Bahkan Felix dan Michael pun kaget Draco yang pendiam bisa kenal Laura Davidson pacar Richard Craig.

Laura pun membuka ponselnya yang tiba tiba hidup karena ada notifikasi baru. Ternyata itu adalah Richard telah memilok dinding tembok dengan gambar hati dan mengirimkan pesan aku mencintaimu pada Laura.

Laura pun tersenyum dan menggeleng gelengkan kepalanya.

"Apa itu Richard Craig? Aku tak tahu jika Richard bisa foto seramah itu." Tanya Draco yang tidak sengaja melirik foto dari ponsel Laura.

"Iya, karena dia mengambil foto itu untukku. Kau tahu kan kalau Richard adalah pacarku?"

"Tunggu, apa?! Dia pacarmu?"

"Ya, kau baru tahu? Padahal hampir semua anak mengetahuinya, Drac." Kata Laura tersenyum dan menggeleng gelengkan kepalanya.

"Ohh, begitu. Aku tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi di sekolah, karena itu aku tidak tahu. Ngomong ngomong, kemarin kau bilang kau diusir dari rumahmu oleh keluarga ibumu. Tapi bagaimana dengan ayahmu? Apa dia diusir juga?"

"Ayahku menghilang semenjak aku dilahirkan dan kakekku bilang dia mati."

"Apa kau mempercayai kakekmu?"

"Entahlah."

"Apa kau menyayangi ayahmu apa adanya meskipun dia melakukan kesalahan?"

"Aku tidak tahu. Aku tak pernah bertemu dengannya. Umurnya hanya 16 tahun saat memilikiku."

"16 tahun?! Menurutku, sebaiknya jangan membencinya. Aku dulu melakukan hal yang sama pada ayahku. Aku membenci ayahku karena dia selalu sibuk dan tak punya waktu untukku. Aku pikir dia tak menyayangiku. Namun kemudian ada seseorang yang  bilang padaku bahwa ayahku sebenarnya menyayangiku, dia selalu sibuk bukan juga karena dia bekerja. Dia hanya melindungiku dan beberapa kali pergi karena melindungi teman temannya. Hanya aku yang tahu kebenaran ini. Yang lainnya tidak bahkan kakakku dan keluarga ayahku sendiri tidak tahu. Ayahku dibenci banyak orang. Karena mereka tak tahu apa yang sebenarnya terjadi dibalik cerita. Mereka mengambil perspektif yang berbeda dari kebenaran. Memang dia melakukan banyak kesalahan. Namun dia takkan peduli jika yang ia lindungi dan sayangi lebih berharga daripada dirinya yang dicintai oleh banyak orang. Jadi mungkin ayahmu tidak datang karena beberapa alasan. Mungkin dia tak siap untuk menjadi ayahmu. Mungkin dia takut dengan kesalahan kesalahan yang ia perbuat karena itu dia lari. Dan dia takut menghadapi keluarga dari ibumu. Karena dia hanya yatim piatu yang sendirian. Jadi kusarankan jangan membencinya dan beri harapan jika ayahmu tidak benar benar mati."

Laura tersenyum.

"Kau memang teman laki laki terbaik yang pernah kumiliki." Kata Laura sambil mengacak acak rambut Draco

Bel pun berbunyi Draco segera memasukkan semua barang barangnya ke dalam tas dan mencari Stephen. Stephen pasti marah pada tindakan Draco kemarin. Draco pun harus mengejar Stephen dan minta maaf. Draco pun berlari menghampiri Stephen.

"Stephen!"

Bug! Stephen langsung menyikut perut Draco

"Awwww! Untuk apa itu?!"

"Itu karena kau menghilang kemarin dan aku jadi dihukum ayahku karena tidak mengawasimu dengan baik! Bagaimana bisa kau kabur dari sekolah dan pulang sangat larut malam?! Semua orang mencarimu! Bisa kau katakan padaku apa yang terjadi?!"

"Aku tahu! Aku minta maaf, oke. Kemarin kepalaku sakit jadi aku keluar dari kelas dan beristirahat sejenak di tempat kita biasa bertemu. Lalu seorang gadis menemukanku dan aku pun mengajaknya keluar untuk bermain wahana sampai larut. Itu yang terjadi."

"Wohohohow, gadis apa? Apa dia pacarmu? Siapa namanya?" Kata Stephen sambil menggoda Draco

"Apa?! Tidak! Tentu saja tidak! Kami hanya berteman baik. Dia teman sekelasku. Lagipula dia sudah punya pacar. Nama gadis itu Laura Davidson"

"Apa?! Pacar Richard Craig?!"

"Sepertinya aku satu satunya orang yang kurang mengerti apa yang terjadi di sekolah." Gumam Draco

"Ya, benar dia pacar Richard." Ucap Draco

"Kurasa gadis itu terlalu baik untuk Richard. Drac, kusarankan kau berhati hati pada kelompok Victor. Apalagi karena kau sudah berteman baik dengan pacar Richard. Bisa saja dia cemburu dan menghajarmu. Cepatlah berbaikan dengan teman temanmu itu. Agar kau tidak diganggu oleh kelompok Victor. Aku mungkin takkan bisa melindungi setiap saat. Kau harus mengalahkan mereka dengan pikiran dan otakmu. Membuat mereka terpecah belah."

"Baiklah akan kuusahakan."

"Sampai bertemu besok di sekolah."

***

Stephen tidak langsung pulang semenjak bel pulang sekolah tadi. Dia malah pergi ke wilayah sepi yang hanya berisikan beberapa rongsokan dan pasir. Ketika dia berjalan ke depan. Dia pun mematung karena melihat sosok seperti tentara dari masa depan yang membawa senjata dan berjalan jalan di wilayah itu.

"Tidak mungkin!" Kata Stephen

Sosok itu pun langsung menoleh ke arah Stephen. Stephen pun langsung melarikan diri secepatnya dari tempat itu. Sosok itu pun mengejarnya dan menembakkan senjata nya. Stephen masih saja berlari sambil menghindari tembakan tembakan tentara masa depan itu.

Ray sedang melakukan imteraksi bisnisnya di perusahaannya. Sementara itu di gedung lain. Tentara masa depan yang berbeda sedang menodongkan senjata ke gedung perusahaan milik Ray. Bersiap siap menembak Ray.

Luke yang sedang duduk di kursi dan berputar putar karena bosan di rungan tempat kerja Ray tidak sengaja melihat sosok tersebut bersiap siap menembak. Ia langsung pergi dari kursi dan langsung mendobrak ruangan Ray dan menarik  Ray keluar ruangan bersamaan dengan sosok tersebut menembak.

Untungnya Luke menarik Ray terlebih dahulu. Karena satu tembakan tentara masa depan menyebabkan satu ruangan hancur seketika.

Ray dan Luke pun segera turun melalui tangga daturat karena gedung Ray terus terusan ditembaki dan hancur.

"Sial! Senjata apa apaan itu!?" Ucap Luke panik sambil berlari menuruni tangga

"Entahlah, aku bahkan tidak tahu jika di jaman sekarang ada yang memiliki mesin secanggih milik buatan Robert!" Jawab Ray sambil menuruni tangga 

"Aku rasa itu bukan mesin. Melainkan orang yang menembaki gedungmu itu."

"Sebaiknya setelah kita keluar dari gedung kita berpencar."

"Ide bagus, tunggu kau dengar itu?"

"Iya, tidak ada suara tembakan."

"Ayo cepat segera keluar dari gedung ini."

Baru saja mereka keluar dari gedung. Ternyata ada dua tentara militer masa depan itu sudah ada beberapa meter di depan. Satu adalah robot yang menembak dari gedung lain tadi dan yang satunya adalah robot yang mengejar Stephen. Kedua robot itu menembaki Ray dan Luke. Mereka pun langsung berpencar dan kabur.

Luke pun berlari panik sambil menelpon John.

"John, tolong aku! Aku tidak membawa senjata apapun dan sepertinya ada robot pembunuh dari masa depan yang mengincarku dan Ray! Tolong kami! Aku tidak mau mati muda! Aku masih ingin melihat anakku tumbuh besar! Aku tidak pernah mendaftar menjadi mafia untuk diincar robot pembunuh!"

"Robot? Jangan bercanda!"

"Aku tidak sedang bercanda John!"

"Baiklah, katakan dimana posisimu."

"Saat ini aku sudah keluar dari perusahaan Ray dan aku akan menuju tempat rongsokan yang tulisannya bahaya dan dilarang masuk itu. Jika kau mau membunuhnya tolong bawa senjata besar."

"Jangan mati, aku akan segera ke sana. Bertahanlah selama mungkin"

Ray bersembunyi di balik tembok batu bata. Jantung Ray berdebar debar saat ini dia hanya membawa pistol. Ray tahu jika pistol saja tak akan bisa membunuh tentara dengan armour robot dan beberapa senjata yang canggih. Beberapa block lagi Ia sudah sampai menuju rumahnya.

Sial! Batin Ray

Ia pun menoleh ke kanan namun sosok itu tidak ada. Ia pun maju beberapa langkah ke kanan sambil menodongkan pistolnya untuk berjaga jaga. Namun tetep saja tidak ada. Ketika Ia mengira sosok tersebut menghilang seketika ia menoleh ke kiri sosok itu sudah berada di sebelahnya dan mencengkram lehernya.

Ray pun dengan menembakkan pistolnya sampai pelurunya habis ke kepala robot yang mencekiknya tadi.

Peluru itu pertamanya melubangi kepala robot itu namun lubangnya kemudian tertutup lagi seakan langsung diperbaiki.

Duar! Duar! Duar! Duar! Duar!

Tom muncul dengan mengenakan jas biru tuanya menembaki robot itu sampai robot itu melepaskan senjatanya.

Ketika cengkreman robot itu lepas. Ray langsung berlari ke rumahnya untuk mengambil senjata. Sedangkan robot itu pun kembali lagi seperti semula seolah tak tertembak dan berlari ke arah Tom. Tom pun dengan cepat mengisi pelurunya lagi. Belum sampai Tom menembak robot itu. Robot itu sudah terlebih dahulu menghajar Tom. Ketika leher Tom dicengkram. Tom pun langsung menembak kepala robot itu dengan shotgunnya yang terdapat cairan yang dapat melelehkan metal, besi dan sejenisnya.

Robot itu pun langsung melepas cengkramannya. Seketika itu juga Tom melarikan ke parkiran mobil.

Kepalanya berdarah akibat dihajar robot itu dan di tangan kanannya sedang memegang shotgun.

Ia pun kemudian menelpon Ray.

"Ray segera isi alat pemadam kebakaran yang ada di rumahmu dengan cairan yang bisa melelehkan logam, besi, dan metal. Rumahmu mungkin akan berantakan tapi hanya itu ide yang aku punya sekarang. Aku akan memancing robot itu ke rumahmu. Begitu Ia sampai ke rumahmu segera nyalakan alat pemadam kebakarannya dan tembaki dia dengan peluru yang sudah diisi oleh cairan itu juga."

Ketika Ia melihat robot itu di lantai bawah ia pun menembaki robot itu untuk memancing robot itu.

"Hei berengsek! Aku disini!" Teriak Tom sambil menembaki robot itu.

Robot itu pun langsung melompat ke arah Tom dan Tom pun langsung berlari ke mobilnya dan menuju ke rumah Ray. Robot itu pun mengejarnya dengan kecepatan mobil.

Ketika Tom sudah beberapa meter dari rumah Ray. Robot itu tiba tiba sudah berada di depan rumah Ray bersiap siap untuk menghadang Tom.

Tom pun menambah kecepatannya dan akhirnya menabrak robot itu sampai menembus masuk ke rumah Ray. Robot itu pun tergeletak tak bisa bergerak terjepit mobil sport Tom.

Tom pun cepat cepat keluar dari mobilnya. Menjauh dan menembaki robot itu. Ray pun juga menembaki robot sambil menyalakan pemadam kebakarannya. Ide Tom berhasil. Robot itu meleleh begitu pula mobil sport Tom.

Ray pun berjalan ke arah kursi  dan duduk di kursi itu sambil memegang senjata. Ia kemudian memandang Tom.

"Terimakasih sudah merusak rumahku."

Tom pun membalas

"Terimakasih juga sudah merusak mobilku." Kata Tom sambil terengah engah.

"Tapi itu idemu."

"Aku tahu." Jawab Tom terengah engah sambil menidurkan tubuhnya ke lantai rumah Ray.

***

Luke pun sudah kehabisan tenaga dan akhirnya bersembunyi dan beristirahat di balik mobil rongsokan.

Nafasnya terengah engah. Kemudian robot itu melompat dari balik mobil tempat ia sembunyi dan berdiri di depannya sambil mengarahkan senjata ke arah Luke.

"Bung, tolong jangan bunuh aku. Aku memang mafia tapi aku tidak bersalah padamu. Aku tidak pernah berurusan dengan robot atupun mempunyai masalah dengan robot robot."

Ketika robot itu ingin menembakkan senjatanya. Luke pun menendang senjata robot itu sampai terjatuh dan dengan cepat mengambil senjatanya dan menembakkannya ke robot itu. Ketika robot itu berlari kemudian melompat ke arah Luke. John pun dengan cepat mendorong Luke menjauh dan menggantikan posisi Luke saat itu sehingga John yang terkena pukulan tersebut. John pun berkelahi dengan robot itu dengan rantai dan pipa besi.

Sayangnya robot itu lebih kuat dari John sehingga robot itu dapat menarik rantai John dan memakai rantai itu untuk menyerang John. John pun terus terusan menghindar.

Luke yang terjatuh pun mengotak atik senjata robot itu dan akhirnya ia mengubah senjata robot itu menjadi senjata dengan tembakan yang lebih besar dan Ia pun langsung mengarahkannya dan menembakkannya ke arah robot itu hingga robot itu terpental beberapa meter dari arah John.

John pun berdiri sambil membawa senjatanya dan berkata pada Luke.

"Kali ini aku percaya pada fiksi." Ucap John kepada Luke

John dan Luke pun melanjutkan menembaki robot yang terpental itu.

Ketika robot tersebut sekarat. Ia pun segera memenekan nekan layar yang ada di tangannya dan seketika itu Ia segera menghilang berteleport kembali ke masa depan.

***

Sore ini Robert baru saja mematikan sistem keamanan di mansion Nostra Santino. Kemudian seorang anak yang mungkin seumuran dengan Draco berambut cokelat dan ada sedikit pirang di sebagian rambutnya melompati pagar dan masuk ke dalam mansion dan masuk ke kamar Draco yang terbuka.

Robert yang sedang mengawasi kamera mansion Nostra Santino pun langsung terkejut meninggalkan ruangan tempat kameranya dan mencari anak itu.

Saat itu Draco masih berada di kamar mandi. Jadi dia tidak mengetahui bahwa ada seorang anak yang masuk ke kamarnya.

Anak itu mengambil pakaian Draco yang tergeletak di tempat tidur Draco. Kemudian Ia ke ruang makan dan mengambil lolipop. Saat dia mengambil lolipop. Robert pun menemukannya.

"Hei! Berhenti disana!" Teriak Robert

Anak itu pun terkejut dan langsung berlari ke bagian belakang mansion yang berisikan batuan pantai dan air laut.

Ketika Robert mengira anak itu terjun ke arah air laut itu. Ia pun mendekati bebeatuan dekat air laut untuk memastikan apakah anak itu benar benar terjun atau tidak.

Ternyata anak itu sedang memengang lolipopnya dan bersembunyi di batuan batuan itu.

"Nak kau benar benar dalam masalah besar." Ucap Robert sambil menarik anak tersebut dan membawanya  ke mansion.

Draco yang berbalut handuk keluar dari kamarnya dan mencari Robert.

"Robert apa kau mengambil pakaianku yang ada di kasur." Kata Draco sambil memasuki ruang tamu. Ia pun terkejut ada seorang anak disana ditambah lagi anak tersebut sedang memakai pakaiannya.

"Apa itu pakaianku? Siapa anak ini?" Tanya Draco

"Namanya Kenneth, dia baru saja kabur dari panti asuhan dan yup! Dia sedang memakai pakaianmu. Jika kau tak keberatan jika Kenneth memakainya."

"Aku sama sekali tak keberatan tapi itu berarti ia tinggal disini? Bagaimana dia bisa masuk mansion ini?" Tanya Draco

"Tergantung pada James. Aku baru saja menelpon James. James bilang sementara dia bisa tinggal tapi syaratnya dia harus menemanimu dan membantu kita semua saat mengerjakan sesuatu. Dia bilang dia akan sedang pikirkan apa yang terjadi dengan Kenneth nanti. Jika dia berguna dia bisa tinggal. Jika tidak aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Dan dia bisa masuk saat aku baru saja mematikan sistem keamanannya, dia pun langsung melompat pagar gerbang yang tinggi itu dan masuk ke mansion."

"Apa? Menemaniku? Jadi dia semacam babu?" Kata Draco

"Bisa dibilang begitu?"

"Robert dia masih seusiaku. Bahkan mungkin lebih muda."

"Akan kulakukan apa saja untuk tinggal di mansion ini. Asal aku tidak perlu kembali ke panti asuhan." Potong Kenneth

Draco pun sedikit terkejut dengan ucapannya.

"Baiklah kau boleh tinggal selama yang kau mau. Asal kau membuat James senang." Ucap Draco lalu melangkah pergi masuk ke kamarnya untuk berpakaian.

***

Malam itu Stephen terus berlari dan masuk ke gang kecil. Disitu ia menemukan toko antik yang menjual barang barang cina. Tanpa berpikir panjang Ia langsung masuk ke dalam toko sempit itu

Ia pun kemudian menemukan berangkas kecil di bawah meja toko itu. Karena Ia penasaran Ia pun mencoba membuka brankas itu.

Untung ayahku mengajarkanku membuka brankas. Batin Stephen

Ketika Ia berhasil membuka brankas itu ia pun menemukan bola bercahaya redup berwarna merah.

Ia pun tertarik dengan bola tersebut dan memesan taksi dan membawanya pulang.

Ketika sampai di rumah ia meletakkan bola merah tersebut di dekat tempat tidurnya dan ia pun pergi tidur.

Beberapa menit kemudian bola merah itu pun bercahaya dan makin bercahaya.

Stephen pun terbangun dan terkejut karena sinar dari bola itu. Ia pun memegang bola tersebut dan bola tersebut menampilkan hologram hologram. Stephen menutup matanya karena sinar bola tersebut bertambah terang.

Kemudian Stephen menghilang bersamaan dengan bola itu. Bola itu membawanya ke masa depan.