Mata Gin dituntut awas. Ia milik Gin harus tetap menjadi miliknya.
"Sayang." Martin menengahi. Ia usap kepala Sharif dan Gin. Dapat perlakuan begitu baik Sharif maupun Gin tersentuh. Tatapan polos khas anak kecil terlihat.
"Ayo ikut Dad. Kita bersenang-senang," ucap Martin.
"Bersenang-senang? Ayo Dad, aku setuju." Gin paling suka diajak senang-senang. Mencari kesenangan sendiri.
"Kalau begitu ayo berangkat." Martin semangat. Rencana berjalan baik. Semangat Martin menggebu-gebu. Balas dendam ala Martin dimulai.
"Berani kamu sentuh Lyra, mari perang dingin," gumam Martin dalam hati.
Mumpung free, Martin akan pakai waktu tersebut balas Radit. Membawa dua malaikat pembunuh yang imut. Martin jamin tak akan berakhir buruk. Bahaya pun tidak.
***
"Kantor," ucap Gin girang. Tanpa sadar memegang tangan Sharif erat. Si empu melotot, jelas tidak suka tangannya dipegang. Sebelas dua belas tingkah Lyra. Gin tak lepas pegangan tangan, satu tangan yang lain ia pakai mengibas rambut.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com