Pagi menjelang, Martin bangun. Martin lihat Lyra tengah kerja. Mata fokus pada layar laptop. Martin mengela napas. Keinginan Lyra bekerja tak bisa Martin cegah, walau bagaimanapun tak akan bisa. Perempuan itu punya tekad dan keinginan yang kuat.
Setelah Martin pikirkan, ia pun juga sama seperti perempuan itu. Jadi Martin mengerti soal motivasi bekerja Lyra.
"Good morning."
Lyra melihat Martin. Senyum adalah hal pertama yang Martin dapatkan. "Morning."
Senyum menenangkan. Deretan gigi Lyra terlihat. Martin suka jenis senyuman tersebut.
Lyra meletakkan laptop ke samping. Martin ngebug ketika Lyra menghampirinya kemudian mencium kilat di pipi. Setelah melakukan itu Lyra senyum lagi.
Lyra bersikap menggemaskan.
"Jangan minta aneh-aneh, aku sudah memberikan morning kiss. Bersyukur dulu. Lain kali aku akan berikan yang lebih baik."
"Maksudmu ciuman di bibir?"
"Em."
Lyra kembali fokus pada layar laptop. Martin berdecak, ia kalah dari laptop yang merupakan benda mati.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com