Martin terpaku. Lyra seperti menghipnosis dirinya. Martin serba salah. Mata indah Lyra, Martin sudah sering lihat mata indah itu, akan tetapi ia tak bisa berpaling. Martin selalu menyukai mata Lyra. Lyra mengerjapkan mata berulang kali, begitupun Martin yang juga melakukan hal yang sama. Keduanya saling lihat satu sama lain.
Kesadaran Martin muncul. Kesadaran yang hanya sedikit itu Martin pergunakan sebaik mungkin, ia melepa Lyra perlahan. Takut Lyra sakit.
Martin membuang wajah, tatapan lurus ke figura kamar Lyra. Ketimbang lihat Lyra yang perasaan Martin hot, lebih baik Martin melihat barang. Di sana tidak ada foto apapun, hanya ada satu foto. Foto keluarga. Di foto tersebut Lyra, Jane dan seluruh keluarga tersenyum lebar. Deretan gigi mereka terlihat jelas. Senyum paling lebar yang pernah Martin lihat. Beberapa detik kemudian Martin menghadap Lyra.
Martin menatap Lyra intens.
"Lyra Jinan. Terima kasih. Hukumlah aku kalau kau ingin."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com