"Hiks."
"Tunggu, aku panggilkan dokter."
"Tidak usah. Tinggal dikompres nanti sembuh. Aku tidak lemah, awas kamu panggil dokter." Lyra menatap Martin dengan tatapan mengerikan. Martin menggeleng tegas, ia akan tetep memanggil dokter. Dengan tenaga yang tersisa, Lyra menarik Martin sehingga wajah keduanya dekat. Lyra menatap tajam. "Kalau kau ingin memanggil dokter, panggil dokter lelaki, jangan perempuan."
Lyra melepas pegangan di kerah baju Martin. Tubuh kembali merileks berbaring di tempat tidur. Lyra lelah, punggung juga sakit. Bagian yang terkena pukulan tadi adalah punggung.
Lyra meremat kuat kasur menyalurkan rasa sakit.
Wajah Martin datar. "Kau pasti mau keganjenan," desis Martin.
"Close your mouth. Aku cemburu kamu bawa dokter perempuan. Lebih baik dokter Billy. Kamu mau tambah list perempuan penggila kamu?" Lyra bersunggut-sunggut. Ia marah.
Puas mengoceh, Lyra fokus pada rasa sakitnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com