webnovel

Chapter 18

Clara terus merengek dan menarik baju putri, tidak mau berpisah. Putri menatapnya iba, dia memang tidak bisa menemani Clara lagi, arsen berusaha membujuk Clara dengan traktiran ice cream dan biskuit, tak berpengaruh sama sekali.

"Biar dia di sini." ucap Olla.

"Tidak bisa, Olla. Dia tidak boleh menginap di sini. Lagipula kau tahu putri memiliki banyak urusan yang harus diselesaikan malam ini." jelas Nicholas.

Arsen tahu diri, dan menyeret paksa Clara, gadis itu hanya menatap putri dan Helena, sedih tidak bisa melanjutkan obrolan asyik mereka.

Arsen hanya memandang putri sebentar, apakah dia akan baik-baik saja? Tidak ada yang mengganggunya malam ini? Pikir arsen. Jujur saja, putri sangat ketakutan malam itu, dan Arsen tidak ingin hal itu terjadi lagi.

"Baiklah, saatnya untuk fokus ke jadwal kita selama 2 minggu ke depan, karna kondisi ratu saat ini sudah mulai membaik, detak jantungnya mulai normal, hanya saja ratu belum sadar, tabib kerajaan menyuruhku untuk segera mendapatkan penawarnya." ungkap Nicholas.

Helena menyentuh tangan putri dan menggenggamnya, dia tahu putri sedih dengan keadaan sang ratu yang entah akan bagaimana, ditambah dirinya yang harus mempersiapkan diri menjelajahi bumi mencari tempat tinggal Audrey, penyihir licik itu.

Olla membentangkan sebuah peta dan menunjuk beberapa lokasi, tempat-tempat persembunyian klan Bumi yang ikut pasukan pengintai terhebat, ada 4 titik yang menjadi fokus mereka sekarang.

Alaska terus memperhatikan penjelasan Olla, dia akan berperan penting di sini.

Mereka membagi 2 tim. Putri, Alaska, dan Aron.

Olla akan bergabung dengan Helena dan Nicholas.

Malam ini, mereka akan menuju 2 lokasi untuk meminta informasi dari pengintai terbaik bumi, tentang keberadaan Audrey yang tanpa jejak.

Olla terus menjelaskan lokasi dengan sedetail-detailnya, ada 3 negara yang harus mereka jelajahi.

Setelah semua sudah diputuskan, Aron langsung pamit dan kembali ke kamarnya, semua tahu Aron orang yang paling susah untuk bersosialisasi, dia hanya patuh terhadap raja dan keturunannya.

Putri kembali ke kamarnya, 20 message nangkring di pemberitahuan paling atas.

Audisi season 3 akan di laksanakan 5 hari lagi, ahhh! Putri bahkan lupa dengan audisi model yang dia ikuti, sudah terlanjur terjun apa putri langsung mengundurkan diri saja?

Kepala putri berdenyut, perasaannya campur aduk, padahal dulu saat putri tak begitu tertarik dengan bumi, dia merasa masa bodoh dengan apapun yang akan terjadi padanya, tapi, Kenapa sekarang terasa berat?

Alaska bersandang di pintu, memandang putri yang menghadap ke arah luar jendela.

"Hei."

Putri menoleh dan tersenyum kecut.

"Ada hal yang mengusikmu?" tanya Alaska khawatir.

Putri menggeleng, menyandarkan kepalanya di bahu Alaska, rasanya nyaman. Sudah lama bukan mereka tidak saling dekat dan curhat begini?

"Kita hanya menggali informasi, belum saatnya berperang, tenang saja." alaska berusaha mengusir ketakutan adik cantiknya.

Bukan. Bukan itu yang ditakutkan putri, ada yang lebih mengusiknya, tentang kehidupannya setelah ini.

"Kak, apa kakak bisa menggandakan tubuh?" tanya putri.

"Seperti menjadi 2 atau tiga di tempat berbeda." imbuhnya.

Alaska menyergitkan dahi. Pertanyaan yang tidak disangka-sangkanya.

"Mm...bisa." balas Alaska.

"Sungguh?" tuntut putri.

"Kau ingin melihatnya langsung?" tanpa menunggu perintah, Alaska langsung berdiri, memejamkan mata dan mengusap seluruh tubuhnya dengan cahaya kebiruan.

Tang. Tang. Tang.

3 sosok yang sama persis dengan Alaska terlihat diam, mereka tidak akan melakukan perintah tanpa suruhan Alaska.

Putri terkekeh, baginya ini lucu. Mungkin saja dia bisa meminta bantuan kakaknya.

3 sosok itu kembali menyatu ke tubuh Alaska, dan Alaska kembali duduk disamping putri.

"Aku boleh minta bantuanmu, kak?" tanya putri ragu.

Alaska tidak menjawab.

Putri menjelaskan seluruh kejadian sejak dia datang ke bumi, awal dia kuliah, kehidupannya sekarang, siapa dia di bumi, kecuali tentang ciumannya dengan Arsen.

"Kau ingin aku menjadi 2 sekaligus dit empat yang berbeda selama seminggu penuh? Dan aku harus bertemu lagi dengan pria aneh tadi?"

Alaska merasa malas harus bertemu pria yang sudah berani menyentuh adiknya. Apalagi gadis kecil yang berpakaian aneh, gadis kecil itu sangat cerewet.

"Namanya Arsen kak, dan adiknya bernama Clara." putri mencoba menjelaskan.

"Terus setelah itu?"

"Audisi model."

"Maksudmu kompetisi memamerkan bagian tubuh kita?" Alaska menuntut lagi.

Putri mengangguk.

Raut muka putri terlihat berharap banyak pada Alaska, tidak ada jalan keluar lain selain ini.

"Jangan beri tahu omma Olla, bibi Helena, paman Nicholas, dan paman Aron." pinta putri.

"Aku belum bilang setuju, Jess." tolak Alaska.

"Aku yakin kakak akan membantuku." ujar putri.

Pukul 22.00 mereka sudah siap dengan kostum serba hitam, putri terlihat anggun dengan dress yang tertutup mantel bulu hitam, aura seorang putri terlihat jelas.

Sekejap saja, mereka sudah menghilang dan masuk ke portal milik Nicholas. Happ! Tubuh mereka sudah berpindah ke lokasi pertama.

Putri hampir menubruk batang pohon tempat dia mendarat. Beruntung Aron menahan tubuh putri.

"Kita harus menyisir arah yang berbeda. Barat dan timur, aku, Helena dan Olla akan memilih arah barat." ungkap Nicholas.

Alaska segera berbalik arah ke timur, memimpin di depan, dengan putri belakangnya, langkah Aron sedikit melambat, tangannya sudah gesit menebas rumput liar yang menghalangi jalan mereka.

"Pangeran, biar aku saja yang di depan. Aku tidak ingin sesuatu menyerang pangeran dan putri." Aron mendahului putri dan Alaska, menyoroti jalan yang masih basah, suara hewan terdengar nyaring, sepertinya mereka mendarat di hutan yang masih lebat.

***

"Kau datang?" tanya Arsen.

Putri mengangguk, pandangannya terus fokus pada rumah yang ber cat Biru gelap, ahh sebenarnya putri yang berhadapan dengan arsen saat ini bukanlah putri asli, melainkan bayangan alaska yang menjelma menjadi sosok putri.

"Masuklah, di luar dingin." Arsen menutup pintu dan memandang putri yang terus berjalan mengelilingi ruang tamu.

Apa dia ke sini sendiri? Batin Arsen.

"Heii.. Kau tak ingin duduk?"

Putri akhirnya duduk, celingukan ke kanan dan kiri, dia lupa ucapan adiknya untuk bersikap seperti sudah mengenal Arsen.

"Tanganmu dingin." sentuhan Arsen membuatnya kaget, Alaska merasa kesal tangannya disentuh berkali-kali oleh pria aneh ini.

'Tahan Alaska! Cuma satu minggu'.

Clara turun kebawah dan meneriaki nama putri, raut mukanya sangat antusias dan langsung memeluk putri saljunya.

'Kenapa dengan gadis ini? Apa aku ini ibunya' batin Alaska dalam hati.

Arsen mencopot jaketnya dan memakaikannya pada tubuh putri, ah maksudku putri palsu.

'Ya ampun! Aku jijik diperlakukan seperti wanitaaaaaa!'

"Aku ke kamar mandi dulu." ucap putri.

"Baiklah." Arsen tak curiga dengan gelagat putri yang terus menolak semua kebaikan arsen.

Alaska terus berjalan, setelah memastikan Arsen dan adiknya tidak melihatnya, dia langsung menghilang.

Wusshhh.

Tubuhnya kembali muncul di kamar putri, dia langsung terburu-buru masuk toilet.

'Ahh leganya.'

Sosoknya sudah kembali menjadi Alaska.

Setelah masalah perutnya teratasi, dia kembali muncul di rumah Arsen. Beruntung Arsen tidak menyadari munculnya Alaska di tempat yang berbeda.

'Ahhh kenapa aku mendarat di sini? sepertinya aku berada di kamar pria tadi. Sial!'