Nyonya Nurmala terus mengeluh. Setiap hari ada saja gerutu mulut tajam ke anak-anaknya yang pemalas, tak mau membantu merawat ayahnya sendiri.
"Kalian itu sungguh tak tahu diri mengurus Papa, membiarkan Mama sendirian, memang aku ini budak kalian!" kecamnya kesal.
Renita membalasnya cepat.
"Duh Mama-! Kami sedang ada kuliah, tugas setiap hari. Lagi pula asisten rumah tangga sudah menyiapkan kebutuhan Papa."
Arjuna hanya diam saja.
Ia memendam kemarahan tersendiri karena harus pulang pergi ke kampus berjalan kaki atau dengan transportasi umum.
Hilang sudah kesempatan menarik perhatian para gadis terhadapnya.
Gara-gara Rara membawa celaka, harta benda Brotoseno habis tersita, tak ada yang tersisa.
Pria menyedihkan di masa pubertas tidak memiliki seorang gadis mana pun menyukai dirinya miskin seperti saat ini.
Sungguh mengenaskan!
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com