Tangan Rea semakin di genggam Pramadi. "Sudahlah tak perlu lagi kita bicarakan siapa yang bersalah, Rea. Yang penting kita bicarakan adalah, bagaimana bisa menolong Egga supaya ia bisa hidup seperti sediakala. Aku akan berusaha."
"Pram." desah Rea. "Kau mau usahakan supaya teman ku itu sehat kembali?"
Pramadi mengangguk dengan matanya yang lembut itu berkedip.
Memang sejak peristiwa itu, ada sisi lain yang berhasil di manfaatkan oleh mereka, yaitu eratnya hubungan antara Rea dengan Pramadi. Dengan alasan membicaraka Egga, mengelisahkan nasib temannya itu, mereka berdua akhirnya sering bertemu. Dari hati ke hati mereka bicaara, dan dari mata ke mata mereka saling mencipta serangkai bunga. Barangkali ada cinta yang tersisip di sela rimbunan bunga itu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com