Mirah tinggal bersama kakaknya yang telah menikah dan mempunyai dua anak. Namun, ia tidak berada dalam satu rumah induk, melainkan seperti menempati sebuah pavilliun yang sangat sederhana. Di situ ia juga hidup mandiri, memasak, mencuci, tidur, hanya sendirian. Sendirian memang keponakannya bermain di kamarnya, tetapi hal itu terjadi hanya sebentar. Kedua keponakannya sendiri kurang akrab dengan Mirah. Itulah sebabnya Mirah merasa hidup di kucilkan dari dunia yang ada.
Menjelang pertengahan malam, Mirah mulai mempelajari isi buku kuno itu. Paling tidak, ketuaan buku tersebut dusah mempunyai nilai jual tersendiri. Lama sekali ia membaca tulisan-tulisan dalam buku terebut, yang mana sebagian bisa terbaca sebagian lagi tidak bisa di baca karena dalam keadaan buram.
Tak jelas, siapa pemilik buku tersebut, siapa namanya dan apa pekerjaannya, tahun berapa pemilik buku itu hidup, semuanya tak jelas. Beberapa bagian yang bisa di baca antara lain berbunyi:
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com