Egga terlepas dari rumah sakit jiwa. Ia melukai seorang penjaga hingga penjaga itu terkapar berlumur darah. Entah sejak kapan ia terlepas, tahu-tahu ia datang ke rumah pada saat menjelang subuh.
Cicik, adik nomor tiga setelah Egga, membukakan pintu. Dan ia sangat gembira kakaknya sudah bisa pulang ke rumah. Tapi, tak di sangka-sangka Egga langsung menjambak rambut Cicik dan menggigit leher adiknya itu. Cicik tak bisa meronta sedikit pun, karena gigi Egga telah terbenam di daging leher Cicik. Teriakan Cici adalah teriakan sebelum gigi Egga menancap di lehernya.
Begitu keluarganya terbangun, mereka pun saling menjerit ketakutan. Mereka melihat dengan mata kepala sendiri, Egga merobek-robek leher asiknya dnegan buas dan sadis. Leher itu nyaris terkelupas seluruhnya. Darah yang memercik di wajah Egga membuat tak seorang pun berani mendekati Egga.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com