Aldebar mengeluarkan sebuah botol kecil dari sakunya dan mengacungkannya ke arah London sambil tersenyum iseng.
"Aku sudah membuatnya kok."
London terkesiap. Ia tidak mengira sebelum diminta pamannya sudah membuatkan ramuan keabadian untuk L. Lalu untuk apa dari tadi ia sengaja bicara berpanjang-panjang tentang memikirkan baik-baik semuanya?
"Lho... Paman ini?" Ia keheranan. "Kalau tadi aku tidak minta bagaimana?"
Aldebar hanya menunjuk ke arah Terry yang baru keluar dengan penampilan terbaiknya. Pemuda itu tampak tampan sekali dengan kemeja putih bersih yang lengannya digulung hingga siku dan celana yang serasi dengan jas yang ia sampirkan di pundaknya.
"Aku yang minta," kata Terry dengan gaya acuh. "Aku yakin kau pasti terlalu panik untuk bisa berpikir jernih. Kalau kau tidak mau menikah dengan penyanyi itu, aku juga tidak keberatan menikah dengannya. Orangnya sangat cantik dan seksi."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com