Wilma Herdian cepat membuka notifikasi, yang benar seperti William Lee katakan, banyak sekali!
Beberapa dari nomor kontak yang sudah Wilma Herdian simpan di kontak teleponnya. Sisanya dari nomor-nomor asing yang mungkin belum sempat Wilma Herdian simpan ulang di kontak telepon.
Baru saja Wilma Herdian hendak membuka salah satu notifikasi, yang jika melihat bagian atas chatnya, rata-rata menanyakan keadaannya. Entah mengapa, isi pesannya bisa seragam semua.
Apakah ada sesuatu yang telah terjadi, yang Wilma Herdian tidak tahu? Ponsel di tangan Wilma Herdian tiba-tiba ditarik ke atas. Oleh siapa lagi, jika bukan William Lee. Hanya dia satu-satunya orang di ruangan ini yang berani melakukan hal apa saja sesuka hatinya. Tidak peduli sikapnya akan membuat orang terganggu atau tidak.
"Mandi dulu, Sayang. Nanti ayah dan ibumu juga adik-adikmu datang, kau bau badan, belum mandi." William Lee berkata dengan mimik serius, sambil menyembunyikan ponsel Wilma Herdian di kantung celananya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com