Andi Nugraha menoleh ke arah asal suara. Meletakkan kembali ponsel milik Wilma Herdian ke atas meja.
"Kak Andi, ini pesanannya." Syaima, pramusaji rumah makan langganan Andi Nugraha memindahkan pesanan Andi Nugraha dan Wilma Herdian dari nampan ke meja makan, satu per satu.
Dua nasi putih, dua potong dada ayam geprek-sambal lalab, dan dua gelas es jeruk.
Andi Nugraha bukan kali pertama mengajak Wilma Herdian makan di tempat itu. Sebelum Wilma Herdian bekerja di TTO Bogoria, saat masih sekolah, Andi Nugraha pernah beberapa kali mengajak Wilma Herdian makan di tempat itu. Karena, selain dekat dengan kantor Andi Nugraha, banyak pilihan menunya, dengan porsi pas, rasa pas di lidah, harganya pun relatif murah.
Karena itulah, Syaima bisa begitu akrab memanggil nama pelanggannya. Pria lajang yang cukup tampan dengan perawakan tinggi besar. Rambut lurus, belah tengah. Dagunya berhias janggut tipis.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com