Setelah beberapa saat kemudian, mobil Riko sudah terparkir di depan klinik dokter kulit. Segera pula Riko mengajak Sakinah untuk turun, namun Sakinah tetap bertahan diam karena beberapa alasan.
"Ayo turun sayang!" ajak Riko.
Sakinah malah menutup wajahnya dengan ke dua telapak tangan dia.
"Kenapa?" tanya Riko.
Perlahan ke dua tangan Sakinah dibuka dan mulai bicara.
"Abang nggak lihat apa yang aku pakai ini?" Sakinah balik bertanya.
Riko menggelengkan kepalanya karena tidak paham apa pun yang ditanyakan Sakinah.
"Apa sih sayang? Kamu nggak kurang sedikit pun," jawab Riko.
Sakinah menelan ludahnya sendiri dan menarik tangan Riko lalu meletakannya pada kain daster yang dia kenakan.
"Ini kain daster, apanya yang salah?"
"Abang ini pura-pura tidak lihat? Atau memang nggak sadar sih? Aku ini dari semalam pakai baju daster bibi yang gede banget ini, apa Abang nggak malu bawa istri seburuk ini penampilannya masuk ke klinik?" keluh Sakinah.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com