"Nak Riko duduk berhadapan dengan Pak Hambali ya! Lalu jabat tangannya!" seru sang ustad.
"Neng Sakinah duduk di samping Nak Riko!" kembali sang Ustad menbenahi posisi duduk sebelum acara ijab kabul dimulai.
Aminah mencoba membujuk Naima, yang tidak mau lepas dari pangkuan Sakinah, namun Naima tetap enggan turun dan lagi-lagi Sakinah ikhlas menggendong Naima meski acara tersebut sangatlah sakral.
"Bagaimana para saksi sah?" tanya sang ustad.
"Sah," jawab para saksi.
Dalam satu tarikan nafas, Riko lancar mengucapkan ijab kabul. Sehingga pada malam itu Sakinah sah menjadi istrinya.
"Sekarang cium tangan suamimu Neng Sakinah!" seru sang Ustad kemudian.
Meski sulit bergerak, untuk yang pertama kalinya Sakinah mencium punggung tangan Riko. Dan Riko pun mencium dahi Sakinah sekaligus Naima yang iri ingin dicium juga.
"Nai juga dicium dong Pah!"
Semua orang tertawa mendengar kelucuan Naima tersebut. Rasa haru pun berubah jadi senyum bahagia.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com