Sementara Viona masih saja terisak sedih. Namun kali ini, nafasnya sudah mulai teratur. Belaian lembut sang mama berhasil menenangkan hatinya.
Dengan suara lembut dan tenang, wanita setengah baya itu berkata pada Viona, putri semata wayangnya.
"Maafkan mama, Nak. Mama tidak bermaksud jahat dengan memarahimu. Mama juga merasa sedih karena meninggalnya Nenek Cecilia," terang Nyonya Deborah.
"Maafkan Mama," ucap lembut wanita setengah baya itu.
Kemudian Nyonya Deborah pun mencium dengan hangat dahi putri semata wayangnya itu.
"Tabahkan dirimu, Nak," ucap lembut Nyonya Deborah.
"Semua yang hidup pasti akan menemui ajal. Tidak ada yang abadi didunia ini," lanjut wanita setengah baya itu.
"Saat ini yang bisa kita lakukan hanyalah memberikan penghormatan terakhir pada Nenek Cecilia, dengan mengantarkan beliau ke tempat peristirahatan yang layak," lanjut wanita itu lagi.
"Kuatkan dirimu, Nak! Mama percaya Viona bisa jadi wanita yang lebih tangguh lagi," rayu Nyonya Deborah.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com