Nyonya Deborah melihat Viona masih saja mengaduk – aduk sereal di mangkuknya. Ditambah lagi, jawaban puteri semata wayangnya itu tentu membuat Nyonya Deborah Ryders, semakin geregetan.
"Jangan bertingkah seperti anak kecil, Viona!"
"Cepat makanlah sereal itu, meski hanya dua tiga suap saja!" omel Nyonya Deborah lagi pada puterinya.
Namun Viona hanya menjawabnya dengan singkat dan tak bersemangat.
"Hm, baik maka---," balas Viona.
"Please Viona jangan manja. Mama mengerti perasaanmu. Mama juga merasa sedih akan kepergian Nenek. Tapi tolonglah mengerti, kita tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan ini. Sehingga mengorbankan kesehatan kita sendiri!" terang Nyonya Deborah.
"Cepat habiskan sarapanmu! Kita harus segera berangkat ke Rumah Sakit Saint Victoria untuk mengurus jenazah Nenek Cecilia," omel Nyonya Deborah lagi
"Iyaa, baik Mama," balas Viona dengan sedikit ogah – ogahan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com