“Tan, kamu nggak pakai BH ya?” gumam Pak Dika dengan wajah merah padam dan sukses bikin aku auto sesak napas dengarnya.
Mampus! Kok dia tau, sih? Perasaan baju aku nggak nerawang loh. Cenayang ya dia?
Tadinya, aku pengen langsung kabur aja, pas Pak dika ngomong gitu. Soalnya, aku malu. Gila! Cuma pas aku baru saja hendak berbalik, mataku tak sengaja bersirobok dengan mata emaknya si Bella.
Aku pun auto batal muter balik dan mencoba menebalkan muka. Soalnya, aku nggak mau dong di ketawain sama cewek satu itu. Malah yang ada, otakku mencetuskan ide gila dan aku rutuki setelahnya.
Mau tau apa?
Duh, malu aku tuh sebenernya buat cerita. Soalnya ... ya ... gitulah.
Asli aku pengen nangis ceritanya.
Jadi ... waktu itu tuh, dengan gaya sok anggun, aku pun mengibaskan rambut panjangku, sambil bilang, “Bukan cuma yang atas loh yang bebas hambatan, Mas. Tapi yang bawah juga tanpa pengaman. Mau lihat nggak?” desisku sambil mengerling nakal.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com