webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Teenager
Zu wenig Bewertungen
416 Chs

Satu Kamar

"Ya sudah, kalau begitu..., aku istirahat dulu ya."

"Ah iya silakan."

Aku segera ke luar dari kamar Hamzah lalu menuju kamarku sendiri.

Atas obrolan yang tadi kami bicarakan, entah kenapa hatiku semakin tenang tak karuan.

Dia selalu menenangkanku untuk berbagai soalan.

Walau banyak hal yang masih berbanding jauh dengan Alif, tapi setidaknya Hamzah sudah bisa mengobatiku untuk itu semua.

"Eh, lho?" aku menggerak-gerakan engsel untuk membuka pintunya.

"Kenapa tidak bisa dibuka?" aku kembali mendorong pintunya tapi tetap tak ada hasil.

"Argh! Ini pasti ulah Ayssa." aku mengucek kepalaku gusar, "bagaimana aku tidur nanti?"

Lantas aku turun dan mengetuk pintu kamarnya.

Aku berusaha menelepon beberapa kalipun, dia tak menjawab sama sekali.

"Aku tidur di mana?" terus saja pikiranku berkecamuk mencari tempat.

Awalnya..., aku mau ke kamar bi Minah. Tapi ketika kuingat lagi, beliau tidur bersama suaminya.

Ah, mana mungkin aku ikut tidur di sana!

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com