webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Teenager
Zu wenig Bewertungen
416 Chs

Penangguhan Hati

"Kamu berdoa untuk seluruh kesehatan keluargamu. Tapi..., kenapa kamu tak berdoa untuk dirimu sendiri?"

Hamzah tersenyum lalu menunduk.

Aku turun dari kasur kemudian masuk ke kamar mandi untuk berwudu.

Setelah selesai, aku keluar lalu menghampirinya.

"Apa..., di sini ada mukena?" tanyaku.

"Oh ada." Hamzah berdiri lantas mengambilnya di lemari.

"Ini," katanya kepadaku.

"Terima kasih."

"Sama-sama." Hamzah kembali duduk lalu mengambil Al-Qur'an.

Aku dan dia berbeda tempat.

Hamzah di kursi, sementara aku di tempat dia sembahyang tadi.

Kupakai mukena itu lalu melakukan solat malam sekhusyu mungkin.

Sampai pada akhir salam, aku masih melihat Hamzah duduk di sana sembari melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an.

Kuangkat kedua tangan, semua keluh kesah yang kami hadapi bersama, perlahan kukatakan semua pada sang Pencipta.

Berharap..., ada salah satu dari harapan kami yang terkabulkan oleh Dia.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com