webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Teenager
Zu wenig Bewertungen
416 Chs

Menjemput Amzar

Beberapa hari kemudian...

Suasana pagi tak seperti biasanya.

Langit tampak cerah dan sorot mentari sudah mulai menyinari bumi.

Aku, bersama Hamzah dan akang sudah bersiap-siap rapi untuk pergi ke sel.

Hari ini, Amzar akan dibebaskan dengan segala jeri payah adiknya, Hamzah.

Kasus Amzar terbilang cukup berat. Namun atas bantuan pengacara, Amzar akhirnya bisa keluar dari bui dengan beberapa syarat.

"Bagaimana kalau sikapnya nanti kepadamu masih jahat?" tanyaku pada Hamzah. "Kamu terakhir menemuinya saat itu ketika bersama akang. Kamu juga kan tahu respon Amzar hanya diam dan tak mengatakan apa pun. Bagaimana kalau nanti dia keluar dari penjara kemudian akan mencelakai kamu?"

"Akang yang akan bergerak lebih maju untuk membicarakannya dengan Amzar. Akang akan coba buat dia mengerti dengan semua permasalahannya." jawab pria yang berada di belakangku ini.

"Alhamdulillah. Terima kasih banyak, kang." ucapku.

Kulihat dari kaca spion, dia tersenyum.

"Sama-sama, mbak."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com